Kedua mata biru terang yang sedang menatapnya dengan kesal adalah pemandangan yang pertama kali dia lihat, begitu Flau membuka matanya untuk menyambut datangnya pagi hari yang cerah ini.
" Ada apa dengan ekspresimu itu, Paul? " Tanya Flau dengan malas, dia lalu menegakkan tubuh dan melakukan peregangan kecil pada otot-otot lengannya yang masih terasa kaku, khas seseorang yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya.
" Cuci mukamu dan gosok gigimu lebih dulu, aku tidak tahan dengan bau mulutmu itu. Baru kita bicara. " Perintah Paul, lalu dia beranjak pergi menuju dapur kecil milik Flau dan mulai mengeluarkan bahan-bahan makanan untuk dimasaknya sebagai sarapan.
" Dasar! Kalau kamu tidak tahan, ya sudah pergi sana! Jangan menganggu hari liburku! " Seru Flau dengan langkah bersungut-sungut menuju kamar mandinya.
" Astaga, dia benar-benar tidak seperti seorang gadis. Aku bingung kenapa dengan sikap seperti itu, masih banyak pria yang mengejarnya? " Tanya Paul dengan bingung pada dirinya sendiri.
_____
Sementara itu, Joyz nampak sangat marah di dalam ruang kerjanya. Dia menatap tajam ke arah Jared yang kini sedang berdiri di depannya dengan takut.
" Apa kau tidak paham dengan perintahku malam itu?! " Tanyanya dengan emosi yang meluap-luap.
" Maafkan saya tuan, saya benar-benar melewatkan hal yang sangat penting. " Ucap Jared yang hanya bisa menundukkan kepalanya di hadapan tuannya yang kini sedang marah besar padanya. Sungguh, ini adalah pertama kalinya dia melihat tuannya itu marah besar seperti sekarang ini dan itu membuatnya benar-benar ingin melakukan bunuh diri saat itu juga.
" Kau pikir aku bisa dengan mudah memaafkanmu?!" Tanya Joyz dengan sinis, nada suaranya meninggi dan bisa dipastikan kalau saja ruangannya itu tidak kedap suara, maka seluruh karyawan Joyz pasti akan mendengar amukannya itu.
" Sungguh, maafkan kesalahan yang saya perbuat kali ini, tuan. " Ucap Jared dengan nada memohon.
Rahang Joyz terkatup mendengar permohonan Jared, dia berusaha sekuat tenaga untuk menekan emosinya agar bisa mentolerir kesalahan anak buahnya itu, mengingat Jared sudah cukup berjasa bagi perusahaannya. Dengan kasar, Joyz melempar berkas tentang Flau yang diberikan oleh Jared padanya beberapa waktu yang lalu, hingga membuat isi berkas itu berhamburan dimana-mana.
" Pergi dan cari tahu semua tentang gadis itu, kali ini jangan sampai ada sedikitpun yang terlewat darinya. Aku tidak akan memaafkan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya dan aku juga tidak akan segan-segan memecatmu. KAU MENGERTI?! " Perintah Joyz penuh penekanan.
" Segera saya laksanakan, tuanku. Dan terima kasih atas pengertian anda, kalau begitu saya permisi. " Ucap Jared, kemudian dia membungkuk untuk memberi hormat pada Joyz dan segera pergi melaksanakan perintah tuannya.
Joyz memijit pangkal hidungnya dengan dahi berkerut, belum cukup dengan masalah proyek-proyek yang harus segera dia tangani, ditambah dengan ketidakbecusan Jared, benar-benar membuatnya marah bukan main.
Tokk...tokk...
" Masuk! " Perintahnya dari dalam.
Jack yang mendengar perkataan Joyz, segera masuk ke dalam ruang kerja sahabatnya itu dan terkejut ketika melihat banyak kertas yang berhamburan disana-sini. Dia lalu berjongkok dan memungut salah satu kertas yang berhamburan, namun tidak lama kemudian, mata hazel milik Jack melebar begitu membaca isi kertas yang dipegangnya.
" Ini semua berkas tentang Flau?! " Tanya Jack menatap Joyz dengan tatapan tidak percayanya.
Kedua mata Joyz masih terpejam, meski dia mendengar pertanyaan Jack. Karena, dia yakin emosinya akan kembali tersulut, jika dia menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In My Love
RomancePemilik perusahaan real estate terbesar di New York, itulah Joyz Loyard. Pria sempurna yang berumur 20 tahun dengan segala kepamorannya yang dikenal hampir ke segala penjuru dunia. " Aku tidak mengenal cinta dan aku tidak butuh cinta. Yang aku butuh...