" Apa yang terjadi?! Dimana yang sakit?! " Tanya Flau dengan paniknya.
Seulas senyum sedikit terukir di wajah pucat Joyz. Lalu, dengan cekatan dia menggenggam jemari Flau. " Tertangkap. " Ucapnya penuh kemenangan.
Seakan tersadar akan tipuan Joyz, dengan cepat Flau berusaha melepaskan jemarinya dari genggaman Joyz. Namun sayang, meski dalam kondisi yang lemas seperti ini, tenaga Joyz jauh lebih kuat darinya.
" Lepaskan aku, dasar penipu!! " Seru Flau dengan kesal dan berusaha mendorong tubuh Joyz.
" Hei! Aku tidak menipu kamu, Flau. Aku sungguh terjatuh karena kepalaku begitu pusing. "
" ...kalau kepalamu yang pusing kenapa kamu memegang dadamu?! "
" Ah...kalau itu aku ingin sedikit mendramatisir keadaan. " Jawab Joyz dengan kekehannya.
" Dasar! Kamu tidak tahu apa, seberapa aku mengkhawatirkan dirimu?! "
" Terima kasih, karena telah mengkhawatirkan diriku. "
Flau terdiam mendengar ucapan tulus dari Joyz untuknya. " Bangunlah, aku harus kembali. Karenamu, aku harus meninggalkan meeting penting dengan seorang penerbit. Dasar! Kalau aku tahu kamu baik-baik saja, seharusnya aku tidak datang kemari. " Rutuknya dengan kesal, Flau segera berbalik dan berniat akan pergi sebelum lengannya tertahan.
" Jangan pergi, kumohon jangan pergi meninggalkan aku lagi, Flau. " Ucap Joyz dengan nada memelas.
Mendengar itu, Flau kembali menarik nafas berat dan menghembuskannya dengan perlahan. " Katakan padaku, alasan apa yang membuatku harus tinggal bersamamu lagi? Hubungan kita telah lama berakhir, Joyz. Aku sudah tidak lagi memiliki hubungan apapun denganmu. "
" Karena kamu milikku dan aku milikmu, karena kamu mencintaiku juga aku yang mencintaimu, Flau. Sampai sekarang, aku tidak pernah menganggap hubungan kita telah berakhir. Dari dulu sampai sekarang, yang ada dihatiku hanyalah kamu, gadis yang kucintai dengan sepenuh hatiku, Flaurestya Housten. " Ucap Joyz tulus.
Deg....
Cinta? Joyz bilang bahwa dia mencintai Flau? Suara Flau seakan tercekat, hingga membuatnya tidak bisa berkata apapun. Mata coklatnya kini hanya bisa memandang wajah tampan yang kini berada di hadapannya dengan pandangan tidak percaya.
" Percayalah. Aku sungguh mencintaimu, Flau. " Ucap Joyz kali ini dengan nada tegasnya.
" ...."
Flau yang masih tidak dapat berkata apapun, kini setelah dia mendengar ucapan Joyz, dengan cepat Flau menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang nampak bergetar. Sebulir air mata jatuh, tanpa dimintanya. Dia begitu terharu, senang, juga tidak percaya akan apa yang telah diucapkan oleh Joyz padanya.
" Apa ini...sungguh kamu, Joyz? " Tanya Flau teramat pelan, dengan sebelah tangan yang memegang lembut pipi pucat Joyz, meminta penjelasan.
Kedua mata Joyz terpejam, membiarkan jemari hangat Flau yang telah lama dirindukannya memegang wajahnya. Dengan perlahan Joyz juga menggenggam jemari Flau yang kini masih menyentuh wajahnya.
" Ya, ini aku, Flau. "
" Sungguh kamu yang mengatakan semua itu padaku, Joyz? "
" Ya. Aku yang mengatakannya dan maaf karena terlambat mengatakannya padamu, Flau. "
" Aku...sungguh bahagia, Joyz. " Balas Flau dengan senyum manisnya.
" Begitu juga denganku. " Ucap Joyz dengan senyum cerahnya. " Maukah kamu kembali menjadi kekasihku, Flau? " Tanya Joyz yang kali ini dengan senyum menawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In My Love
RomancePemilik perusahaan real estate terbesar di New York, itulah Joyz Loyard. Pria sempurna yang berumur 20 tahun dengan segala kepamorannya yang dikenal hampir ke segala penjuru dunia. " Aku tidak mengenal cinta dan aku tidak butuh cinta. Yang aku butuh...