2.3

1.9K 206 18
                                    

"Dia kenapa sih? Aneh banget." Begitulah gerutuan Melody sambil menuruni anak tangga menuju lantai bawah.

"Kak Mel kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu?" Tanya Saktia ketika Melody sampai di sampingnya. Ia sedang membuat teh di dapur lalu Melody datang dengan wajah cemberut dan gerutuan yang Saktia tak tahu apa.

"Itu tuh... si serigala kutub. Main banting pintu gitu aja. Aku kan cuma khawatir, soalnya dia tiba-tiba lari teru-"

"Tunggu... tunggu... serigala kutub? Siapa?"

"Lidya, siapa lagi." Melody lalu mengambil air dingin dari kulkas dan meneguknya langsung.

"Hahahaha siapa tadi? Serigala kutub? Kok kak Mel bisa ngasih nama itu? Hahaha."

"Spontan aja sih. Kan kodenya dia serigala terus orangnya dingin kayak es suka marah-marah. Kan cocok tuh kalau tinggal di kutub sendirian."

"Hahaha ada-ada aja deh. Oh iya, dia kenapa tadi?"

"Itu... kan aku lagi di taman terus gak sengaja liat dia lagi di balkon. Otomatis aku senyum dong, eh dia malah berbalik terus kabur. Kan aneh. Dan juga pas aku samperin ke kamarnya eh aku malah diusir. Nyebelin banget kan tuh serigala. Ish!" Melody cemberut, masih kesal dengan tingkah Lidya.

"Hahaha ya ampun, aku kira apa. Gini kak, Lidya itu emang gitu orangnya. Suka memperhatikan dari jauh, tapi kalau udah deket malah dicuekin. Maklumin aja lah, dia emang punya caranya sendiri untuk memperhatikan orang yang spesial bagi dia." Saktia tersenyum penuh arti.

"Hah? Maksudnya?"

"Nanti kak Mel juga tahu. Aku mau ke depan dulu ya? Dah..." Dengan begitu Saktia meninggalkan Melody yang masih bingung mematung.

***

Ruang perpustakaan, pukul 15.18

Ceklek

Melody perlahan memasuki ruangan perpustakaan. Matanya langsung tertuju pada rak-rak buku yang bertuliskan Astrology pada bagian bawahnya. Ia segera mengambil tangga kemudian mulai mengambil beberapa buku yang menurutnya menarik. Tangannya sedikit kesusahan ketika ingin mengambil buku yang berada di pojok kanan atas.

"Ck! Susah banget sih." Bahkan ia sudah naik pada tangga paling tinggi dan sedikit berjinjit. Namun tetap saja ia tak bisa menggapai buku itu.

Melody mencoba lagi. Kakinya ia jinjit lebih tinggi. Sedikit lagi ia bisa menggapai buku itu. Melody berjinjit lebih tinggi. Dan...

Karena keseimbangan yang kurang...

Akhirnya...

Buk!

Ia terjatuh.

"Kok gak sakit?" ucapnya setelah tak merasakan sakit apapun.

"Ya iyalah, buka tuh mata. Lihat di mana lo jatuh sekarang." ucap seseorang.

Melody mulai membuka matanya perlahan. Alangkah kagetnya ketika ia mendapati dirinya yang berada di gendongan seorang Lidya.

Melody bukannya berterima kasih atau mencoba lepas dari Lidya. Dia justru terpaku. Terpaku pada mata indah yang sedang memandangnya begitu intens. Mata sipit kecoklatan itu seperti mengeluarkan magnet yang menariknya. Mata mereka benar-benar terkunci. Seolah ada sihir yang membuat mereka bertahan pada posisi itu untuk beberapa saat.

Beautiful Stranger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang