ch 13

378 48 3
                                    

Keesokan harinya, Jinhye berangkat ke sekolah dengan senyum ceria, bukan kesedihan lagi. Dan ia sudah mengerjakan semua tugas rumahnya sekarang.

Seperti biasa, ia duduk diantara tempat Somi dan Jeno.

Somi yang datang lebih awal dari Jeno pun langsung mendekatkan mejanya pada meja Jinhye.

"Gimana lo kemaren?" somi~

"Kenyang." jinhye~

"Jaemin orangnya asik kan?" somi~

"Hm, lumayan." jinhye~

"Lo suka sama dia?" somi~

"Ihh, apa sih?" jinhye~

Tak lama kemudian Jeno datang, dengan ekspresi yang tak seperti biasanya.

"Ehh, napa lo jen? Kalo nyetrika baju, sekalian sama mukanya." jinhye~

Aneh, Jeno tak menjawabnya, kemana Jeno yang Jinhye kenal? Dan tak lama dari kedatangan Jeno, Somi pun meninggalkan tempatnya.

Jinhye merasakan ada yang aneh dengan sikap keduanya. Ia pun memutuskan untuk bertanya pada Jeno.

"Jen, kalian marahan?" jinhye~

"Eh, enggak kok." jeno menjawab dengan senyuman.

"Gue ga yakin, kenapa sih? Gara-gara siapa?" jinhye~

"Elo." Jawab Jeno singkat.

Jinhye yang mendengarnya pun hanya bisa diam, tak percaya akan apa yang telah ia lakukan sehingga membuat pertengkaran diantara keduanya.

'Loh? Gue ngapain?' jinhye~

"Udahlah jin, santai aja. Kita marahan karena lo, tapi bukan gara-gara lo." jeno~

"Ngomong apaan sih lo?" jinhye~

'Pokoknya mereka harus baikan, gamau tau gue!' jinhye~

Waktu berjalan begitu cepat hari ini, tak terasa latihan dimulai sekitar 15 menit lagi.

Semuanya sudah berkumpul diruang olah raga, dengan seragam yang telah ditentukan.

Jinhye masih tetap melirik Mark, dan itu sukses membuatnya mengingat sesuatu yang menyakitkan.

Jaemin? Tentu saja dari tadi dia menatapnya, dan membuat Jinhye tak enak hati bila tak membalas tatapannya.

Ahhh, sangat rumit untuk Jinhye. Walaupun hanya dengan tatapan, itu bisa menyakiti hati seseorang saat ini.

Bila Jinhye menatap Mark, Jaemin orang yang telah membuatnya kembali tersenyum akan tersakiti.

Tapi bila Jinhye menatap Jaemin, Mark orang yang dikagumi sekaligus dibencinya akan tersakiti, sebenci apapun Jinhye dengan Mark tetap saja ia tak bisa melukai hatinya.

Dan pemandangan tak mengenakan kembali terlihat, Yeri berulah lagi. Ia berjalan membawa sebotol air mineral lalu memberikannya pada Mark, awalnya Mark memang terlihat menolak tapi akhirnya ia mau meminumnya.

'Masih aja sesek nih dada! Kalo udah kaya gini, apalagi yang harus dijelasin?!' jinhye~

Latihan kembali dimulai.

Jinhye pun mulai mengumpulkan kembali fokusnya.

"Ayo, mulai lagi !" mr.Jess~

Mereka pun mulai kembali ke posisi awal.

"Ya, Jinhye pelan-pelan kamu naik ya."

Jinhye pun mulai menarik nafas dalam, karena sesungguhnya ia agak takut ketinggian.

Jinhye mulai menaiki tangan Tzuyu, kemudian Chaeyeon, dan terakhir tangan Yeri. Namun saat ia menaiki tangan Yeri, keseimbangannya hilang.

BRUKK!!!

"Arghhhhh!!!!!!" Jerit Jinhye

Somi langsung mendekati Jinhye, dan berusaha menenangkannya.

Jinhye tak tau apa yang sebenarnya terjadi, kejadiannya begitu cepat. Entah konsenterasinya yang buyar, atau Yeri yang sengaja melakukannya.

Tubuhnya telentang lemas, dan bibirnya merintih kesakitan.

Kejadian ini membuat semuanya berkumpul, termasuk anak basket. Melihat keadaan Jinhye yang kakinya membiru, Mark langsung duduk berjongkok bersiap mengangkat tubuh mungil Jinhye dan membawanya ke rumah sakit.

Terlambat, dengan sigap Jaemin merebut posisi Mark dan langsung membawa Jinhye dalam gendongannya.

Sebenarnya Jeno ingin sekali melarangnya, namun ini keadaan darurat, apa lagi yang bisa ia lakukan selarang?

'Bagus deh, ternyata si Jaemin serius sama Jinhye.' Itulah yang ada di otak Somi.

Dan Mark? Hanya dapat menikmati rasa ngilu dihatinya.

Semua terlihat panik, terutama mrs. Jess selaku pelatih cheers dan Do ssaem selaku pelatih basket.

"Pake mobil saya aja dulu!" Pinta mrs. Jess

Jinhye hanya dapat menenggelamkan wajah pada dada bidang Jaemin, meski tak seluruhnya. Terlihat jelas ia amat kesakitan, kedua matanya ditutup menekan dan salah satu tangannya meremas baju sekitar dada yang Jaemin kenakan.

Jaemin segera membawanya ke mobil mrs. Jess, lalu ia tancap gas secepat kilat.

Tak butuh waktu lama, Jaemin tiba di rumah sakit terdekat dan langsung membawa Jinhye ke UGD.

Jaemin menunggu diluar dengan tak sabar, berharap dokter segera keluar dan memberitahu hasilnya.

Setelah menunggu sekitar 30 menit, dokter pun keluar.

"Dimana keluarganya?" Tanya sang dokter.

"Saya temannya, keluarga pasien sedang di perjalanan." Jawab Jaemin.

"Pasien mengalami patah tulang yang cukup serius di bagian pergelangan kaki kanannya." dokter~

"Kira-kira berapa lama sembuhnya dok?" jaemin~

"Sekitar 1 sampai 2 bulan, itu pun jika pasien rutin kontrol." dokter~

"Terima kasih dok." Jaemin~

Jaemin pun masuk ke ruangan Jinhye, dengan wajah yang sulit ditebak. Ia bermaksud menyembunyikan semua dari Jinhye.

Ia duduk dibangku samping tempat tidur pasien yang ditiduri Jinhye.

"Jae, thanks ya." jinhye~

"Santai kali." jaemin~

"Gue....." jinhye~

'Thanks Jae.' jinhye~
'Sakit! Tapi ga berdarah?!' mark~
'Panik anjir' jaemin~

Waiting [MarkLee °nct]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang