1.3

2.6K 223 15
                                    

Yona sedang duduk di bangku panjang dekat kolam ikan. Ia melemparkan beberapa makanan ikan ke dalam kolam itu. Angin malam yang sesekali menggelitik tubuhnya membuat Yona mengeratkan jaketnya beberapa kali. Ia menatap kosong pada ikan-ikan yang berenang kesana kemari.

"Ehem." Suara seseorang mengagetkannya.

"Cola?" lanjut orang itu sambil menawarkan sekaleng cola dingin untuknya. Yona mengambil minuman itu. Kemudian orang tersebut duduk di samping Yona.

"Gue minta maaf," ucap orang itu yang ternyata adalah Lidya.
"Gue ga bermaksud merendahkan atau meremehkan lo sama temen-temen yang lain. Gue tahu gue egois. Gue tahu, terkadang gue emang kelewatan. Ngomong seenak jidat dan ga mikirin perasaan orang lain. Tapi dibalik itu semua, gue peduli. Lo tahu kan gimana gue sebenernya? Gue cuma ga tahu gimana cara ngungkapin perasaan gue yang sebenernya dengan kata-kata. Dan gue nyadar itu semua salah gue. Ka Yona, sekali lagi gue minta maaf. Gue bener-bener ga bermaksud nyinggung perasaan lo," ucap Lidya panjang lebar. Sedangkan Yona masih diam. Masih menatap ikan yang ada di depannya. Cukup lama mereka diam membisu. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Yaudah gue mau istirahat. Lo jangan kelamaan disini nanti masuk angin." Lidya kemudian bangkit dari duduknya.

"Lid..." panggil Yona yang membuat Lidya menghentikan langkahnya.

"Colanya kurang dingin nih. Gue boleh minta yang lain gak?" ucap Yona lalu memberikan senyumnya.

"Ck dasar nenek." Lidya kemudian memeluk orang yang ia panggil nenek tadi.

"Maafin gue ya?"

"Hemn.. kapan sih gue ga pernah maafin adik gue yang paling nyebelin ini." Yona mengacak-ngacak rambut Lidya.

"Ish jadi berantakan kan rambut gue."

"Biarin. Nih rasain.. nih...nih." Yona justru semakin mengacak-ngacak rambut Lidya.

***

Tim Athena akan memulai penyelidikan mereka hari ini. Mereka semua sudah berada di dalam mobil van berwarna hitam. Saktia berada di belakang kemudi dengan Lidya yang duduk disampingnya. Yona dan Melody yang berada di kursi tengah. Dan Sinka yang asik sendiri di kursi belakang.

"Oke, sekarang kita mengintai di rumah tersangka dulu. Kalau udah dapet beberapa petunjuk dan dugaan FBH bener baru kita sergap," ucap Lidya sambil membolak-balikkan kertas-kertas yang ada ditangannya.

"Siapa kemaren namanya Lid? Gue lupa," tanya Saktia.

"Jonathan Vanz."

"Oh iya, gue ingetnya nama belakangnya aja. Kayak merek sepatu."

"Kalau ga salah dia juga sering muncul di tv kan? Gue beberapa kali lihat muka dia di acara-acara yang ngebahas bisnis gitu," ucap Yona.

"Iya, bapak Jojo ini memang sering muncul di tv jadi motivator atau bintang tamu gitu. Gue juga awalnya ga nyangka dia terlibat kasus. Soalnya kayaknya orangnya baik dan berwibawa. Apalagi namanya dia kan ga ada di panama paper yang di publikasikan ke masyarakat luas. Ini cuma dugaan FBH aja dan cuma kita yang tahu."

"Yah semoga aja kasus ini ga melebar kemana-mana. Gue sedikit khawatir kalau ada hubungannya sama orang penting."

"Hemn semoga aja." Lidya menerawang jauh keluar jendela. Jujur saja dia juga sedikit khawatir dengan kasus ini. Ia takut apa yang menimpa dirinya beberapa tahun lalu akan terulang kembali.

Beautiful Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang