Setelah kejadian tadi , Johan segera masuk kedalam kamar untuk menenangkan pikirannya .
Ia merasa tidak tega melihat Mamah nya dengan kondisi seperti tadi .
Johan tau , Mamah nya sangatlah sayang kepadanya . Mamah nya tidak ingin Johan pergi meninggalkannya . Kali ini Johan berniat untuk merubah sikap nya . Yang dulu nya ia nakal , angkuh , sombong . Kini ia ingin perlahan merubah semuanya menjadi lebih baik .
Entah bagaimana cara nya . Ia akan berusaha semaksimal mungkin .***
Keadaan kelas kali ini hening . Tak ada satupun yang berani berbicara . Semua diam seribu bahasa . Guru Matematika yang terkenal paling killer kini tengah memberikan materi . Namun , materi yang diberikannya tak ada satupun yang dapat dicerna oleh otak siswa 10 IPA 6 .
" Jadi , apa yang dimaksud dengan matriks ? " Pertanyaan mencekam dari Bu Asih telah terlontar dan mengakibatkan semua mengalami senam jantung tiba-tiba .
Semua nya menjadi kikuk , alibi mencari jawaban dari buku pun telah dilakukan semua nya . Namun tak ada yang menemukan jawaban itu . Sungguh miris .
" Kalian tidak punya mulut untuk bicara ya ? "
Hening . Masih dalam keadaan yang sama .
" Kamu Sania Reya ! Kenapa kamu tidur dikelas ha ? Apa matriks itu ? "
Segera ia bangun dari tidur pulas nya tadi .
" Matriks itu anu Bu . Ng saya belum belajar bu . Maaf "
" Kamu ini jadi pelajar kenapa tidak pernah belajar ? Harus nya kamu gunakan waktu luang mu untuk belajar ! Mau jadi apa kamu nantinya jika belajar saja tidak mau ? Kalian semua mau jadi apa ? Kalian yang perempuan mau jadi babu ? Kalian yang laki-laki mau jadi kuli ? Iya ? "
" Nggak Bu ! " jawab mereka bersamaan .
" Kalian ini . Giliran ditanya pertanyaan retoris seperti ini saja dijawab . Sedangkan pertanyaan yang bermutu tidak dijawab . Sania ! Sana kamu keluar cuci muka ! Jangan ada yang berani tidur dikelas saya !"
Tanpa menjawab apapun Sania keluar seorang diri . Ia bersyukur Bu Asih menyuruhnya keluar . Waktu ini akan ia gunakan untuk pergi ke perpustakaan melanjutkan tidur siangnya . Jam mengajar Bu Asih tinggal 15 menit dan sebentar lagi istirahat . Tak apalah tak kembali . Ia bisa saja beralasan jika ia di perintah oleh guru lain untuk membantu guru tersebut .
**
" Jo temenin gua ke perpus balikin buku "
" Alah mager gua . Sama yang lain aja Dim "
" Yailah lo . Ini gua disuruh sama Bu Devi buat balikin buku weh . Tega banget lo sama gua "
" Hah . Yaudah lah "
Johan dan Dimas menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku paket Bahasa Inggris yang tadi dipinjam nya . Setelah sampai disana , perpustakaan dalam keadaan sepi . Tak ada seorang pun murid . Mengingat sekarang sedang jam pelajaran .
Namun , ketika Johan dan Dimas hendak menaruh buku di rak buku , mereka terkejut . Ada kaki dibalik rak buku di pojokan .
Mereka ingat tentang cerita sekolah bekas kuburan ini . Mereka saling berpandangan dan berbisik ." Apa iya Jo , siang-siang gini setannya udah mulai muncul ? " ucap Dimas ngeri
" Ngga usah gitu lo . Bikin gua takut aja . Udah kita ucap salam aja terus kita taruh buku di rak "
" Tapi gua takut Jo "
" Ah cemen lo "
Johan memberanikan diri ada pada posisi depan dengan Dimas dibelakangnya . Mereka berjalan mengendap-endap ketakutan karena kaki itu .
Rasa penasaran Johan begitu tinggi . Sehingga ia bertekad untuk melihat ada apa sebenarnya diujung sana . Mungkinkah itu hantu ? Atau manusia biasa ?
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERTASTE
Teen FictionSania Reya Bramantyo menjalani lika liku percintaan nya di bangku sekolah menengah atas bersama Johan Andrew Samudra . Lelaki yang akan menjadi romeo bagi nya di kehidupan remaja nya . Orang ketiga memang menyebalkan , apalagi orang keempat . Sungg...