ch 21

349 47 6
                                    

Jeno menarik krah baju Jaemin, di persimpangan tangga lantai 2.

Ya, melihat Jaemin berjalan bersama yeoja lain, bergandengan tangan, tentu saja itu membuatnya marah. Ia takut Jaemin akan menyakiti Jinhye nantinya.

Untung saja Mark lewat dan langsung menghampiri mereka, membuat Jeno menahan emoasinya, ia hanya mengeluarkan kata-kata tak sampai pukulan maut yang dapat membabak belurkan wajah tampan Jaemin.

Sedangkan Tzuyu, pergi entah kemana.

"Lo! Awas aja kalo gue sampe liat lo jalan sama cewek lain, terutama TZUYU, cabe kiloan kaya dia apa lebihnya daripada Jinhye sih?!" Jeno~

Ya, sebenarnya setelah Jeno bertemu dengan Somi tadi, ia merasa khawatir akan keadaan Jinhye. Akhirnya mau tak mau ia membuntuti sahabat yang sudah dianggapnya sebagai adik ini.

Mark menyelah tangan Jeno yang masih merekat pada krah baju Jaemin, dan melepasnya perlahan.

"Gue keilangan Jinhye gara-gara lo, kalo lo nyakitin dia lo bakal berhadapan sama gue!" Mark hanya menunjukan senyum mirisnya.

"Bukan salah gue kalo akhirnya Jinhye jatoh ke pelukan gue!" Jaemin menunjukan senyum smirknya.

Ya, Mark bersikap dewasa disini, sebenarnya ia sangat ingin mendorong Jaemin agar terguling hingga lantai dasar, namun ia teringat akan kenyataan pahit bahwa 'Jinhye adalah milik namja sialan dihadapannya ini'.

Akhirnya Mark pun menarik tangan Jeno untuk meninggalkan Jaemin, sebelum hal yang tak diinginkan terjadi.

Jaemin pun merasa senang karena menurutnya ia dapat mengalahkan 2 namja payah tadi. Terutama saat ia berhasil memiliki Jinhye. Dan ia pun melanjutkan langkah menuju kelas Jinhye.
______________________________________

2 day later-

Seperti janji Jinhye sebelumnya, ia akan menemani Jaemin berlatih sekarang.

Ia ditemani sahabatnya, yaitu Somi yang kebetulan sedang tak ada latihan cheers hari ini. Mereka duduk bersama di bangku penonton.

Ya, Jinhye menatap kagum semua pemain basket di lapangan, pasalnya ia tak terlalu memperhatikan mereka hingga saat ini ia baru menyadari betapa kerennya tim basket disekolahnya, dan tentunya mereka semua tampan.....

Flash, adalah nama tim basket mereka, terdiri dari 12 namja terbaik di sekolah ini dari berbagai angkatan.

Tapi aneh, mata Jinhye malah terfokus pada Mark, bukan Jaemin yang sudah jelas-jelas resmi dengannya.

"Heh! Jinhye! Jaemin disana." Somi menyenggol bahu Jinhye.

"Eoh? Iya gue tau, daritadi gue juga liatnya kesana kok." Bohongnya.

"Terserah deh..." Somi hanya dapat menghela nafas.

Tak lama kemudian Jaemin berjalan menghampiri Jinhye karena latihan telah berakhir.

Jinhye memberikan Jaemin sebotol minuman yang sudah disiapkannya sejak tadi.

"Wah, makasih ya. Yo pulang." Jaemin membantu Jinhye berdiri.

"Somi ditinggalin lagi?" Jinhye menatap Somi.

"Gue mau ke toko buku kok, ga papa kalian jalan aja." Somi pun berjalan terlebih dulu di depan keduannya.

Jinhye mengangkat bahu kemudian mengulumkan senyum pada Jaemin, begitupun sebaliknya.

Jaemin membantu Jinhye berjalan, menuju tempat parkir. Kemudian mengantarnya pulang.

Sesampainya di depan gerbang rumah, Jinhye pun turun. Tak seperti biasa karena Jinwoo tak menunjukan batang hidungnya dan memeluk sang noona.

"Sepi amat rumah lo." Jaemin~

Waiting [MarkLee °nct]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang