Chapter 4 -In The Voilet District & In The Rainbow County Part 1-

299 34 4
                                    

The Battle







Secepat inikah aku diserang lagi?
Aku terlalu bodoh jika berfikir ini telah berakhir.
Akankah aku akan mengalami hal yang menakutkan itu?

Murasakibara hanya diam dan menatap wajahku dengan tatapannya yang selalu malas.
Namun tangannya tak bisa melepaskan pinggulku.

Tatapannya berbeda dengan Midorima dan Kise.
Aku bahkan tak tau arti dari tatapan ini.

"Nee... (Kamu)chin....." panggil Murasakibara

"Ha-haik?" jawabku

"Apakah kau menyukaiku?" tanyanya

Yahari, dia akan menanyakan hal seperti ini.
Apa yang harus aku katakan?
Jika aku bilang tidak, mungkin itu akan menyakiti hatinya.
Jika aku bilang ya, berarti aku tak jujur dengan perasaanku sendiri.

"A-aku......-"

DUAK!!!

Belum kata2ku selesai, kepala Murasakibara ditendang keras oleh seseorang.
Murasakibara terjatuh ke lantai dan memegangi kepalanya yang terbentur keras.

"Jangan lakukan itu, bakayaro....."

"Nijimura-senpai......"

Nijimura melirikku dan membantuku berdiri.

"Daijoubu ka?" tanyanya

"Haik... Arigatou gozaimas....."

"Ttaku.... Kau masih kelas 2 tapi sudah berani menyentuh perempuan.... Apalagi dia itu selalu bersama Akashi, kau mau cari mati ya?" kata Nijimura

"Ha? Aku tak peduli itu milik Akachin atau bukan.... (Kamu)chin itu milikku!!" bentak Murasakibara yang masih terduduk dilantai

"Keras kepala.... Kau bahkan tak selevel dengan (kamu).... Sadarlah, incaranmu dilindungi oleh Akashi... Kau tak mungkin menang..." kata Nijimura lagi

Murasakibara mengerutkan dahi, dia terlihat tak suka ditentang. Dia berdiri dan mengepalkan tangannya seakan itu adalah kode untuk memulai perkelahian. Mungkin karena Nijimura adalah senpai nya, Murasakibara masih menahan diri dengan alasan masih menghormati senpainya itu.

Nijimura juga telah mengepalkan tangannya dan menyuruhku untuk berdiri dibelakangnya. Dia telah siap untuk berduel.

Tubuhku bergidik merinding dan ketakutan.
Maksudku, aku takut akan hal yang berbau dengan kekerasan fisik. Apalagi meskipun Nijimura selalu marah2, dia adalah orang yang baik.
Tak pernah terlihat olehku, Nijimura marah besar.

Tapi apa yang kulihat sekarang?
Seperti sedang melihat kedua pendekar yang saling ingin mencabut pedangnya. Namun hawa ambisi untuk bertarung dihancurkan paksa.

Murasakibara hanya berjalan dan melewati kami. Matanya masih menatap Nijimura, isyarat akan ada pembalasan. Terus seperti itu sampai tubuh Murasakibara yang besar tak terlihat lagi olehku.

Aku bernafas lega.
Orang seperti Murasakibara mungkin jauh lebih berbahaya daripada Midorima. Jika Nijimura tak datang, entah bagaimana nasibku sekarang.

Tubuh ini serasa bergetar pelan. Mataku terasa panas. Bibirku kugigit kuat2, menahan seluruh suara yang berontak ingin berteriak bebas. Air mata menutupi mataku dan siap untuk meleleh deras.

Ku tak kuasa menahan air mata yang sudah membendung.
Akhirnya jatuh melewati pipiku yang masih merona tipis. Apakah aku menangis?
Aku lupa rasanya menangis....

Blazer Teiko Nijimura mendarat dikepalaku. Diusapnya kepalaku dengan pelan. Tangannya memegang bahuku dan menepuknya.
Dia tersenyum.....

"Semuanya akan baik2 saja..... Daijoubu da....."

Tangisanku semakin menjadi.
Mendengar perkataan Nijimura layaknya perkataan yang diucapkan Akashi.

Tapi....
Wajahnya langsung meredup.....

