New Begin 4

339 40 1
                                    


"saat itu aku belum menyadari betapa tampannya ia, dan bagaimana bisa aku berinteraksi dan bertemu dengan sosok ia."

Pagi-pagi Yoona sudah terlihat segar dan cantik, sepertinya ia sudah mulai mengambil langkah dan menyudahi segala rasa sakit hatinya. Setidaknya ia ingin menunjukkan niatnya untuk melangkahkan kakinya dengan benar-benar melepas apa yang seharusnya ia lepaskan. Ia sedang duduk di meja makan dengan sepasang roti bakar yang tinggal setengahnya itu dan ditemani dengan segelas susu coklat hangat. Dengan melihat penampilannya pagi ini pasti unnie-unnienya tau bahwa dia akan keluar rumah, memakai jens pensil berbawarna biru dengan kemeja berwaana peach yang seperti kegedeaan itu dengan tas slempangnya dan kaos kaki putihnya.

"Pagi Yong! Wah, fresh sekali kau pagi ini? Pasti karna pangeran semalam", goda Yuri sambil mnyruput setengah coklat panas Yoona

"Unnie, kau ini kebiasaan sekali !", respon Yoona dengan mempoutkan bibirnya

"Wah, sepertinya matahari kembali terbit hari ini!", ledek Sooyong. "Pagi-pagi mendengar suara berisik kalian, pertanda aku tak perlu lagi memasang alaram. Hahahaha".

"Yuri unnie menghabiskan susu coklatku unnie, dia slalu seperti itu", adu Yoona yang dibuatnya dramatis.

"Aigoo, masih setengah gitu, habis dari mananya?", elak Yuri. Oya Soo, laki-laki kemarin, kau mengenalnya?"

"Baru kenal lebih tepatnya. Ia mitra sekaligus sahabatnya si Evil Kyuhyun, hanya itu." Jelas Sooyong.

"Ah, sayang sekali. Sepertinya akan bagus jika Yoona bisa dekat dengannya", goda Yuri.

"Aigoo, kau ini ngomong apa unnie. Mandilah ini sudah siang atau kau akan terlambat ke kantor", gerutu Yoona dengan malas. "Aku ke kampus dulu nee, ada perlu dengan Soojong unnie deul."

"Soojong ke Seoul? Hati-hati nee", balas Sooyong.

"Nee unnie." Pamit Yoona smabil menutup pintu.

Sebenarnya ia ke kampus untuk keperluan adikknya Krystal. Jika saja si Soojong alias Krystal tidak menelponnya dini hari untuk meminta bantuannya, mungkin ia masih setia di atas ranjangnya. Namun tidak ada salahnya juga menghirup udara pagi sekaligus ketemu dengan dongsengnya tercinya itu. Baru saja ia memikirkan adikknya itu, tak lama dari itu ponselnya bordering dan menampilkan nama adiknya di layar.

"Unnie, mianhe nee. Unnie dengarkan aku dan jangan marah dulu. Unnie sungguh aku ingin pergi ke kampus unnie untuk menyelesaikan urusanku dan bertemu dengan unnie. Namun tiba-tiba aku harus menggantikan Suli untuk lomba cheerleader unnie, kakinya cedera. Unnie tau kan aku sudah lama resign dari ketua cheer, tapi kali ini sekolah butuh aku unnie. Unnie,kau masih disana?", tanya Krystal dengan panik.

"Terus?", respon Yoona yang masih tak mengerti namun tetap mendengarkan.

"Jaid unnie, mianhe aku tidak bisa kesana karena kejadian mendadak ini. Aku minta tolong pada unnie, foto kan semua yang menarik dari bazar di kampus unnie. Dan akan aku emailkan bahan apa saja yang aku butuhkan untuk artikelku unnie serta semua datar pertanyaan yang harus unnie tanyakan serta nara sumbernya semua akan aku emailkan. Jaebal, help me unnie, nee?", tanya Krystal memohon.

"Lalu aku bisa bilang apa Soojong selain, 'nee?", jawab Yoona Pasrah.

"Kau yang terbaik unnie, gumawo nee. Saranghae. Aku tutup unnie, aku harus latihan setidkanya sekali sebelum lomba. Unnie jang", jawab Krystal. Dan ponsel terputus sepihak.

Tidak lama kemudian, email dari Soojong masuk dnegan segala note dan intruksi yang Yoona butuhkan untuk membantu adikknya. Well, sedikit setengah hati Yoona melakkannya karena disana tentunya sangat ramai dan ia harus menanyakan A,B,C,D ke beberapa mahasiswa yang tentu sedikit merupakan kekurangan Yoona untuk berinteraksi dengan lawan jenis, namun setidaknya ia sedikit tenang karena ia meyakini bahwa mereka mungkin lebih muda darinya sehingga ia tidak terlalu merasa deg-degan. Hampir semua bahan dan foto yang dibutuhkan ia ambil. Ia juga memotret beberapa gambar yang ingi ia abadikan, lalu ia berjalan ke tempat diskusi terbuka yang sepertinya itu merupakan tempat yang dimaksud Krystal. Satu-satunya tempat yang belum Yoona capai. Di pintu aula ini sudah tertulis bahwa dilarang memotret area panggung, Yoona tau betul itu. Namun secara tidak sengaja ketika ia hendak memasukkan kameranya kedalam tas, dengan tidak sengaja ia justru memotret yang bahkan memakai blits tersebut. Sontak esmeua mata tertuju pada arah dari mana asalnya blits tersebut berasal, yakni kea rah Yoona. Ia yang awalnya pada posisi hendak duduk pun, mengurungkan niatnya dan menunduk sambil membungkuk beberapa kali serta hendak pergi dari tempat itu, namun sampainya ia didepan, pintu di tahan oleh panita yang berada disana. Sungguh adegan yang sangat memalukan, bahkan ia masih tidak berani mengangkat wajahnya. Sebisanya ia menjelaskan kesalahpahaman tersebut namun ia juga menyadari bahwa alasannya terlalu klise. Sungguh ia merutukui kebodohannya tersendiri itu.

New BeginWhere stories live. Discover now