Love Material [Soonhoon]

Chapter 2

-LOVE MATERIAL Chapter 2-

Pairing: SoonHoon/HoZi

Caster: Kwon Soonyoung/Lee Jihoon/ Seventeen's member

Lenght: Multi-chapter.

Genre: Drama, Hurt Comfort, Sad, Romance.

Rating: T (PG-15)

Tanda -oOo- sama dengan Flashback.

Happy Reading^^

.

.

...

Soonyoung membersihkan tangannya di wastafel, jemarinya benar-benar kotor. Bulpoin hitam miliknya rusak dan tintanya meluber ke mana-mana. Beruntunglah hanya sedikit yang terciprat ke tangan dan tak mengotori kemeja putih bergaris cokelat yang ia pakai.

"Tiisu habis?" Ia mendesah kecewa begitu mendapati tempat gulungan tisu kini kosong melompong.

Soonyoung menggoyangkan tangannya, bermaksud supaya titik air segera berjatuhan, namun usaha itu tetap tak membuat tangannya lekas mengering.

"Ini, pakailah."

Soonyoung berpaling pada seseorang yang berdiri di sisinya sambil mengulurkan sapu tangan hijau tosca. Tak berucap apa pun, Soonyoung hanya menatapnya datar. Mengacuhkan. Lalu, menghadap ke kaca lagi. "Tidak, terima kasih."

Sosok di samping Soonyoung tersenyum maklum. Disimpannya balik sapu tangan miliknya ke kantung celana. "Ada jam kuliah lagi?" Tanyanya berbasa-basi. Dengan seksama, ia perhatikan cara Soonyoung merapikan rambut dan membenarkan kerah kemeja. "Soonyoung, boleh aku menanyakan sesuatu?"

Hening.

Jihoon memainkan kausnya. Kata-kata yang sebelumnya sudah dia susun rapi, kini berubah menjadi potongan puzzle yang berserakan, dan ia bingung bagaimana cara menyusunnya seperti semula.

Suasana toilet yang sepi cukup mendukung. Kedua insan itu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tidak, lebih tepatnya hanya Lee Jihoon yang pusing harus merangkai kata, sementara Soonyoung hanya menatap bayang Jihoon dari pantulan kaca di hadapannya.

Kini, Soonyoung telah menghadapnya kembali. Sosok itu memang tidak bicara, tetapi Jihoon tahu kalau Soonyoung memberinya ijin untuk bertanya.

"Aku..."

"Kau mau bertanya apa sebenarnya? Aku tak betah lama-lama di sini," Soonyoung memangkas. Ada sarat keberatan dalam kalimatnya dan sepertinya ia ingin segera enyah dari sana.

Jihoon didera gugup, bibirnya mulai terbuka, akan tetapi dia tidak tahu harus memulai dari mana.

Ponsel milik Soonyoung bergetar, dengan cekatan si pemilik merogoh kantung, dan epat-cepat ia menggeser display hijau.

Jihoon diam. Fokus menyimak Soonyoung berbincang dengan seseorang. Ia menghembuskan napas pelan, setidaknya Soonyoung memberinya celah untuk bisa berpikir sejenak. Sambil menunggu, Jihoon mulai menebak, siapa kiranya yang sedang menghubungi Soonyoung? Kekasih barunya kah? Sebab beberapa menit lalu raut wajah pemuda itu berubah sumringah begitu melihat layar ponselnya menyala.