Skandal

788 139 84
                                    

"JIHOON, JUNHWI SINI DEH!"

Soonyoung berseru riang, dirinya masih berjongkok dan mengerjai tanaman putri malu yang ditemuinya sepanjang perjalanan. Pagi-pagi, banyak anak memutuskan untuk jalan-jalan sambil menghirup udara segar, apalagi hawa dataran tinggi di Paju sangatlah sejuk. Soonyoung yang sekamar dengan adik kelasnya, Seungkwan, bangun lebih awal dari biasanya dan bergegas ke kamar Jihoon yang tidur dengan Junhwi.

Nah, barusan dia melihat sosok Jihoon dan Junhwi yang masih loyo berjalan ke arahnya.

"Apa sih, berisik amat pagi-pagi," ujar Jihoon, wajahnya jelas banget kalau masih ngantuk.

"Lho, Ji? Ayo melek dong, ntar jatuh." Soonyoung bangkit dan menepuk-nepuk pipi sahabatnya, kemudian menunjuk tanaman di bawahnya. "Lihat deh, gue nemu putri malu!"

"Ga penting."

Soonyoung langsung cemberut, dan setelah itu ia memasang wajah ceria lagi seolah tak terjadi apapun. Ngadepin Jihoon yang judes gitu udah biasa mah.

"Wonu mana?" Junhwi nguap lebar, tapi ga mengurangin kadar kegantengannya menurut author.

"Jalan sama Mingyu." Soonyoung membetulkan tali sepatunya, kenudian berdiri di antara Junhwi dan Jihoon, mengapit masing-masing lengan mereka dan menyeretnya untuk jalan bersamanya.

Jihoon menatap Soonyoung datar. "Idiot."

.

.

.

.

.

Wonwoo ga habis pikir. Dulu Mamahnya Mingyu itu ngidam apa aja sampai hasilnya kayak gitu. Tinggi? Iya.Ganteng? Iya. Baik? Iya. Terus apa nih yang jelek dari dia? Kayaknya susah buat diselidikin.

"Soonbae capek?" Mingyu menyodorkan sebotol Qamua dingin pada Wonwoo yang berhenti berjalan untuk sekedar meregangkan badannya.

Menerimanya, Wonwoo tersenyum tipis. Jadi ingat insiden di lapangan waktu itu. Menjadikan Qamua sebagai saksi bisu dan Bang Yongguk sebagai saksi nyata.

Oh iya, omong-omong soal Bang Yongguk nih. Kang sosis ganteng itu juga ikutan studi wisata atas hasil patungan anak Tempest. Katanya mereka ga bisa hidup sehari aja tanpa nikmatin sosisnya Bang Yongguk yang kebetulan lagi ngeduda dan anaknya pada kuliah di luar negeri.

Tsah ae lah.

"Mau sosis nggak?" Entah sejak kapan Mingyu memegang dua stik sosis goreng berlapis mayonaise, Wonwoo sih seneng-seneng aja dikasih makan-minum gratis.

MAMAH, KENAPA ANAKMU INI HARUS DIHADAPKAN PADA ORANG SEPERTI MINGYU SIH - Wonwoo

Meski jejeritan dalam hati kayak cewe lagi bad hair day, Wonwoo tetap memasang wajah cool miliknya sambil gigitin sosisnya Bang Yongguk. Dua hari ini benar-benar berjalan seperti mimpi yang ga pernah dibayangkan Wonwoo seumur hidupnya. Sekamar dengan Mingyu, bersebelahan dengan Mingyu kapanpun dan dimanapun, curhat-curhatan bareng Mingyu ketika api unggun. Dan sekarang? Jalan pagi berdua aja dengan Mingyu. Yah meski banyak cameo di sekitar mereka sih.

Fyi aja ya, sekarangpun Wonwoo memakai jaket milik Mingyu karena punyanya sendiri ketinggalan di kamar. Mingyu yang pada dasarnya emang suka keringetan juga tidak merasa kedinginan hanya memakai sweater tipis. Kepiks lah Wonwoo merasa jadi tokoh utama disini.

"Ga kerasa ya, Soonbae.. Kita bisa sedeket ini." Mingyu tersenyum lembut, membuat wajah Wonwoo memanas seketika.

"I.. iya.." Nah, grogi sendiri dianya. "Nanti kalo udah di sekolah ataupun di asrama jangan kayak orang ga kenal lagi ya?"

Mingyu tertawa mendengar perkataan seniornya yang polos. "Tentu dong. Kita udah sejauh ini mana bisa dilupakan gitu aja?"

Cheesy oy, lihat tuh muka Wonwoo merah abis. Kan jadinya Wonwoo ngebayangin yang iya-iya. Tentang masa depannya bersama Mingyu, nikah sama Mingyu, bikin anak bareng Mingyu, terus anaknya cakep banget kayak mereka berdua. Habis itu anaknya di sekolahin di Tempest juga terus ketemu sama jodohnya, pake jalan cerita yang lebih romantis dari Meanie.

Oke stop. Terlalu mengkhayal itu mah.

"Soonbae ini aku seriusin kok malah diem aja sih." Mingyu kelihatan sedih, merasa diabaikan karena Wonwoo cuman memandang langit cerah dengan sumringahnya sambil ngemut sosisnya.

"Oh iya, maaf." Wonwoo nyengir malu.

"Karena kita udah sedekat ini.."

Demi kerang ajaib dan seluruh penduduk Bikini Bottom, seorang Mingyu menggenggam tangan Wonwoo. Sangat lembut, apalagi tatapannya membuat Wonwoo tak mampu berkedip.

"..mau jadi pacarku?"

Wonwoo nyaris pingsan saudara, jika saja Mingyu tidak segera menyadarkannya dengan sebuah pernyataan yang membuat fantasinya runtuh seketika.

"Eh, Soonbae. Sori, sori, itu cuman latihan. Kan, aku jadi kelepasan. Sori, Soonbae. Aku lagi latihan nembak seseorang soalnya.."

.

.

.

.

"Heh, Seokmin."

Seokmin yang sedari tadi menopang dagu di sebelah gerobak sosis Bang Yongguk langsung menoleh ketika Seungkwan duduk di sebelahnya.

"Apaan, Boo?"

"Gimana nih? Lo lemot amat sih jadian sama Kwon Soonbae."

Yalord, hari gini masih bahas ToD :" - Seokmin.

"Lo harus tau, Boo. Kwon Soonbae tuh, susah banget dideketin."

Seungkwan berdecak, melihat Seokmin patah semangat membuatnya kesal sendiri. "Kemana diri lo yang selalu muja-muja dia? Kalo lo suka, lo harus kejar. Ga boleh nyerah, sebelum dia diambil orang lain. Inget, ToD ini berlaku selamanya."

"Hah??"

"Lo pengen kan, kawin sama Kwon Soonbae nantinya?"

"Nikah woy! Itu diksinya tolong diperhatikan." Seokmin menoyor kepala Seungkwan, ngobrol lama-lama dengan ikan boontal membuatnya mual aja.

Seokmin meninggalkan Seungkwan yang masih terpingkal-pingkal di samping gerobak sosis. Ia berhenti melangkah saat melihat Soonyoung sedang sendirian, agak jauh dari Jihoon dan Junhwi. Berusaha menangkap kupu-kupu yang ditemuinya di atas tanaman. Seokmin dugeun-dugeun setengah mati.

Apa sekarang saat yang tepat?

Gimana kalo Soonyoung menolaknya mentah-mentah?

Seokmin geleng-geleng, dia tau seniornya bukan orang kayak gitu meski blak-blakan. Oke, kalo emang yang dukung dia banyak maka dia akan melakukannya. Ia rasa dia juga cukup lumayan lah melakukan pdkt meski ga pernah dipekain sama Soonyoung. Ia ingat kata-kata Mingyu beberapa hari lalu.

Ditolak urusan belakangan, yang penting lo udah ngutarain perasaan lo ke dia dan suatu saat dia bisa ngebales perasaan lo seiring berjalannya waktu

Seokmin melangkah mantap, ia membungkuk di belakang Soonyoung dan menepuk pundaknya.

"Kwon Soonbae, aku-"

Dan saat Soonyoung berbalik dan mendongak.. Waktu serasa terhenti. Sampai...

"WOANJIR, SEOKMIN SAMA SOONYOUNG CIUMAN"

Suara menggelegar milik Minsoo terdengar dan membuat mereka jadi pusat perhatian.

.

.

.

.

Tbc woe :"

apalah yang sudah kubuat ini

Banyak typo pasti

Yaudahlah apa boleh buat

Soon-Bae [SVT ; ■]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang