Chapter 4

4.2K 363 10
                                    

[Vote dulu baru baca]





Chapter 4


Aku berjalan turun ke lantai satu menuju dapur, saat aku sampai disana ternyata sudah ada mertua juga suamiku yang sedang asik bercengkrama di meja makan.

“ kamu udah bangun, ayo kita sarapan dulu” jimin menarikan kursi sebelahnya untuk ku duduki. Aku menuruti untuk duduk di sebelahnya, aku memasang muka cemberut karena kesal.

“ sayang kamu kenapa kok mukanya cemberut” ucap ibu jimin padaku.

“ enggk kok ma, biasa hormon” balasku, sejujurnya aku juga bingung dengan diriku sendiri kenapa aku kesal dengan jimin, apa karena ia meninggalkanku tadi saat tidur.

“ya namanya juga lagi hamil, jadi wajar kalo kaya gitu” sahut ayah jimin dan aku hanya membalas dengan senyuman. Saat ku lirik jimin ia sedang asik memakan makanannya tanpa memperdulikan aku.

Kenapa aku seperti sedang mengharapkan sesuatu – gerutuku kesal dalam hati.

“ ayo sayang dimakan makanan kamu biar calon cucu mama sehat” lagi-lagi ibu jimin yang bersuara, entahlah tapi aku mengharapkan kata- kata itu keluar dari mulut jimin.

.

.

Di dalam kamar jimin sama sekali tidak bersuara, setidaknya aku mengharapkan ia menanyakan perihal anaknya saja sudah membuatku senang. Karena kesal aku yang sedang membereskan kamar sengaja membuat keributan seperti sengaja menjatuhkan sisir, carger, lotion dan masih banyak lagi.

“ seul kamu kenapa?” yes.. akhirnya di respon juga.

“nggk, aku nggk apa-apa” jawabku ketus.

“ kok jawabnya gitu sih, kamu marah?” ya iylah aku marah pake di tanya lagi.

“nggk kok aku nggk marah” jimin memegang kedua pundaku lalu membalikan badanku agar menghadapnya.

“ kamu kenapa?, kamu marah” tangan jimin masih berada di pundaku. Saat ia ingin mengelus pipiku tiba- tiba aku merasakan mual luar biasa. Seketika aku berlari menuju kamar mandi yang berada di kamar ini. Aku langsung mengeluarkan cairan bening yang menyiksa.

Huek...huek...huek...

Kurasakan seseorang seperti sedang memijat lembut tengkukku, aku tidak tau itu siapa tapi sepertinya ini jimin. Kakiku seketika lemas. Ku lap mulutku dengan punggung tanganku sendiri, mungkin saja masih ada yang tersisa di bibirku.

“ udah enakan?” tanya jimin yang dibalas anggukan olehku.

“ yaudah sini aku bantu” jimin lalu membopong badanku berjalan. Kemudian membantuku untuk duduk  di atas kasur. Jimin lalu berdiri dan mengambil segelas air yang berada di atas nakas. 

“ ini minumlah” ia menyodorkan gelas itu padaku. Aku meminumnya hingga tak tersisa.

“kok kamu bisa mual gitu sih” ya ampun ni orang, kalo orang lagi hamil ya pasti bawaanya mual lah.

Aku tak menjawab

“ kok kamu diem , masih mual ya, apa kita kedokter aja” nah sekarang malah dia yang panik.

“ kak, namanya orang lagi hamil itu pasti bawaannya mual mulu, jadi kakak mending diem deh karena kalo kakak ngomong terus aku bawaanya mual lagi” jawabku kesal.

Accident (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang