Twelfth

95 21 10
                                    

Lea POV

Apa yang barusan Leo lakukan kepadaku? Leo memelukku? Menciumku? Atau kedua-duanya? Aaa ada apa dengan otakku ini! Apa ia benar-benar menciumku? Bahkan tepat di bibirku! Ini gila! Kenapa aku malah membiarkannya? Tapi memang  harus aku akui bahwa yang Leo lakukan barusan sangatlah  hangat dan nyaman.
Berfikir jernih Lea, berfikir jernih!

Lihatlah sekarang,aku tampak seperti keong rebus. Maksudku seperti kepiting rebus. Dan lihatlah tingkahku, seperti cacing kepanasan. Ini konyol!

Oke. Pikiranku melayang entah kemana. Sejak kejadian barusan, semua pikiranku menjadi tak fokus. Namun tidak dengan Leo. Ia bersikap biasa-biasa saja,seakan tak merasa bahwa ia telah menciumku tanpa ada izin dariku. Ia mencuri ciuman pertamaku!

Ia masih duduk di sebelahku. Ya, aku masih di sekolah. Setelah kejadian tadi,tubuhku lemas hingga aku dituntun sama Leo berjalan menuju kursi di pinggir lapangan.
Ia masih terdiam menatap lurus atap bumi, langit. Aku memandangin Leo, rambutnya yang acak-acakkan membuat ia terkesan cool. Lalu perhatianku jatuh kepada bibir Leo yang merah. Bibir itu telah menciumku, membuat jantungku berdebar begitu kencang sampai aku takut Leo bisa mendengarnya.

POV END

"Kau memperhatikanku dari tadi, apa menurutmu itu adalah pemandangan yang indah?" Leo membuka suara sambil tersenyum genit.

Lea tersenyum malu dan berlari kecil meninggalkan Leo yang  masih tertawa pelan melihat tingkah dirinya yang aneh itu.
Aaa tertangkap basah aku.

Leo pun berlari menghampiri Lea.

"Lea tunggu" panggil Leo.

Namun Lea tak berhenti berlari dan terus menghindari Leo. Mereka seperti Tom and Jerry yang saling mengejar.

Langkah kaki Lea tak sebesar langkah Leo, sehingga ia menyerah dan berbalik berjalan ke arah Leo.

Lea tertawa senang mendapati Leo yang sedang terengah-engah dengan nafasnya.

"Haha aku minta maaf, yuk kita pulang. Aku sudah capek nih."

"Hmm capek? Biar ku bantu."  Tanpa komando dari siapa pun, Leo langsung menggendongku ala Bridal Style .

Leo tersenyum lebar, sedangkan Lea memberontak dan memarahiku yang menurutku itu sangat lucu, haha.

Leo menggendongnya menuju halaman parkir dimana tinggal satu mobil yang tersisa terparkir di sana. Lalu Leo berusaha mengambil kunci mobilnya di saku celananya dan berhasil mendapatkannya walaupun dengan susah payah.

Pitt.. Pitt..

Dibukakannya pintu untuk Lea dan melepaskan gendongannya tepat di kursi sebelah pemudi. Lalu menutupnya dan Leo berlari kecil menuju pintu pengemudi.

Ia masuk dan mendapati Lea yang sedang cemberut menatap dirinya dengan kesal.

"Jangan menatapku seperti itu, kau seperti ingin melahapku!"  Kata Leo sambil menyalakan mesin mobilnya.

Aku melirik Leo sekilas. "Kalau kau memang berpikir begitu, itu memang benar."

Leo mengerem mendadak, membuat Lea hampir saja terpental ke depan bila ia tak memakai sabuk pengaman.

"Leo! Jangan rem mendadak! Bahaya! Kita bisa celaka!" Bentak Lea.

Leo menyipitkan matanya, "Melahapku? Itu sangat menakutkan"

"Benarkah? Aku rasa yang lebih menakutkan adalah wajahmu" Lea tertawa pecah dan berpura-pura mengacuhkannya.

"Hmm oke, nanti akan aku tagih omonganmu itu" gumamnya sambil melajukan kembali mobil mewahnya itu.

"Apa?!"

30 menit telah berlalu, sekarang mereka telah sampai di dekat rumah Lea, walau 5 meter kebelakang dari rumah Lea. Lea meminta Leo untuk tidak memarkir tepat di depan pagar rumahnya. Dengan alasan takut dimarahin orang tuanya bila ia pulang sore bersama seorang laki-laki. Padahal alasannya bukan itu. Melainkan Ia takut bila Leo terkena masalah dengan keluarganya khususnya dengan Mama dan Kakak tirinya.

Sebelum Lea sempat keluar, ia menatap leo. "Terima kasih Leo telah menolongku hari ini" katanya sambil beranjak keluar.

Leo tak menjawabnya, ia malah terdiam menatap Lea lekat-lekat. Lea ingin sekali menatap lebih lama sepasang bola mata hitam legam itu,akan tetapi ia tak bisa. Ia takut terhanyut dalam tatapannya.

"Oke, sampai ketemu esok hari" sahut Leo.

Lea menganggukkan kepala. Seperti ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Ia masih memakai seragam Leo. Lihatlah baju seragam Leo masih melekat kebesaran di tubuh mungilnya Lea. Ia menunduk malu dan berbalik ke arah Leo.

"M-mm oh iya ser..

"Soal seragam itu, kamu pakai dulu saja, aku di rumah masih ada kok. Lagian kamu mau memakai baju balletmu yang sudah robek di beberapa bagian?" Ucapnya sambil menaikkan satu alisnya.

Aku menggeleng-gelengkan kepala.
"Maaf ya Leo, aku merepotkanmu"

"Kamu tidak bersalah peri kecilku" jawab Leo dengan gemas.

Lea pun tersenyum senang dan berpamitan sebelum berjalan menuju rumahnya. Sedangkan mobil mewah Leo telah melaju lebih cepat dari langkah Lea.

Apa pun itu, Cinta yang melakukan dan menaklukan segalanya.
Cinta bisa membuat siapa saja saling bahagia. Dan dengan hanya  cinta, Semua bisa menderita bila tak bisa memahaminya.
1 Kata, 5 Huruf
C I N T A
Hari ini benar-benar hari yang Indah.

                 -My Sunshine Equa L

Maaf ya kawan updatenya agak lama): tapi semoga kalian suka ya pada chapter ini hehe. Vote dan berikan tanggapan kalian :*
Salam Lea dan Leo!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY SUNSHINE EQUA LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang