Chapter 14

384 39 7
                                    

'Will you be my valentine?'

Minghao mengerutkan keningnya, tak ada tanda dari si pengirim walau hanya sekedar nama atau inisial.

"Paling hanya orang iseng." Minghao meletakkan kembali mawar itu di mejanya tanpa ekspresi apa pun.

Sementara itu seseorang yang sedang memperhatikannya dari balik pintu menghembuskan napas kesal lalu pergi dari tempat itu.

"Minghao!" Panggil Seungkwan kegirangan sembari lari-lari ke arah Minghao diikuti oleh Chan dan Jihoon.

"Wae? Kenapa wajahmu bersinar sekali Boo?" Tanya Minghao yang memang benar saat ini wajah Boo Seungkwan terlihat berseri-seri seperti habis mendapat jackpot.

"Lihat!" Seru Seungkwan sambil memamerkan seikat mawar pink yang dibungkus dengan plastik transparan bermotif bunga-bunga kecil dan ada sebuah boneka pororo ukuran mini di dalamnya.

Minghao membelalak, ikut terkejut siapa yang telah memberi sahabatnya ini hadiah romantis di hari valentine. Karena valentine sebelumnya dia hanya mendapat coklat persahabatan yang diberi oleh Minghao, Jihoon, dan Chan.

"Kau tahu siapa yang memberinya ini?!" Chan ikut berseru sambil menunjuk mawar di tangan Seungkwan.

"Siapa?"

"VERNON!" Jawab Chan dan Jihoon berteriak sanking semangatnya, membuat seisi kelas mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

Seungkwan tertunduk dan senyum-senyum malu saat nama Vernon disebut kedua sahabatnya itu, pipinya merona lagi. Rupanya gadis ini benar-benar jatuh cinta pada sosok Vernon.

"Vernon?" Tanya Minghao, antara tidak tahu atau lupa. Minghao memang sedikit lemot.

"Vernon murid sekolah sebelah!" Jawab Chan lagi. Minghao masih diam dengan ekspresi bingungnya yang penuh tanda tanya.

"Yang kemarin melawan tim Seongcheol sunbae saat tanding basket. Masa kau lupa?" Jelas Jihoon mulai geram dengan kelemotan Minghao.

"Ahh... aku ingat! Temannya Seokmin dan Soonyoung! Benar kan?"

"Nah iya. Chakkaman! Kau tahu Soekmin dan Soonyoung dari mana? Kan mereka bukan murid di sekolah kita." Tanya Chan penasaran.

"Kami sering berkelahi dengan dua makhluk menyebalkan itu saat masih kecil." Bukan Minghao yang menjawab melainkan Seungkwan yang kini mengambil kursi dan duduk di samping Minghao.

"Jinjja?! Ceritakan-ceritakan! Aku penasaran sekali dengan namja sipit si Soonyoung itu." Sekarang Jihoon yang mengambil kursi lain lalu duduk menghadap Seungkwan dan Minghao yang siap bercerita.

Chan hanya berjongkok dan menopang dagunya di meja sambil mengemut permennya.

"Kenapa kau tertarik sekali dengan si sipit itu?" Kini Chan yang penasaran dengan sikap Jihoon yang berubah drastis saat nama Soonyoung disebutkan.

"Kalian tahu, sejak seminggu yang lalu dia sering mengirimiku sms dan itu sangat mengangguku! Entah dia dapat nomorku dari mana. Apa salah satu dari kalian ada yang memberikannya? Eoh?" Kini mata Jihoon mengabsen setiap wajah di hadapannya itu, mungkin saja salah satu sahabatnya inilah yang memberikan nomor teleponnya pada Soonyoung.

Minghao menggeleng imut, Jihoon juga tak bakal percaya kalau yang pelakunya adalah Minghao. Chan? Dia anti sekali dengan cowok, bukan karena apa, hanya saja Chan terlalu fokus dengan sekolahnya dan tak pernah sekalipun dekat dengan cowok. Tapi tunggu, terlihat salah satu wajah mengurai cengirannya dengan polos.

"Seungkwan!!! Apa itu kau???" Tatapan Jihoon menjadi semakin tajam ke arah Seungkwan.

"Ehehehehehehe. Mian Jihoon-ah. Vernon memintaku agar memberikan nomormu pada Soonyoung. Katanya Soonyoung smsudah mengagumimu sejak awal kita masuk sekolah ini." Jelas Seungkwan membela diri.

DON'T LOOK AT ME AS YOUR ENEMYWhere stories live. Discover now