#DR23 - Degup Aneh

670 66 9
                                    

Aku berlari tanpa mau lagi melihat kebelakang, masuk kerumah dengan pintu belakang. Menaiki anak tangga secara serampangan, tidak satu persatu anak tangga aku pijaki melainkan dua anak tangga yang langsung aku pijak dengan langkah besarku yang tak seberapa ini. Menuju tempatku beristirahat selama di Subang.

"Mondy baru saja mencium keningku? Ah.. iya, itu nyatanya. Argh.. sialan" desahku tak percaya sembari mengacak rambut panjangku yang tak terikat

Aku menuju cermin besar yang berada dikamar mandi, menatap penampilanku yang ternyata luar biasa semrawut. Makin dekat dengan cermin justru semakin nyata ciuman yang Mondy berikan pada keningku.

"ya ampun, Mondy cium keningku? Kurang ajar banget"

Aku masih saja tak terima dengan apa yang Mondy lakukan pada keningku, selama ini aku menjaganya agar tak mudah terjamah oleh orang lain dan dengan tak terkiranya Mondy justru lolos dari kewaspadaanku.

"maafin aku yah, aku gak bisa jaga kamu dengan baik" aku mengucap maaf pada keningku sembari aku usap perlahan didepan cermin

Itu kecupan pertama yang membuatku kesal tapi aku juga merasa aneh, kenapa dengan mudahnya degupan jantungku justru meluap dengan cepat? Dan aku juga merasa nyaman dengan kecupan yang Mondy berikan. Sebenarnya aku kesal atau apa? sungguh ini diluar perkiraanku. Aku mendadak terserang rasa aneh yang menyusuri hatiku dalam.

Tok.. tok.. tok...

"Ray, kamu kenapa? Buka dong" yah itu suara Mondy, siapa lagi kalau bukan Mondy. Aku dan Mondy tinggal di Subang hampir satu minggu ini, tinggal dirumah pribadi keluarga Mondy yang hanya berisi pengurus rumah tangga juga tukang kebun.

"kamu marah ya, maaf"

Aku mencoba mengatur napas, menyetabilkan detak jantung yang masih saja membuatku serasa maraton lari, merapikan sulur-sulur rambutku yang teracak sengaja olehku karena kesal

"Ray jawab dong, jangan bikin aku khawatir"

Aku bisa dengan jelas mendengar nada khawatir yang timbul dari Mondy karena aku tak mau menjawabnya, gedoran pintu kamarku juga makin berdentum nyaring. Mau tak mau aku memilih berlalu dari cermin mencoba untuk menyiapkan wajah kesal yang sejujurnya aku tak sepenuhnya kesal terhadap Mondy.

Menghitung satu sampai sepuluh membiarkan oksigen yang aku tarik kehidung mendiami Faring beberapa saat hingga proses pernapasan akhirnya keluar sebagai karbon dioksida. Menetralkan serangan gugup yang makin menderaku yang kini melangkah kian dekat dengan pintu kamar rumah nan mewah ini.

"apa?"

"kamu beneran marah karena aku kecup kening kamu?"

'ish.. Mondy itu laki-laki model jaman kapan sih, kok bisa-bisanya masih menyanyakan hal itu? Padahal sudah terlihat jelas bukan bahwa aku marah, kening yang aku jaga dari jamahan bibir justru baru saja mendapat sentuhan lembut yang menghanyutkan' aku bermonolog asyik

"padahal aku mau ngajak kamu traveling Subang loh tapi karena marah aku pergi sendirian sajalah" Mondy hendak berlalu dari hadapanku dan ini justru menjengkelkan bagiku

"mau ikut gak?" ajak Mondy yang memasang wajah dingin

'walah kemana rasa bersalahnya tadi sebelum aku menampakkan diri' geram hatiku tak tahan

"ikut gak? Gak usah monyong-monyong gitu, jelek tau"

'manusia satu ini! Harus aku apain yah biar gak seenaknya ngomong?'

Aku diam bukan lagi dengan seribu bahasa melainkan jutaan kata hingga menyisahkan suara hampa yang mendengung di pintu kamar yang aku tempati.

"niat minta maaf gak sih?" tatapku sengit mendera Mondy

"ak.."

"niat ngajakin traveling juga gak sih?"

"udah monyong-monyong dan dengan gak sabarannya motong perkataanku, kamu yang terbaik Ray" ibu jari Mondy berdiri kokoh sesuai apa yang ia baru saja katakan

"heheee" aku justru tertawa pelan dengan menggigit bibir bawahku berganti dengan cengiran juga tanganku tak diam menggaruk bagian belakang leherku

"aku tunggu didepan, kamu siap-sipa yah Ray"

aish.. cobaan macam apa lagi ini ya Allah, kok degup jantungku kembali berdegup-degup keras. Mondy mengatakannya sembari senyum tulus dengan binar mata yang menyentuh benakku dalam juga paket komplit manis yang membungkus parasnya

"denger gak, heh" Mondy membuyarkan fokusku dengan tangannya yang mengipas tepat didepan wajahku

Mengepakkan kelopak mataku seketika aku langsung sajamengangguk dan menutup pintu kamar sebagai jawaban aku akan segera siap.

#DR24 - Our Trip

Next part itu perjalanan Raya dan Mondy ke tempat-tempat wisata berduaan loh. Jangan lupa Voment dan silahkan laporkan typo. Author menerima masukan yang membangun bukan membully yah.

Selamat Berkarya semua 

Selamat Berkarya semua 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sumber pict Google yah

Don't ReachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang