Allen POV
Aku terbangun dengan mataku yang sembab, rambut yang acak acakan dan kusut. Aku benar benar kacau, aku tak menyangka hal sepele seperti itu saja bisa membuatku menangis sampai seperti ini.
Semalaman aku tidak bisa tidur karena masih memikirkan kejadian di restoran, jadi kuputuskan untuk membaca fanfiction Louis Tomlinson, dan ff itu lah yang berhasil membuatku bangun dengan keadaan kacau.
Aku berjalan gontai kekamar mandi, setelah lima belas menit di dalam kamar mandi aku pun keluar dan menggunakan pakaian.
Hari ini aku menggunakan skinny jeans, crop tank,sneakers dan tak lupa hoodie hitamku.
Aku memutar kenop pintuku saat pintu sudah terbuka, betapa kaget nya aku ternyata di depan pintu kamarku ada ranne yang hendak mengetok pintu.
"Gosh, kau membuatku kaget" aku memutar bola mataku.
"Maaf nyonya, saya hanya ingin memberitahu, bahwa ada teman nyonya yang sudah menunggu dibawah"
"Kenapa tidak disuruh keatas saja, biasanya juga angel langsung kekamarku"
"Maaf non, tapi bukan nyonya angel, ia laki laki"
"Laki laki?!" ia mengangguk.
"Who?"
"Em.. Lebih baik non lihat sendiri" aku mengerutkan dahiku.
Lalu berjalan turun kebawah, saat sudah di ruang tamu aku tidak melihat siapa siapa disini.
"Ranne, kau membohongiku ya?"
"Tidak non, ia ada diluar"
Aku pun dengan cepat berjalan keluar, saat sudah diluar aku melihat laki laki menggunakan t-shirt putih polos dan kacamata, berambut pirang dan menggunakan sepatu adidas putih, of course you know who are him.
"Niall?!" tanyaku kaget, ia pun menoleh.
"Good morning" sapanya lalu berdiri mendekat.
"Mau apa kau?" tanyaku ketus.
"Calm down girl, kenapa kau jadi seperti ini? Masih marah denganku?" ia menyeringai.
"You think?" kataku lalu berjalan kearah garasi.
"Hei, aku menjemputmu, kenapa kau malah naik mobil sendiri?"
"Karena aku punya mobil"
"Ayolah, aku minta maaf apa iya hanya karena masalah sepele kau sampai seperti ini?"
"Pikirkan saja sendiri" aku hendak masuk kedalam mobil namun sebuah tarikan lembut membuatku berhenti.
"What the fuck?! What do you want horan?!" aku membalikkan badanku.
Aku melihatnya memasang puppy eyesnya, stop niall fucking horan!
"Err, fine! You win now" ia tersenyum bahagia. Lalu membukakan pintu mobil untuk ku.
Selama di perjalanan aku memutuskan mendengarkan lagu menggunakan headsetku.
Aku merasa ada yang menarik headset sebelah kiri, siapa lagi kalo bukan si nando's
"Apa?!" tanyaku ketus.
"Kita ini sedang berdua, kenapa kau jadi asik sendiri?!" ia mendengus kesal.
"For what you care?"
"Kau masih marah denganku?" nada suaranya mengecil, aku menoleh.
Ia hanya menatap lurus kedepan dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Tapi kuyakin matanya menyiratkan kekecewaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination √
Fanfiction"In my dream, you're with me. We'll be everything i want us to be. And from there who know, maybe this will be the night that we kiss for the first time or is that just.. Me and my Imagination" [Write in bahasa] Copyright© 2016 by fatherens