#DR13 - Akhirnya... Tapi?

852 90 7
                                    

Don't Reach part 12 privat ya, hanya untuk pengikut author saja

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mondy sudah berada di The Peoples's Cafe sejak 30 menit yang lalu karena ia tak ingin memberikan kesan buruk pada Raya, mengingat ini merupakan pertemuan yang bukan tak disengaja seperti awal ia dan Raya bertemu.

The Peoples's Cafe menjadi pilihan Mondy karena merupakan cafe yang menawarkan berbagai pilihan street food dari berbagai belahan dunia (Global Street Food) dengan suasana nyaman dan mengangkat tema "Contemporary Global Street Food" sebagai design interior. Menyajikan menu berupa Mie Tek-Tek, Tongseng Ayam, Salted Egg Chiken dari Singapore, Thai Minched Chiken Salad serta berbagai menu masakan manca negara dan tentunya menu khas indonesia tersaji lengkap. Mondy belum mengetahui apa makanan kesukaan Raya jadi ia memberikan tempat yang mempunyai banyak pilihan¹.

Jamuan makan malam yang Mondy harap mampu meninggalkan kesan mendalam untuk Raya, wanita yang sejak awal bertemu membuat kebekuan hatinya meleleh bak es kutub yang terkena sinar matahari.

"masih sepuluh menit lagi tapi rasanya aku ingin segera melihat Raya, Tuhan wanita itu? Bagaimana bisa kini berada dihatiku"

Mondy sudah tidak bisa duduk dengan nyaman. Ia berdiri lalu duduk kembali, membuka buku menu hanya melihat-lihat dan meminum es coklat pesanannya yang menjadi gelas kedua dalam penantiannya itu.

"apa aku hubungi Raya saja?"

"sabar Mondy mungkin Raya masih dijalan"

"tapi kalau Raya mengurungkan niatnya untuk datang bagaimana?"

"tunggu Mondy, ini masih beberapa menit dari waktu yang dijanjikan"

Begitu banyak yang Mondy pikirkan tapi ia bisa apa selain mengatakannya untuk diri sendiri? Karena yang ia tunggu masih tak dapat ia lihat dari pandangannya

***

"Ay, we're here. So wake up, emm"

Raya mengepakkan kelopak matanya perlahan untuk membuat kesadarannya berkumpul karena tercecer dalam lelapnya menuju Cafe

"terimakasih"

Lagi dan lagi Daffa memberikan senyuman tulusnya untuk Raya, membantu Raya melepas seatbelt dan keluar membukakan pintu.

"masuklah, aku akan menyusul setelah memarkirkan mobil"

Dengan anggukan Raya berjalan memasuki cafe dan Daffa berlalu menuju parkiran.

***

My Heart Calling...

Mondy tersenyum lega mendengar ponselnya berdering dan lagi dari Raya si pembawa hatinya

"Hallo" gendang telinga Mondy menangkap suara yang tak asing lagi untuk dirinya juga hatinya

"Iya, apa kamu sudah sampai?" tanya Mondy yang tak ingin basa-basi

"tentu, tapi kamu dimana Mond?"

Mondy menyapukan pandangannya kepintu masuk cafe dan tepat saat menghadap kebelakang wanitanya, ah ralat calon wanitanya sedang bingung mencari dirinya dengan ponsel masih setia bertengger ditelinganya

"tunggu disitu, aku yang akan menghampiri"

Klik..

Mondy mengakhiri panggilan dan segera beranjak dari tempat duduknya, mengahmpiri Raya yang malam ini tampak makin cantik dengan apa yang ia kenakan.

"hai" sapa Mondy yang kikuk berhadapan dengan Raya. menggaruk pelan tengkuknya, menampilkan deretan rapi giginya yang putih

"oh hai, sudah lama menunggu?" timpal Raya dengan pertanyaan dan tatapan hangat yang mampu membuat Mondy makin jatuh hati

"iya tapi bukan apa-apa, menunggu kamu untuk seumur hidupku saja aku mampu" goda Mondy yang tak malu lagi

Raya yang mendengar perkataan Mondy tertawa pelan

"kamu akan rugi jika menungguku" kilah Raya

Raya bukan orang yang sulit berinteraksi dengan orang lain justru ia bisa mengakrabkan diri dengan mudahnya, asal orang yang berinteraksi dengannya juga tidak tertutup apalagi menjurus pelit kata dan ekspresi. Dan Mondy bukan orang yang susah untuk membuat Raya bisa mudah membaur karena sikap Mondy yang santai.

"rugi menunggu wanita sehebat kamu? Ck,, aku tak masalah"

Raya mengelengkan kepalanya masih dengan senyum yang tak surut dari wajah cantiknya, Mondy bahkan tidak tahu bahwa wanita yang didepannya ini sedang tak baik. Hebat bukan Raya?

Keduanya sudah duduk di meja yang berada tepat dipojok ruangan yang menghadap langsung dengan pemandangan ibu kota pada malam hari, kondisi malam ibu kota yang riuh akan pernak pernik kecanggihan zaman

"mau makan?" Mondy memberikan buku menu pada Raya

"tunggu sebentar, aku sedang menung..."

Kalimat Raya terpotong ketika pinggangnya sudah dilingkupi lengan Daffa

"ini orangnya" ucapan Raya barusan membuat Mondy tertegun

Sekelumit pertanyaan mulai mampir pada batin Mondy. Siapa? Pacar? Atau

"Daffa, temanku" kenal cepat Raya pada Mondy dan Mondy yang sadar segera mengulurkan tangannya

"Mondy"

Dibalas dengan uluran tangan Daffa "kamu orang yang sudah dicelakakan Raya? Ah ya ampun Ay, kamu itu"

Catatan :

¹ :     https://www.ismaya.com/thepeoplescafe


ditunggu vote dan komenan kalian selalu ya 

vote banyak mempengaruhi jumlah kata di setiap part.

Don't ReachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang