#DR2 - Meet Him

1.4K 105 3
                                    

Hanya butuh sepuluh menit dari kompleks rumahku bengkel dengan nama "Rumah Mesin Bang Jaja" sudah ada didepanku, aku segera memarkirkan motor sport ninja 300 ku ini

"ratu sirkuit akhirnya datang juga nih, kemana dulu non lama amat?" celoteh Dafa menyambutku

"Daf... daf.. bukannya bantuin ijin keorang tuaku malah kamu asyik pacaran sama mesin motor balapku? Sudah sana biar bang jaja aja yang otak –atik biar si gesit bisa ngebut lancar nanti di race minggu depan"

"mmm... gak percayaan amat sih ray sama sahabatmu dari kecil ini, kamu sampai jadi queen di race itu gara – gara siapa coba?"

"gara – gara siapa emang?" aku cepat membalas pertanyaan Dafa dengan memiringkan mukaku setengah mengejek dafa

"ya pastinya gara – gara usaha dan dedikasi kamu lah raya dan ditambah tangan ahlinya bang jaja tuh pastinya" dafa menjawab dengan senyum khasnya yang tampan

Dafa Raihan Wirayawan anak dari pengusaha properti yang sedang maju – majunya, Dafa memiliki ketampanan yang nyata Tuhan ciptakan dengan kulit putih, hidung mancung dan tentunya lebih tinggi beberapa cm dari tinggiku ini. Ets... catat ya cuma berjarak beberapa centi meter saja. Dafa itu teman dari kecil semenjak keluargaku pindah dari Bandung ke Jakarta karena urusan tugas ayahku dari kantornya.

Dafa orang pertama yang menemuiku setelah aku ngambek dari rumah dan duduk sendirian ditaman kompleks perumahan. Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Dafa kecil menghampiri Raya kecil yang sedih di ayunan taman. Dengan balutan kaos dan celana santainya dia membawa dua permen loli yang sebenarnya aku tak suka.

Flashback On

"ko kamu nangis sih cantik, kenapa? Ada yang nakalin kamu yah?" dafa kecil dengan beraninya memperhatikanku

"emememmm..." bukannya diam aku yang masih kecil malah semakin menjadi – jadi tangisnya

"loh ko kamu malah tambah kenceng sih nangisnya? Aku kan gak gigit, aku juga gak nakal ko. Udah ya jangan nangis telus, ental kalo kamu nangis telus pipi kamu basah kayak kena ail hujan tau." Dafa kecil dengan suara cadelnya berusaha menengankan aku

Aku mulai menghentikan tangisanku dan melihat siapa anak laki – laki yang ada didepanku ini.

"ini buat kamu aja, Dafa balu beli pelmen loli enak loh. Kamu mau?"

Belum sempat aku mengiyakan atau menolak dafa kecil malah menarik tangan kananku dan menghadapkan telapak tanganku yang terbuka keatas sambil meletakkan lolinya ditanganku

"udah gak usah mikil lagi, ini dafa kasih satu loli ya. Dafa beli dua kok. Jadi buat kamu satu buat dafa juga satu aja. Tapi kamu gak boleh nangis lagi"

Setelah loli itu sudah berada ditanganku aku mulai merasa nyaman dan aman untuk berteman dengan Dafa, bukan sebab loli yang aku dapatkan ini tetapi aku dapat merasakan bahwa Dafa orang yang baik dan itu yang membuatku dengan mudahnya suka terhadapnya

Flashback off

"oyyy... ngelamun aja sih Ray, awas gak boleh ngelamun yang belum umurnya tuh. Bahaya" dengan jentikan jari telunjuknya yang sukses meluncur kekening kepalaku

"ishh... sakit tau Daf" aku berpura – pura merintih kesakitan

"biarin aja woyy" ledek dafa dengan lidah menjulurnya

"kalau sampai aku lupa ayah ibuku kamu harus tanggung jawab titik" aku sengaja menekankan kata titik supaya dafa percaya

"Cuma gara – gara sentilan jari tanganku seorang Raya Kitty Rahmadiana bisa amnesia? Oh yang benar saja, bahkan kamu sempat kecelakaan dalam balapan hingga koma tapi itu tak membuat daya ingatmu lenyap" sanggah dafa keras

"heehe... itukan beda cerita Dafa" aku sengaja memasang muka tak bersalah dengan senyum manis yang ku punya

"shh... sudah hentikan ekspresi konyolmu itu, aku tau kamu sengaja melakukannya untuk menarik simpatiku seperti biasanya kan?"

Dafa memang the best dia sahabat yang paling mengerti aku seperti apa.

Tak terasa sudah hampir satu jam aku dan dafa ngobrol, bercandaan membahas persiapan balapanku minggu depan. Sudah seharusnya aku pulang kerumah seperti janji awalku terhadap kedua orang tuaku sebelumnya. Setelah pamit terhadap Dafa dan bang Jaja, aku mengabsen aspal jalan dengan si hijau ninja 300 ku yang setia menemani hari – hari.     

selalu dan terus menunggu vote dan komen kalian untuk cerita ini, terima kasih.

Don't ReachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang