Fourth

213 102 12
                                    

LEO POV

Aku berada di dalam kelas, hal yang biasa aku lakukan adalah membaca buku. Teman-teman yang lain sedang berada di luar kelas. Disinilah aku duduk sendiri tanpa ada teman satu pun. Tanda-tanda kehadiran gadis baru itu pun belum masuk ke kelas. Apa ia memang ngga sekolah ya? pikirku.

Sebuah teriakan seseorang menyadarkan lamunanku. Seperti teriakan cewe? Atau jangan-jangan...itu Lea? Aku langsung berdiri dan berlari keluar kelas. Namun tidak ada apa-apa, hanya beberapa siswa sedang saling berbincang-bincang dan sesekali melirik ke arahku.

Firasatku mulai memburuk. Seperti akan terjadi sesuatu yang akan menimpa cewe baru di kelasnya itu.
Tanpa memperdulikan apapun, aku langsung mencarinya ke seluruh penjuru sekolah. Aku berlari mencarinya. Namun tidak ada tanda-tanda sosok dirinya dimana-mana. 

Dimana sih itu cewe? tanyaku cemas 

Akhirnya aku menuju ke kamar mandi cowo yang terletak di ujung pojok sekolah. 

Masa iya sih dia berada disini? pikirku.

Tanpa basa basi apapun, aku langsung masuk ke dalamnya. Ketika ku melangkahkan kaki, terdengar suara isakan tangis dan meminta tolong.
Aku langsung berlari dan membuka satu per satu kamar mandi. Namun dari pintu kamar mandi 1 hingga 3 tak ada orang satu pun. Tinggal tersisa 1 pintu kamar mandi lagi. 

Ketika ku membuka pintu tersebut. Pintu itu terkunci dengan rapatnya. Apa boleh buat? Aku mendobrak pintu ini sekeras-kerasnya. Pintu berhasil terbuka. Dan aku menemukan cewe tersebut sedang tergeletak lemah di lantai.

Aku segera menggendongnya dan berlari membawanya ke ruang UKS. Aku tak memperdulikan ratusan pasang mata memperhatikanku dengan heran,aneh,takjub,dan kesal. Yang aku pedulikan adalah cewe ini. Cewe yang baru dikenalnya kemarin.Cewe yang membuatnya sepeduli ini. Dan itu Lea.

Bertahanlah Lea.., pekikku dalam hati.

POV END

Seseorang membangunkan tidur Leo. Ia menggerakan tangannya dan melihat kaget akan kehadiran Leo di sini.

"Dimana aku?" ucapnya.

"Ka-u ada di-si-ni? Sejak kapan?" ucapnya lagi.

"Mengapa a-ku ada di sini?" ucapnya lagi

Sebelum ia menanya lagi, Leo mengarahkan telujuknya tepat di bibir Lea. 

Sontak Lea kaget dengan reaksi yang dilakukan Leo kepadanya. Aku tertunduk malu dengan pertanyaan bodohnya itu.

"Yuk pulang" ucapnya singkat.

"Pulang? Aku mau belajar dulu di kelas. Aku takut ketinggalan pelajaran. Emangnya kamu nda takut ketinggalan pelajaran?" tanyaku 

Leo hanya mengacuhkan kedua bahunya. Ia memberi respon mata agar Lea melihat jam yang terpasang di dinding UKS.

Aku memekik kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul hanpir 5 sore. Aku terdiam sejenak dan menatap arah seragamku.

"Yuk pulang." ia mengulurkan tangannya kepadaku. Hantu apakah yang tiba-tiba memasuki diriku hingga aku menerima uluran tangan Leo. Lalu Aku berjalan dengannya keluar UKS dan tak lupa membawa tasku yang tergeletak di kursi sebelah kasur tempatku terbaring tadi.

Selama kami berjalan beriringan, kami berdua tak mengobrol sedikit pun. Kami sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga kami telah berada di parkiran luar sekolah.

"Kau pulang naik apa?" ucapnya

"Eh, naik mmm.." aku lupa jika hari ini aku kan nda bawa sepeda. Jadi aku pulang naik apa dong? udah sore gini lagi, pikirku cemas.

"Naik yuk?" tanyanya di atas motor kerennya itu.

loh loh tunggu , emangnya dia naik motor segede itu? keren gilaa.. lamunan kagumku terbuyar oleh perkataannya dia.

"Ngga ikut? oke."  ucapnya sambil akan menstarter gas.

"eh eh tunggu.." teriakku.

Leo membuka kaca helm dan menaikkan satu alisnya.

"m-mm  a-ku i-ikut denganmu" ucapku gugup 

Leo pun mengulurkan tangannya agar Lea dapat menaik ke motornya dengan mudah. Setelah itu Leo membuka jaketnya dan memberikan itu kepada Lea. Lea sempat heran dengan pemberian jaket Leo kepada Lea tanpa adanya perkataan dari cowo itu. Aku hanya menerimanya dengan pasrah yang sebelumnya mendapatkan tatapan tajam dari Leo.

Ishh.. sebel! Tadi mendingan aku pulang naik angkot aja daripada sama cowo nyebelin ini! gerutuku dalam hati dan tak sengaja bibirku maju mengkerucut

Dibalik kaca helmnya itu, ia seang memperhatikan Lea dari balik spionnya. Senyuman hangat terukir di wajah Leo. Semua itu karena tingkah Lea yang sangat menggemaskan bagi dirinya.



















MY SUNSHINE EQUA LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang