2.2

2K 201 27
                                    

Gedung tua, 9 September 2016 pukul 09.15

Yona dan Sinka mulai berkeliling disekitar lokasi kejadian. Sinka menapaki tangga yang berada dibagian dalam gedung. Beberapa batang kayu dan debu-debu berserakan di lantai. Ia meneliti seisi gedung yang tak berpenghuni itu.

Yona berjalan menyusuri padang ilalang yang cukup tinggi di samping gedung. Dia terus berjalan dengan matanya yang bergerak kesana-kemari mencari petunjuk. Ia sedikit menunduk lalu berjongkok ketika matanya melihat sesuatu yang asing. Tangannya bergerak mengambil benda tersebut.

Kening Yona berkerut. Ia memandangi kartu SIM yang baru ia pungut.

Kenapa bisa ada kartu SIM disini? Kan bangunan tua ini nggak pernah ditempati. Ap-

"Kak Yona!" panggil Sinka yang membuat lamunan Yona tentang kartu itu menjadi buyar.

"Eh? Iya Dut... kenapa?"

"Aku cariin kakak kemana-mana, eh malah disini. Udah nemu sesuatu?"

"Ini..." Yona menunjukkan kartu SIM berwarna merah itu kepada Sinka.

"Kartu SIM?" Sinka terlihat bingung.

"Iya... aku baru nemu di sana tadi. Apa ini ada hubungannya sama kasus kita ya? Soalnya gedung tua ini kan belum pernah ditempati. Mana ada orang yang sengaja kesini terus membuang kartu SIM ini di sini. Dan juga, kalau dilihat dari warna dan bentuknya sepertinya kartu ini masih baru."

"Hemn... bisa jadi kak. Coba masukin ke hp kakak terus lihat riwayat panggilan atau pesannya."

"Cuma ada dua panggilan Dut, ngga ada namanya juga," ucap Yona setelah memeriksa kartu itu.

"Coba ditelepon."

Tuut tuut tuut

"Ngga aktif Dut."

"Hemn.. Gimana kalau yang dihubungi itu adalah korban? Dari waktu panggilannya, apa ngga terlalu aneh. Terjadi sehari sebelum dan dua jam sebelum kejadian. Hp korban juga hilang kan." Sinka mulai menganalisa.

"Bisa jadi tuh, ya udah kita ke rumah korban sekarang untuk nanyain sama suaminya apa ini nomor korban atau nggak. Kebetulan gue sempet nyatet alamatnya."

Sinka mengangguk.

Mereka kemudian bergegas menuju rumah korban untuk memastikan.

***

Ruangan tim Athena, pukul 12.30

"Ngga ada satu petunjuk pun Lid. Gue udah nanya ke semua detektif yang menangani kasus ini dulu. Semua jawaban mereka sama persis dengan apa yang tertulis dilaporan," ucap Saktia kemudian meneguk air putih yang ada di depannya.

Lidya menghela napasnya.

"Gue juga ngga menemukan sesuatu. Pernyataan suami korban juga ngga membantu sama sekali." Lidya menyenderkan tubuhnya pada kursi. Ia memejamkan matanya sejenak. Kasus ini benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.

"Kak Yona sama Sinka belum balik?" tanya Saktia yang juga menyenderkan tubuhnya pada kursi.

"Belum," jawab Melody singkat.

Keheningan kemudian menyelimuti ruangan itu. Mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Melody mengambil catatan kasus yang entah sudah berapa kali ia baca. Ia terus membolak-balikkan halaman demi halaman untuk mendapatkan petunjuk. Tapi hasilnya nihil, tak ada satu pun hal yang ia temukan.

Ceklek

Pintu ruangan tim Athena terbuka. Lidya, Saktia dan Melody segera menoleh ke arah pintu. Ternyata Yona dan Sinka yang datang.

Beautiful Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang