Keanehan

316 23 0
                                    

"Tapi gue terlanjur denger dan kepo" jawab Pristin dengan jujurnya.

Jantung lelaki tersebut terasa berdetak lebih cepat dari biasanya saat mendengar jawaban Pristin.

'Kenapa jantung gue' batinnya sambil menggeleng - gelengkan kepalanya berusaha menetralkan jantung dan pemikirannya.

"Perasaan? Sahabat? Pristin? Maaf? Bodoh? Itu maksutnya apa?" Tanya Pristin dengan polosnya.

Seketika tubuh lelaki tersebut menegang dan hatinya terasa tersentak, lidahnya kelu tak bisa menjawab pertanyaan Pristin.

"Apa maksut lo gue bodoh? Gue sahabat lo yang gak punya perasaan dan bodoh? Apa itu artinya?" Tanya Pristin dengan nada bingungnya dan ekspresi menebak - nebak.

"Nggak, bukan gitu Pris. Yaampun lo salah paham Pristin bukan gitu" jawab lelaki tersebut.

"Trus apa?" Tanya Pristin makin penasaran

"Ya gaada. Udah ya gak perlu dipikirin. Mending sekarang kita balik ke kelas" ajak lelaki tersebut.

Pristin masih sibuk dengan pikirannya namun lelaki itu sesegera mungkin membawa Pristin keluar dari lapangan.

'Ternyata lo juga punya perasaan yang sama kayak gue Di' gumam seseorang yang sedang menatap kedua orang keluar dari lapangan basket dengan tatapan sendunya.

♝♝♝
Rumah

Fredo datang dengan muka lesunya. Entahlah dia merasa sangat lelah untuk hari ini. Bukan lelah karna sekolahnya namun, karna perasaannya. Fredo masuk kamarnya dia menaruh tasnya disebelah meja belajar setelah itu dia tiduran diatas ranjang dengan gitar dipelukannya. Saat perasaannya kacau seperti ini Fredo memang lebih suka bermain dengan gitarnya. Karna menurutnya itu akan membuat hatinya tenang.

Disisi lain Aldi juga sama seperti Fredo datang dengan muka lesunya membuat orang dirumahnya cukup bingung melihat ekspresi Aldi.

"Kenapa lo Di muka ditekuk kayak koran bekas gitu?" Sindir Viona kakak Aldi. Aldi hanya mengedikkan bahunya.

Setelah itu ia menuju tangga untuk kekamarnya. Aldi mengambil bola basket dan memainkannya diatas ranjang. Kegiatan yang selalu ia lakukan saat perasaan dan fikirannya kalut.

♝♝♝

Pristin mengerjapkan matanya saat dirasa badannya pegal. Dia tidur sejak pulang sekolah tadi sampai saat ini jam wecker minionnya menunjukkan pukul 7 malam.

Pristin menggeliatkan tubuhnya merenggangkan ototnya yang dirasa pegal. Dia keluar menyusuri tangga menuju dapur. Pristin melihat mamanya sedang menyiapkan makan malam.

"Yaampun anak mama kenapa belum mandi" oceh mama Tania dengan comelnya saat melihat anak gadisnya belum mandi

"Baru juga bangun ma" jawab Pristin sambil menuang air putih kedalam gelas kesayangannya.

"Yaudah mandi gih, terus makan malem. Mama udah masak makanan kesukaan kamu nih" pesan Mama Tania sambil menunjukkan hasil masakan kesukaan anak tercintanya itu.

"Iya ma bentar lagi." Jawab Pristin dengan santainya

"Oh iya ma, tadi waktu Pristin tidur Fredo sama Aldi gak kesini ma?" Tanya Pristin menerka - nerka

"Emm.. nggak tuh sayang" jawab Mama Tania sambil menuang daging asam - manis ke mangkuk saji.

"Tumben mereka gak kesini, tadi juga disekolah aneh" Gumam Pristin yang sempat terdengar oleh mamanya yang ikut mengernyitkan dahi saat ingin bertanya Pristin sudah menaiki tangga kembali kekamarnya.

"Mandinya pake air hangat sayang" teriak Mama Tania dari dapur

"Iya ma" balas Pristin dengan malasnya.

Dikamarnya Pristin tak langsung mandi dia menuju balkon kamarnya dan mengambil teropong minion kesayangannya. Diarahkannya teropong itu menuju dua rumah dihadapannya, rumah Aldi dan Fredo. Diliatnya dua rumah itu dengan lekat tak ada gerak - gerik bayangan seseorang di dua balkon sebrang rumahnya.

Pristin pun mengambil hpnya dan bermaksut menelfon salah satu dari mereka.

Via telfon

'Halo Di?'
'...'
'Tum...


▲▲▲△△△▲▲▲△△△▲▲▲△△△▲▲▲

jangan lupa tinggalin jejak;)

VOTE★★★

COMMENT:*

TAMBAH KE READING LIST KALIAN:*

FOLLOW AUTHORNYA;)

Baca juga cerita pertama + kedua gue:
  1. KEJEBAK NYAMAN
2. RAINBOW IN THE STAIN RAIN

Cerita ketiga ini gue buat pendek perchapternya. Cuman 500 kata.

Slow publish, minim 10 vote perchapter gue baru publish chapter berikutnya:)

Penulisan : 18/09/ 2016
Publish :

RASAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang