Oh, Siapa Dia?

1.1K 190 39
                                    

Wonwoo merasa otaknya lumpuh, hingga ia hanya bisa berkata, "Darimana kau tahu namaku?"

Wonwoo itu perfeksionis omong-omong. Rambutnya berdiri sehelai saja dia sudah sadar dan akan segera menyisirnya hingga kembali rapi. Saat memakai kaus kaki pun dia selalu mencocokkannya bagian kanan dan kiri agar terlihat seimbang. Tidak terlalu naik, juga tidak miring-miring.

Hoobae itu tersenyum. "Itu di name tag."

Mendengar itu, Wonwoo merasa bodoh sekali karena sudah bertanya.

Seharusnya ia tahu...

.

.

.

.

"Gila, Junhwi sama Wonu beneran ga masuk?" Jihoon dari tadi celingak-celinguk, tidak menemukan batang hidung dua teman (sekamar) barunya sama sekali.

"Kayaknya iya, deh. Tapi gue berasa ga enak sama Wonu, harusnya gue tetap maksa dia bangun." Soonyoung menghela nafasnya. "Mungkin nanti gue harus minta maaf. Atau ganti dengan makan siang aja, ya?"

Jihoon mengerutkan alis. "Hah? Ngapain lo kayak gitu?"

"Ya, menurut lo gue harus gimana sama si Wonu? Dia mungkin ngambek karena ga dibangunin."

"Ga usah lah, kayak bocah aja," jawab Jihoon sarkatis.

Soonyoung baru inget kalo ga ada gunanya nanya gituan ke Jihoon. Kemudian dia teringat suatu topik yang kebetulan lagi diobrolin sama anak lain.

"Oh iya, tadi gue denger dari Sungjoon, waktu dia tadi ke ruang guru ternyata ada satu guru magang. Lebih ganteng dari Moon Junaedi. Badan tegap. Garis wajah tajem. Umurnya masih baru kepala dua. Perfect. Katanya sih, gitu."

"Ga penting, njir."

Soonyoung langsung cemberut atas penolakan mentah-mentah dari Jihoon.

"Yakin ga penting? Kali aja lo terpesona." Soonyoung menaik-naikkan alisnya, tapi langsung kicep saat Jihoon menatapnya tajam.

Tiba-tiba suasana kelas yang tadinya kayak pasar malam mendadak berubah sunyi bagai kuburan. Soonyoung langsung tahu kenapa semua murid tiba-tiba diem, bahkan ada yang jatuh dari kursi kayak salah tingkah.

Seorang lelaki dengan rambut ditata rapi ke belakang, memakai pakaian hitam-putih, dan membawa sebuah map sedang berdiri tegap di depan kelas.

Lalu dia senyum.

Seketika semua murid berasa silau karena sinar imajiner dari wajah gantengnya.

"Jijijijijijijiji" Soonyoung nyikut-nyikut pundak Jihoon yang lagi nunduk mainan hape. "Standar lo kan, tinggi. Coba lihat deh yang di depan, kayaknya bakal kecantol elonya."

Jihoon mengerang kesal karena acara main tahu bulatnya diganggu, dan saat dia menatap depan...

Guru baru itu juga tengah menatapnya.

Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya, baru kali ini Jihoon menilai penampilan seseorang dengan sebutan : Sempurna.

"Perkenalkan semua, nama saya Choi Seungcheol. Mahasiswa program studi pendidikan Universitas Hero yang akan menjalani masa magang di sekolah ini selama empat bulan."

"Saem, mau nanya." Soonyoung mengangkat tangan.

"Iya, silahkan."

"Saem masih single, nggak?"

Sontak saja murid lain (yang emang semuanya laki) rusuh begitu Soonyoung melontarkan pertanyaannya dengan sangat polos. Beberapa ada yang melempari Soonyoung dengan gumpalan kertas dan pembungkus permen.

Soon-Bae [SVT ; ■]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang