Aku masih berada di motornya Leo. Selama di perjalanan,aku sibuk dengan pikiranku yang melayang-layang. Aku lagi mencoba mengingat kejadian mengapa aku bisa berada dan terbaring di UKS. Bagaimana aku bisa di UKS? bukannya tadi aku di kamar mandi? Dan siapa yang menolongku? Apa yang dilakukan Leo di UKS? Menemaniku? Ah masa menemaniku sih, nda mungkin.
Loh ko berhenti? tersadar dari lamunanku. Aku menatap Leo yang sedang melepaskan helmnya. Namun ia hanya menatapku datar. Aku liat di sekelilingku, loh ko bukan rumahku ya? pikirku.
Aku menatap Leo lagi seolah berkata Loh ko kita ada disini? . Namun ia hanya menatapku dengan datar lalu ia beralih menatap lenganku yang masih melingkar di perut leo. Tanganku melingkar di perutnya Leo? Astaga. Aku langsung melepaskan tangkanku dan tertunduk malu dengan kelakuanku yang konyol itu.
Leo hanya menatapnya datar tanpa mengekspresikan apa pun. Tanpa izin dari Lea terlebih dahulu, Leo menarik lengan Lea agar ia mengikuti langkah Leo untuk masuk ke dalam rumah makan favoritnya itu. Namun Lea sempat menghentikan langkahnya lalu menatap Leo dengan heran.
"Kenapa kita ke sini?" Lea memberanikan membuka mulut.
Kriyukk..kriyukk..
Spontan aku memegangi perutku yang kelaparan itu. Aku lupa jika daritadi pagi aku belum makan apa pun. Wajahku tiba-tiba memerah mendengar suara ini. Memalukan sekali.
"Itulah alasanku untuk datang kemari." senyuman jahil mengukir di wajahnya Leo
"ishh kau ini!" ucapku sambil mendorong tubuhnya pelan.
Ia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya Lea. Leo dan Lea pun kembali berjalan memasuki rumah makan tersebut.
Setelah kami memesan tempat duduk dan memesan beberapa makanan dan minuman. Kami langsung menyantapnya. Tidak ada percakapan diantara kami. Kami sibuk dengan pikirannya masing-masing. Setelah makanan dan minuman kami telah habis.Kami pun beranjak pergi meninggalkan restaurant ini dan tak lupa membayar semua makanan tersebut.
"Rumahmu dimana?" tanya leo ketika kami telah berada di atas motor.
"Di jalan Indah sekitar komplek taman". Ucapku
"Rumahmu di sekitar komplek taman?" ucapnya
"Iya" sahutku.
Lalu setelah percakapan tadi,kami hanya diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Hari semakin sore, hal yang aku lakukan setiap hari adalah melihat matahari terbenam dengan indahnya. Namun sekarang aku bersama Leo, apakah ia mau ya menemaniku sebentar untuk melihat Sunset? Oke akan ku tanyakan.
"Mmm Leo?"ucapku pelan.
Leo membuka kaca helmnya lalu menengok ke belakang ke arahku sebentar.
"Kita berhenti dulu aja gimana?"
Sebelum leo menanyakan hal yang lain, aku sudah berkata lagi
"Aku mau melihat matahari terbenam, boleh ya?" ucapku memohon dengan puppy eyes.
Leo hanya menganggukan kepala dan spontan aku memekik memeluk Leo dari belakang.
"Maaf" aku tertunduk malu dengan tingkahku yang spontan itu.
Akhirnya kami berhenti di salah satu jembatan yang tak jauh dari komplek rumahku. Kami berdua berdiri di pinggir jembatan taman yang indah dan memperhatikan matahari yang mulai tenggelam.
Aku sangat suka dengan matahari. Bagiku itu segalanya. Sunset ini mengingatkanku pada bunda. Bunda yang selalu menemaniku di setiap saat. Hingga akhirnya pada saat sunset pula bunda tak menemaniku lagi.
Aku menghapus air mataku dan menghirup angin yang sejuk ini. Dan kembali pada Leo yang berada di sampingku. Aku menggenggam tangannya untuk kembali mengantarkanku pulang kembali. Entah mengapa genggaman tangan Leo membuatku hangat dan ingin segera memeluknya.
Setelah selesai kami melanjutkan kembali perjalanan kami menuju rumahku. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumahku. Karena jarak tempat kami melihat sunset dengan rumahku tak terlalu jauh.
"Itu rumahku." aku menunjukkan rumahku.
Leo pun menganggukan kepala dan berhenti di depan gerbang rumahku.
Aku turun dari motornya leo."Makasih ya udah nganterin sampai rumah, makasih juga traktirannya hehe " ucapku sambil terkekeh.
Leo pun menganggukan krepala
"Mmm mau mampir dulu?"
"Lain kali aja,udah sore nih"
"Oke" sahutku.
Lalu tiba-tiba leo menarik tanganku untuk mendekat, jarak kami sangat dekat. Hingga aku tidak dapat mdengatur nafasku dengan baik. Kami bertatapan cukup lama.
Lalu ia menyodorkan plastik yang di dalamnya beberapa makanan yang tadi Leo pesan ketika kami pulang dari rumah makan. Lalu ia menaruhnya di tanganku. Lalu ia pergi begitu saja dan tersenyum kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUNSHINE EQUA L
Teen FictionDuniaku seakan terasa gelap Seperti ruang hampa yang tiada berarti. Waktu terus berlanjut, Hingga tak disadari hitamnya semakin gelap dan terus menggelap. Lalu, tiba-tiba saja Sang Waktu mempertemukanku dengannya. Aku tak pernah membayangkan kami ak...