Sembilan

105 9 3
                                    


DI PAGI hari, semuanya terbangun dari tidur semalam. Udara pegunungan yang sejuk langsung mengisi paru-paru mereka, membuat mereka langsung merasa segar. Mereka memakan beberapa butir kacang-kacangan yang mereka temukan tumbuh di sekitar situ sebelum kembali menyusuri gunung itu.

Sambil berjalan beriringan mereka melalui jalan-jalan dan pepohonon rindang sampai mereka menemukan sebuah tempat yang luar biasa memesona. Lapangan rumput yang luas membentang dengan pepohonan yang hijau dan bunga-bunga berwarna putih dan kuning tumbuh liar. Di sana juga ada sebuah mata air yang keluar dari bebatuan yang airnya mengalir hingga lembah. Kalau melihat airnya, kita seperti ingin merasakan kesegarannya.

"Indah sekali. Lihat kuda-kuda kita. Mereka mengunyah rerumputan dengan tenang," Henry berujar. "Kurasa tempat seperti ini adalah tempat yang tepat untuk ditinggali oleh unicorn."

"Tapi aku tidak melihat mereka di mana pun," Kevin berkata.

"Mereka berjumlah sedikit. Jadi akan susah untuk menemukan mereka." Lalu Henry mengajukan sebuah ide. "Kita harus berpencar untuk mencari mereka. Kevin dan Caleb akan berjalan ke arah sana, sementara Ron dan aku akan berjalan ke arah sana," kata Henry sambil menunjuk-nunjuk.

Jadi mereka berpencar dengan pasangan mereka masing-masing untuk mempermudah pencarian. Henry berjalan berpasangan dengan Ron menyusuri lapangan yang luas dengan pepohonan tumbuh di sana-sini. Henry sempat melihat binatang-binatang hutan yang berkeliaran bebas. Ada monyet, rusa, kambing gunung, dan burung-burung dengan suara merdu. Mata mereka menyapu pemandangan di depan mereka, melihat di antara pepohonan dan bukit-bukit. Mereka masih belum menemukan apa yang mereka cari.

Tak lama, Caleb datang mendekati Henry dan Ron. "Kami menemukannya."

"Kau menemukan unicorn?" Henry bertanya memastikan.

Caleb menangguk. "Ya, kami menemukannya. Ayo ikuti aku."

Henry dan Ron mengikuti Caleb hingga mereka tiba di dekat Kevin yang sedang memperhatikan sekumpulan unicorn dari jarak yang jauh.

"Pelan-pelan. Jangan sampai mereka kabur mendengar suara kita," kata Kevin.

Henry merasa bergairah. Ada setidaknya tujuh ekor unicorn berdiri tidak jauh dari sana. Beberapa sedang merumput, dan yang lain sedang berlarian. Tubuh mereka berwarna putih, memantulkan cahaya keperakan saat disinari cahaya matahari. Surai mereka begitu panjang tertiup angin menambah kemolekan rupa mereka. Dan tanduk-tanduk lurus dan runcing di dahi mereka terlihat menakjubkan. Akhirnya mereka telah menemukan apa yang mereka cari.

Henry tersenyum sangat lebar melihat hewan-hewan mengagumkan itu. Ternyata penjelajah itu memang benar. Unicorn hidup di dunia nyata, bukan hanya di dalam dongeng. Rasanya dia ingin mengabadikan pemandangan yang tidak mungkin dilihat oleh semua orang itu.

"Mereka menakjubkan." Mata Henry memandang lekat-lekat sekumpulan unicorn itu.

"Ya, kau benar." Kata Kevin yang sama kagumnya dengan Henry. Dia tidak lagi skeptis seperti sebelumnya setelah melihat hewan-hewan itu hidup dan bergerak dengan matanya sendiri. "Rasanya aku mau memilikinya."

"Kita tidak boleh menangkapnya. Jumlah mereka hanya sedikit. Mereka bisa saja punah."

Kevin menatap Henry kesal. "Mereka ada tujuh. Aku yakin mereka tidak akan langsung punah hanya karena aku mengambil satu."

"Tetap saja tidak boleh. Lagi pula kau tidak bisa menjinakkan mereka." Sebenarnya Henry sendiri tidak tahu kalau unicorn hanya bisa dijinakkan oleh seorang perawan.

Petualangan Mencari UnicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang