Seventh

118 81 16
                                    

Sesuai dengan rencana hari ini aku, Rara, Asep, dan Leo akan kerja kelompok bareng di rumah Leo. Setelah selesai merapihkan semua buku ke dalam tas. Kami langsung menuju ke halaman parkir untuk menuju ke rumah Leo.

"Le" panggil Rara

Aku dan Leo menengok bersamaan ke arah Rara. 

"Aku panggil Lea bukan Leo hahaha" tawa Rara

"Hahaha liat ekspresi muka mereka berdua lucu dan imutt gemez gemez gimana itu hahaa" ledek Asep.

"Iih Asep apaan sih.. " ucapku malu

"Oh lea blushing nih?" goda rara padaku.

"Mmm blushing tuh apaan ya?" tanyaku tidak tahu.

"Gila kau beneran tidak tau blushing itu apaan? hahaha." tanya asep.

Aku menggeleng-gelengkan kepala yang bertanda aku memang tidak tahu.

"Blush itu berarti muka kamu kemerah-merahan apalagi pipi itu aaa kau sangat lucu sekalii" ucap asep memandanginya dengan gemas


Aku memegangi kedua pipiku dan melihat telapak tanganku.

"Nda merah ko" aku menujukkan telapak tanganku kepada mereka.

Namun mereka malah menertawaiku dengan terbahak-bahak, hingga mengeluarkan air mata.

"Udah yu nanti malah keburu sore lagi" ucap rara sambil menahan ketawanya biar ngga keluar lagi.

"Kamu bareng Leo aja yaa, aku sama Asep. Udah yuk sep" Rara langsung menarik tangan asep menuju motornya asep.

"Eh eh tapi Ra.." telat sudah, asep telah melajukan motornya dengan cepat.

Aku menatap Leo yang sudah berada di atas motornya. Lalu ia menatapku agar aku cepat untuk menaiki motor besarnya itu. Ia mengulurkan tangannya dan aku pun menerimanya. Sekarang aku berada di atas motornya Leo untuk kedua kalinya.

Lalu Leo melajukan motornya yang awalnya pelan hingga melesat cepat seperti ini. Aku memekik kaget karena Leo yang tiba-tiba melajukan motornya dengan cepat. Kepalaku terbentur ke punggungnya Leo dan aku langsung melingkarkan tanganku dengan erat ke perut Leo.

"Leoo akuu masihh inginn hidupp!" teriakku pada Leo

Namun Leo tak menjawab teriakan Lea. Ia tau jika yang dilakukannya itu salah. Namun bagi Leo hal itu membuatnya senang. Ia senang bagaimana Lea melingkarkan tangannya di perutnya, mengeratkan pelukannya, dan ekspresi ketakuan yang terukir di wajah Lea. 

Ahirnya kami berdua pun sampai di rumahnya Leo. Lea yang belum sadar bahwa dirinya sudah sampai di rumah Leo masih memejamkan mata sambil memeluk erat Leo. Asep dan Rara terkejut dengan pandangan yang tak pernah dilihatnya bahkan mustahil untuk dilakukan oleh seorang Lea dan Leo.

Asep dan Rara berdeham cukup keras. Dan menyadarkanku. Aku langsung melepaskan tanganku yang daritadi memeluk Leo dengan sangat eratnya. 

Ishh memalukan sekalii, kau bodoh  Lea!  Umpatan hati untuk diriku sendiri.

Asep dan Rara pun lagi-lagi menertawaiku. Mereka mulai berhenti tertawa ketika Leo mulai melangkahkan kaki menuju pintu rumahnya.  Kami bertiga pun mengikutinya dari belakang.

Aku sangat takjub melihat rumahnya yang sangat besar nan megahnya itu. Aku sempat tidak yakin bahwa ini adalah rumah Leo. Karena menurutku ini adalah istana-istana yang berada di luar negeri. Terdengar lebay namun realita ko. Bayangkan dengan rumahku yang 100 kali lebih kecil dari rumah Leo yang megah ini.

MY SUNSHINE EQUA LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang