"Ya-Junhui !! Apa-apaan wajahmu itu?!" Bentak Mingyu menghentikan makannya.
"Kenapa dengan wajahku ? wajahku memang seperti ini. Tampan dan mempesona dari lahir." Mendengar jawaban Junhui Mingyu semakin kesal.
"Aiiss, anak ini ! wajahmu itu tidak bisa senyum sedikit apa? Lagi pula kau sedang menghadapi makanan. Tidak bagus jika memasang wajah murungmu itu." Mendengar ucapan Mingyu layaknya seorang ajumma itu, Junhui langsung memberikan senyuman manis yang dibuat-buatnya kepada Mingyu dan makanannya.
Melihat kekonyolan sahabatnya itu, Wonwoo yang sedari tadi fokus pada tahu bulatnya pun buka suara.
"Hey idiot-" ucapnya mengarah ke Junhui. Junhui yang merasa terpanggil pun hanya melongo menatap Wonwoo."Apa kau tidak menyadarinya?"
Junhui yang bingung hanya membalas pelan, "tentang apa?"
"hubunganmu" jawab Wonwoo singkatnya. Dibalas oleh Junhui dengan singkat juga "dengan?"
Mingyu yang tak sabaran langsung masuk dalam pembicaraan dua orang di hadapannya itu.
"Dengan gadis yang satu etnis denganmu namun selalu kau anggap musuh itu. Gadis yang kau bilang rambutnya mirip ramyun diberi pewarna makanan pelangi itu." Kata-kata Mingyu sontak membuat Junhui berhenti menyuap tahu bulatnya."Ya!! Kim Mingyu !" teriaknya sambil melotot kepada Mingyu.
"Cieee... marah ni yee. Kan kau sendiri yang sering mengatakan seperti itu tentangnya. Atau jangan-jangan, itu panggilan sayangmu pada si Haohao ya?" goda Mingyu yang membuat Wonwoo terkekeh mendengar kata-kata Mingyu. Tak perlu ditebak lagi, sudah pasti wajah Junhui saat ini merah padam menahan emosinya kepada Mingyu. Namun ia urungkan niatnya untuk memukul Mingyu. 'untung ganteng' /eh/ maksudnya ' untung teman' batin Junhui.
"Kalian itu seperti sepasang kekasih yang selalu bertengkar tanpa libur seharipun." Tambah Wonwoo dengan mulut megap-megap karena kepedasan sambal terasi, pelengkap tahu bulatnya.
Junhui hanya meresponnya dengan gelengan lalu menghabiskan pop ice stroberi-nya dalam sekali teguk.
"Apa kau sama sekali tak menyadarinya, Jun? kalian itu cocok!" Mingyu sangat antusias mengeluarkan kalimat yang sangat tidak ingin di dengar oleh Junhui itu.
"Bacot lo Ming ! keselek sumpit lo!" Jun menendang kursi Mingyu. "gaiiiss, duluan." Ucap Junhui dan pergi meninggalkan dua sahabatnya itu.
.
.
.
Sebenarnya Junhui juga bingung pada dirinya sendiri. bisa-bisanya dia selalu berurusan dengan gadis seetnis dengannya itu. Sehari tidak saling menganggu satu sama lain terasa membosankan bagi keduanya. benarkah itu hanya rasa bosan ataukah rindu?
***
Halooo. gimana para shipper JunHao? maap ye kalau ceritanya kagak jelas gini. Yang buat juga kagak jelas sih -_- tapi semoga kalian suka dan jangan lupa komen dan vote ya untuk kritik dan sarannya agar ff ini bisa lebih berfaedah gaiissss... ^^
YOU ARE READING
DON'T LOOK AT ME AS YOUR ENEMY
Fanfiction"Karena bertengkar denganmu membuat kita semakin dekat dan itu caraku agar kau memperhatikanku." *** Attention! Gender switch : Minghao, Wonwoo, Seungkwan, Jihoon, Jeonghan, Lee Chan.