Sebelas

145 15 14
                                    


SUDAH BEBERAPA menit Kevin duduk di taman sebuah istana yang bukan miliknya. Istana itu milik seseorang yang sedang dia tunggu sekarang. Seseorang yang sangat spesial di hatinya.

Putri Margareta datang setelah pengawal kerajaan memberitahu sang putri tentang kedatangan sang pangeran.

Kevin tersenyum memperhatikan wajah cantiknya. Dia berjalan dengan gaun birunya berkibar tertiup angin.

"Putri."

Putri Margareta sedikit tersenyum melihat wajah pemuda di hadapannya.

Putri Margareta duduk di bangku taman di dekat situ dan Kevin duduk tepat di sampingnya. Kevin merasa sedikit gugup karena pertemuan itu, walau tentu saja mereka sudah sering bertemu sebelumnya.

"Aku sudah membaca suratmu." Kevin menatap ke bawah saat berbicara, tidak melirik Margareta.

Margareta diam saja, matanya hanya sedikit melirik Kevin. Dia bisa merasakan kecanggungan di antara mereka.

"Dan aku sudah mendapatkan apa yang kau mau."

Margareta memiringkan sedikit kepalanya sambil menatap Kevin. Kevin mengalihkan pandangan dari tanah dan menatap Margareta.

"Aku sudah mendapatkannya." Kevin berdiri lalu berjalan ke belakang bangku taman, mengambil sebuah kotak dan menyodorkan kotak itu ke Margareta.

"Apa ini?" kata Margareta, mengambil kotak besar itu dari tangan Kevin. Rasanya cukup berat. Dia tidak punya ide tentang isi kotak itu sama sekali.

"Bukalah."

Tangan Margareta menyentuh pinggiran penutup kotak itu dan mengangkatnya. Dia mencondongkan kepalanya untuk melihat ke dalam kotak itu. Matanya sedikit melebar melihat isinya. Dia tidak menyangka akan menemukan itu di dalamnya.

"Ini unicorn," kata Margareta terkejut. Dia menyapukan jemarinya ke permukaan patung kayu berbentuk unicorn di dalam kotak.

"Aku ingin menangkap yang asli di gunung Geern. Tapi dia terlalu kuat, dan kau lihat sendiri, aku terluka karena bergulat dengannya," jelas Kevin.

Margareta berdiri dan memeluk Kevin lembut. Kevin tidak bisa berkata-kata. Mulutnya hanya sedikit ternganga.

"Terima kasih," ucap Margareta dengan suara menenangkan.

Margareta melepaskan pelukannya dan menatap unicorn kayu itu kemudian Kevin. Pangeran itu mulai menyunggingkan senyumnya. Dia baru saja membuat wanita itu bahagia, yang juga membuat dirinya sendiri bahagia.

"Aku hanya mengujimu saja. Selama ini kau sudah jarang datang berkunjung atau mengirim surat. Kupikir kau sudah tidak mencintaiku lagi. Makanya aku memintamu untuk memberikanku kejutan."

Kevin masih tidak berkata apa-apa kemudian dia tertawa kecil diikuti oleh Margareta yang juga tertawa bersamanya. Kevin lega karena hubungannya dengan kekasihnya tidak berakhir seperti dugaannya. Ini sesuatu yang bagus bagi mereka berdua. Misi selesai.

"Kau bilang kau bergulat dengan unicorn di gunung Geern?"

"Ya. Mereka kuat dan indah," gambaran unicorn di gunung itu terlintas di benaknya.

"Ceritakan padaku petualanganmu," kata Margareta bersemangat.

Dan Kevin menghabiskan siangnya menceritakan perjalanannya ke gunung Geern kepada wanita yang kelak akan hidup bersamanya selamanya.

Petualangan Mencari UnicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang