New Begin 7

346 41 2
                                    


Yoona memasuki apartemen kelas menengah atas itu, yakni ke tempat dimana sehun tinggal. Ia msuk kedalam lift dan menekan tombol 40. Ada 60 lantai di apartemen itu dan aturannya di sana adalah semakin tinggi lantainya, maka apartemen itu semakin mewah, termasuk di lantai apartemen Sehun ini. Tidak terlalu banyak kamar seperti kamar-kamnar di lantai sebelumnya. Bangunan setiap nomor lebih luas. Sweet room dan memang sengaja di konsep demikian. Meski semua orang yang tinggal di sini mendapatkan prestise yang sama karena memilih apartemen ini, namun memang terasa berbeda di lantai ini. Dalam hati Yoona heran, orang macam apa yang memilih tinggal di lantai ini, apa pekerjaannya dan mengapa mereka mau menghabiskan uang mereka hanya untuk tinggal di apartemen, bukankah rumah lebih nyaman? Terkadang dia tidak mengerti dengan jalan pikiran orang kaya, begitu pikirnya.

Jam menunjukkan pukul 5 pagi, karena Sehun harus tiba di kantor pukul 07.30 dengan macetnya Seoul pada pagi hari maka ia harus segera menyelasaikan pekerjaannya, ditambah lagi dia bahkan tidak percaya diri dengan masakannya sendiri. Sehungga menurutnya ia akan membutuhkan waktu lumayan lama untuk berkutat di dapur. Mari kita lihat, apa yang ia lakukan.

Tit-Tit, bel pintu apartemen Sehun berbunyi menandakan ada orang yang datang. Terlalu pagi jika cleaning service yang datang. Ia bergegas menuju kea rah pintu apartemennya. Ia menggunakan t-shirt biasa warna putih dengan jogger pants warna abu-abu. Bagi perempuan pada umumnya dia tetap tampan mengenakan apapun. Setelah melihat dari layar intercom ny, setelah sedikit merapikan rambutnya dengan tangannya, ia segera membukakan pintu apartemennya.

"Kau, pagi sekali?"

"Kau juga nampaknya sudah bangun?"

"Tepatnya aku belum tidur."

"Apa???", tanya Yoona terkejut.

"Kau akan masak apa hari ini?"tanya Sehun sambil menggiring Yoona kearah dapur. Yoona mengikutinya dari belakang sembari mengamati isi apartemen ini. Dia masih sedikit tidak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Semua fasilitas disana lengkap, penuh dengan perabotan canggih, unik, mewah dan indah namun kesan manly masih cukup tergambarkan dengan jelas. Melihat tidak ada tanggapan dari Yoona, ia berhenti sebentar dan tidak lama kemudian ia ditabrak Yoona dari belakang. Lalu ia menoleh ke belakang.

"Mian..", ia sedikit malu kedapatan sedang tidak fokus dan malah sibuk memperhatikan apartemen Sehun.

"Kau mau masak apa?", ulang Sehun.

"Kau tinggal sendiri di sini?", Sehun hanya mengangguk, dan kini mereka berdua telah sampai pada dapur Sehun yang di dominasi warna putih dan hitam pada kichen set nya. "Aku mau masak..., mari kita lihat lemari es mu dulu", Yoona membuka kulkas Sehun. Di sana ada telor, beberapa jenis sayur yang biasanya sebagai tambahan untuk membuat ramyun, sisanya adalah buah-buahan, minuman ringan dan susu. Dan di almari bawahnya terdapat banyak sekali berbagai rasa ramyun dan ada beberapa pak roti tawar juga. "Kau bisa makan apa saja?" Yoona menggambil roti tawar itu dan bertanya pada Sehun.

"Nee, asal bukan racun." Jawab Sehun sambil menyadarkan tubuhnya ke table kitchennya.

"Emm. Karna kulkasmu tidak banyak bahan makanannya, untuk pagi ini cukup sandwitch telor saja dan segelas susu, otte? Atau kau mau hot choco or orange jus?"

"Untuk sekarang call, susu putih saja. Tapi tolong dua porsi denganmu, aku tidaksuka makan sendirian. Nanti sepulang kerja akan ku antar kau berbelanja." Terdengar sebuah pernyataan yang sepertinya tidak memerlukan jawaban Yoona.

"Lalu biasanya kau sarapan dengan siapa?"

"Xiumin hyung, biasanya dia membuatkanku ramyun. Orang yang menemanimu di café waktu itu. Ia sekertarisku, temanku dan juga hyungku, singkatnya orang kepercayaanku."

New BeginWhere stories live. Discover now