Part 12

670 63 11
                                    

Yang lalu berliah berlalu, siapa yang mengataknnya semudah itu? aku ingin menuinya dan akan kutanyakan banyak hal padanya. Apakah ia jelmaan seorang malaikat?. -Im Yoona-


Bagaimana perasaanmu melihat orang yang kau sayang menggandeng tangan orang lain, tertawa karena orang lain, mengorbankan dirinya sendiri untuk orang lain di depan kedua bola matamu. Rasa sakit dan sesak itu masih jelas terasa, hingga untuk menahan air mata pun terasa sulit. Kau paksakan untuk tersenyum dan berkata senormal mungkin, namun rasa sesak di dada itu mempersulit semua. Kau alihkan pandangmu, kau langkahkan kakimu, namun kakimu terjerat pada tempat yang sama tanpa tau harus melangkah kemana dan harus memandang kearah mana. Rasa sakit itu sungguh menyiksanya, perih dan semakin perih. Tak masalh jika itu hanya senyum palsu, untuk saat ini hal semunafik itupun kau harap dapat tercipta darimu, sungguh tak mengapa meski tidak tulus, setidaknya bagus untuk dilihat orang lain meski pahit untuk diri sendiri.

Langkah yang tiba-tiba terhenti itu mengagetkan Sooyong, Yuri, Kyuhyun dan membuat Minho ikut berhenti. Di lihatnya arah pandang Yoona, dari dinding kaca kedai yang mereka tuju itu mereka melihat Donghae yakni orang yang sangat mereka tahu yang sedang dengan lahapnya memakan ramyun dengan seorang gadis fashionable yang diketahui bernama Jessica. Semua tahu bahwa Donghae adalah mantan kekasih Yoona.

"Kajja, kita bisa cari tempat makan lain oppa.",ajak Sooyongkepada Kyuhyun dan yang lainny6a.

"Oh, tentu. Lagian aku sedang ingin makan kare aja, ini terlalu pedas. Kajja"

Pandangan Yoona masih terpaku kearah dua kekasih itu. Matanya berkaca-kaca, mengungkapkan segalanya. "Anni, kajja kita makan disini saja." Yoona masuk kedalam kedai tersebut dan memilih duduk di pojok ruangnan yang cukup jauh dengan Donghae dan Jessica, namun ia bisa melihat Donghae dengan jelas dari posisi duduknya hingga Sooyong datang dan membelakangi Donghae dan Jessica.

Seorang pelayan datang dan membawakan menu makanannya, semuanya memesan makanan yang diinginkanmasing-masing. Berbeda dengan Yoona malam ini, ia memilih ramyun yang paling pedas, ramyun dengan level pedas tertinggi. Yoona memang menyukai makanan pedas, namun ia sudah tobat semenjak enam bulan lalu ketika ia didagnosis memiliki masalah lambung. Untuk hari ini saja, setidaknya.

"Yak kau!! Kau mana boleh makan pedas?", larang Yuri.

"Kali ini saja unnie, aku kangen dengan makanan pedas. Unnie sudah lama aku rajin dengan tidak menyentuhnya selama ini, hihi." Jawabnya diserati cengirannya.

"Sudahbiarkan saja dia kali ini." Seru Sooyong.

Yoona melupakansesuatu, "Cangkam, unnie-deul, oppa and Minho kalian, otte..?"

"Bagaimana kami bisa mengerti kondisimu?", potong Sooyong. "Kami tau dari Yuri dan Minho."

"Tidak penting bagaimana kami tau, yang jelas kau slama ini pasti kesulitan menyembunyikan semua ini. Merasa ada yang aneh dengan hubunganmu itu, kami memkutuskan untukn tidak banyak bertanya padamu. Meski banyak hal yang ingin kami ketahui." Jelas Yuri.

"Gumawo, unnie." Seru Yoona pada Yuri dan Sooyong. Tidak lama pesenan merekapun datang. Mata Yoona tidak berhenti mencoba mencuri pandang kea rah Donghae dan Jessica. Ia melihat Donghae yang memakan ramyunnya perlahan-lahan. Yoona masih bisa melihat raut wajah Donghae yang menahan ekspresi tidak sukanya terhadap ramyun. Ia tetap memakannya, dan sesekali Jessica yang menyuapinya dari piringnya. Ia tetap tersenyum kepada Jessica dengan memaksakan memasukkan ramyun itu ke mulutnya. Yoona langsung dengan cepatmelahap ramyunnya itu, tidak terasa pedas sama sekali menurutnya bahkan tidak terasa bumbu apapun.

"Yaak, noona pelan-pelan makannya." Seru Minho.

"Aku sudah lama tidak memakan ini Minho ya, atau Sooyong unnie justru akan menghabiskannya nanti."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

New BeginWhere stories live. Discover now