ch 22

329 49 1
                                    

Di sudut lapangan basket terlihat seorang namja mendrible bola ditangannya, tanpa semangat. Seorang diri di hari yang sudah petang, hey apa yang terjadi dengan namja ini?

Ya, Mark Lee sedang merasakan hatinya yang terobek-robek. Mimpi terburuk yang bahkan tak pernah terbayangkan sebelumnnya, kini menjadi kenyataan.

Ia berbaring di tengah lapangan basket, mengakhiri permainan yang dianggapnya sebagai pelampiasan ini.

Ia kembali berkutat dengan pikirannya, pikiran yang sebenarnya tak ingin ia pikirkan.

"Jin, gue salah apa sih sama elo?" Mark menghela nafas berat.

"Oke, oke, gue ngaku salah. Ngebiarin lo nunggu lama, itu kesalahan terbesar gue." Mark memejamkan matanya, meresapi kata-kata yang baru ia ucapkan.

"Tapi, ini terlalu nyakitin buat gue. Apa harus ya gue dapetin hukuman segede ini?" Masih dengan mata yang terpejam.

"Harus!"

Tiba-tiba Mark merasakan benda beku menyentuh pipinya, berlawanan dengan keringat yang membasahi hampir seluruh bagian wajahnya. Ia pun membuka kelopak matanya.

Benar saja, seorang yeoja tengah berbaring di sampingnya, melekatkan sebotol minuman dingin yang dimaksudkan untuk menyekat keringat diwajahnya.

"Nih ambil." Yeoja itu menyerahkan botol ditangannya.

Mark hanya terdiam, tatapannya fokus pada ring basket yang berada tepat di depannya.

"Lo pantes nerima itu semua, lo pikir kesalahan lo cuma biarin Jinhye nunggu? Sekarang lo bisa ngerasain apa yang udah gue rasain selama bertaun-taun, Mark sunbae. Lo... ngacuhin perasaan yang udah gue tanem dalem buat lo!" Ya, yeoja itu Kim Yeri, dia menatap lurus ke atap lapangan.

Mark meresapi kata-kata yang baru saja Yeri ucapkan. Jujur, Mark membenarkan semuanya.

"Yer dengerin gue, plis. Gue tau lo udah lama ngejar gue, ngelakuin apa aja buat gue. Jujur, gue sempet berpikir buat bales perasaan lo, tapi ga bisa. Dan anehnya, gue ga tau apa yang ada di pikiran gue, gue..." Kata-kata Mark terhenti, manakala Yeri kembali angkat bicara.

"Sttt... bertaun-taun gue nunggu lo, lo pikir gue bakal nyerah gitu aja?" Ucapan Yeri membuat Mark seketika terdiam.

"Yer, dengerin gue. Lo itu cantik, pinter, baik, masih banyak cowok yang bisa lo dapetin, atau mungkin cowok yang rela berjuang buat dapetin lo, termasuk sunbae basbol itu. Jadi, lo ga perlu sia-siain hidup lo buat cowok bajingan kaya gue..." Mark~

Deg! Hatinya merasakan ngilu yang begitu menusuk.

"Gue ga mau orang lain selain lo, dan gue ga akan nyerah. Gue yakin suatuvsaat lo bakal sadar..." Yeri bersikeras menentang nasihat yang baru saja Mark berikan.

"Yer! Lo bener-bener..." mark~

"Minhyung-ahhhh..." Panggilan dari seorang namja membuat Mark harus menghentikan emosinya.

Mark pun bangun dari posisinya, disusul dengan Yeri, ia duduk menyila kemudian tatapannya tertuju pada sumber suara.

"Hyung... lo beneran kesisi?" Mark~

"Iyalah, kan gue udah bilang." Jawab namja itu.

"Hai Yer, makin cantik aja." Namja itu dusuk di samping Mark, Yeri hanya tersenyum ramah akan pujian dari namja itu.

"Hyung!"
"Yer, lo bisa tinggalin kita berdua."

Yeri pun langsung bangun dari duduknya, kemudian meninggalkan ruangan itu, tentu saja sebelumnya ia sempat menebar senyum.

Waiting [MarkLee °nct]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang