Chapter 10

382 41 9
                                    

Berkat Wonwoo suasana hati Minghao lebih baik dari sebelumnya. Wajah Minghao terlihat lebih berseri. Mereka bercanda dan tertawa dengan Wonwoo yang mulai menggoda Minghao tentang perasaannya kepada Jun. Minghao hanya tersipu malu.

Tanpa mereka sadari, pembicaraan kedua yeoja itu telah didengar oleh seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka.

.
.
.

"Jun? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Mingyu berjalan mendekati Jun yang berada di balik jendela taman belakang.

"A-anio... Hanya mencari udara segar." jawab Jun lalu berbalik meninggalkan Mingyu yang kini heran melihat tingkahnya.

Jun terus berjalan menuju sebuah kamar yang biasanya digunakan Jun, Mingyu, dan Wonwoo kalau bermalam di panti asuhan.

Kriieett

Suara pintu kamar terbuka. Kosong. Jun langsung merebahkan tubuhnya di sebuah ranjang dan menutup kembali pintu kamar dengan kasar.

Namja tampan itu berusaha memejamkan matanya. Mencerna kembali pembicaraan yang baru saja didengarnya. Bingung harus berbuat apa.

"Apa aku tak salah dengar? Minghao? Menyukaiku? Bahkan mencintaiku? HAHAHAHAHAHA. Gadis itu pasti benar-benar sudah gila dan bodohnya lagi Wonwoo mempercayainya. Lelucon macam apa ini?" oceh Jun masih dalam posisi terlentangnya.

"Aiish! Aku bisa gila! Mana mungkin ada musuh yang mencintai musuhnya. Sudah dipastikan gadis cina itu memang tak waras." lanjutnya berusaha memperbaiki posisinya. Berusaha duduk dengan tenang. Sesekali ia mengehela napas panjang. Kini ia berdiri dan menghampiri cermin yang ada di sudut kamar itu. Memutar-mutar tubuhnya ke segala arah. Melihat dirinya dari segala sisi.

"Ternyata aku lebih tampan dari yang ku kira. Bahkan musuh sendiri jatuh cinta padaku. Huh, sekali lagi ini gila!" ucapnya lalu perlahan pergi meninggalkan kamar itu dan panti asuhan tersebut.

.
.
.

-Esok harinya di atap gedung sekolah-

"Yak! Mingyu, apa kau gila?" Mingyu refleks menutup telinganya karena suara Wonwoo yang berteriak tepat di depannya

"Aigooo chagi, bisakah kau tidak teriak? Eoh? Membuat telingaku sakit saja. Kau lihat, bahkan Minghao saja jadi ketakutan karena suara horormu itu." ucap Mingyu sambil menunjuk dengan sikunya ke arah Minghao. Wonwoo mengikuti arah yang ditunjuk Mingyu dan mendapati Minghao yang juga sedang menutupi kedua telinganya.

"Ah, mian Hao-ya. Ini gara-gara Mingyu, dia memang menyebalkan sehingga membuatku berteriak." ucap yeoja bertubuh ramping itu dengan lembut dan sedetik kemudian berubah menatap Mingyu dengan tajam.

"Dan kau Kim Mingyu! Carilah solusi lain. Pergunakan otakmu dengan benar!" perintahnya pada Mingyu yang sekarang memanyunkan bibir.

"Aish. Itu adalah cara terbaik chagi." jawab Mingyu nadanya malas. "Bagaimana menurutmu Hao?" kini ia memasang wajah serius pada Minghao.

Yeoja berdarah cina itu terdiam sejenak. Matanya terpejam dan dagunya bertopang pada salah satu tangan mungilnya. Ia berpikir.

"Hmm, sepertinya benar kata Mingyu sunbae. Itu cara terbaik." jawabnya setelah suasana hening beberapa detik lalu.

"Kau yakin Hao? Masa harus kau duluan yang menyatakan perasaanmu padanya?" kini Wonwoo yang memasang wajah serius plus dingin khasnya pada Minghao. Hanya dijawab anggukan mantap oleh Minghao.

"Karena aku sudah tahu pasti seperti apa perasaanku padanya. Berbeda dengannya. Kita tak tahu apa-apa. Jadi harus aku sendiri yang memastikan." Jawab Minghao mantap membuat Mingyu mengacungkan jempol padanya.

DON'T LOOK AT ME AS YOUR ENEMYWhere stories live. Discover now