"Ada apa, Nijimura-senpai?" tanyaku

"iee...... Aku juga sama.... Sama seperti Murasakibara...." jawabnya

Aku memang tak mengerti maksud ucapannya.
Setidaknya, aku jadi dilindungi 2 orang.....

---------------------

"(Kamu)-chan...... Daijoubu ka? Daritadi kau diam saja...." Akashi bertanya

"Aku baik kok...." jawabku

Istirahat kali ini sedikit jauh lebih sepi. Semuanya membisu sambil melirik satu sama lain.
Tentu saja Akashi merasa resah tak nyaman.

"AOMINE-KUN!!!"

"JANGAN DEKATI AKU LAGI, SATSUKI!!"

Momoi dan Aomine bertengkar?

"Jarang kulihat mereka bertengkar-ssu..... " komentar Kise

"Aomine memang tak bisa jaga sikap didepan Momoi-nanodayo...." Midorima menambahkan

"Kuroko-kun.... Apakah mereka akan baik2 saja?" tanyaku

"Haik" jawab Kuroko singkat

Hhh.....
Tapi disini kulihat mereka berdua bertengkar hebat. Logat Aomine yang malas hilang begitu saja. Suara feminim Momoi juga tak terdengar.

Tanpa kusadari....
Murasakibara melirikku daritadi dan menyempurnakan rencananya.

"Akashi-kun..... Aku sudah selesai, aku ingin ketoilet dan langsung kembali ke kelas..." kataku

"Baiklah, hati2 (kamu)-chan" ucap Akashi

Selama berjalan menuju toilet.
Bulu kudukku berdiri terus.
Tanganku serasa dingin.
Ada yang mengikutiku.

Kupercepat laju langkahku, tapi langkah orang itu juga ikut dipercepat.
Semakin aku cepat, orang itu juga semakin cepat.
Sampai pada akhirnya aku berlari sekencang mungkin, namun gagal.
Orang itu menangkapku

Kulirik orang itu.....
Wajar saja....
Yang mengejarku adalah Murasakibara.....

Tanganku yang ditangkapnya ditarik dan memelukku erat.

Kemana....Kemana semua orang??
Kenapa disini sepi tak ada orang???
Dimana Akashi??
Dimana Nijimura???

Kudorong sekuat tenaga tubuh Murasakibara agar melepaskan tubuhku.
Itu semua sia2.
Semakin aku berusaha untuk lepas.
Pelukannya semakin erat sampai aku kesulitan bernafas.

"Mu-Murasakibara-kun..... Sesak.... Hanase...." kataku

Perkataanku dihiraukan Murasakibara.
Dia tetap asik memelukku dan mencium aroma parfum yang khas dari leherku.

Wajah Murasakibara menghadap wajahku.
Refleks aku menutup mataku.
Tak ingin melihat dan membayangkan apa yang terjadi selanjutnya.

Tapi tetap saja, hal itu benar terjadi.
Ciuman itu tak bisa kuhindari.
Kututup rapat2 bibirku, tetap tertembus oleh Murasakibara.

Dimainkannya bibirku dan menggigit nya gemas.
Ciuman panas itu membuat wajahku memerah padam.
Berusaha mendorong bahu bidang itu.
Usaha yang tak berguna.

Saat dilepaskannya ciuman itu, kedua mulut saling terengah.

"Bibir (kamu)chin manis.... Aku ingin lagi...." ucap Murasakibara pelan

Murasakibara kembali menciumku.
Menjilatnya sesuka hati seakan takut tak dapat bagian.
Pasrah....
Tubuhku tak akan bisa mengimbangi kekuatan Murasakibara.

Bibirku membeku, Seperti sudah terbiasa akan hal seperti ini.
Tak ada yang bisa aku lakukan selain mengikuti irama bibir Murasakibara.

Seseorang...... TOLONG AKU!!!!!!

Sebuah botol mendarat mulus dikepala Murasakibara.

Disana terlihat.....
Nijimura sedang marah......

-bersambung-
Kependekan ya? ._.a
Maap lama, karna mamaku ada dirumah. Jadinya ya gitu deh'-')/
Selanjutnya bagusnya gimana ya?~~

Hehe~~

My Darling [1] Akashi No Namida (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang