YUNCASTLE (Part 1)

299 16 7
                                    

Cukup lama jinanie membiarkan Marine bermain bersama dengan para peri di taman bunga yang indah itu, memberikan waktu pada gadis itu untuk beradaptasi dengan keindahan pemandangan alam yang ada di jinan tale. Ia sangat menikmati bagaimana wajah Marine terlihat sangat bahagia saat tersenyum seperti sekarang ini. Pada dasarnya Marine sangat gampang beradaptasi pada keadaan baru dan Jinanie tahu betul akan hal itu, karna ibunda Marine Queen Garnet adalah orang seperti itu. hanya saja mahluk bumi menolak keindahan yang ada pada diri Marine, mempertanyakan dari mana keindahan tidak wajar yang ia punya itu berasal sehingga mengucilkan nya karna ia berbeda.

Matahari tepat berada di atas kepala saat Jinanie tersenyum penuh arti pada Marine yang sedang di lempari bunga-bunga oleh para peri

"Queenie ini waktunya kita untuk pergi, aku ingin membawa mu menemui seseorang"

Dahi Marine berkerut heran "boleh aku tau siapa?" tanya nya takut-takut

"aku akan menjelaskannya pada mu nanti" jawab Jinanie dengan tenang

Marine hanya bisa mengangguk pasrah dan kemudian tersenyum, sangat susah rasanya untuk tidak membalas senyum seorang Jinanie. jinanie pun kemudian memanggil glowie untuk mendekat dan kedua nya kembali terbang ke angkasa melintasi rangkaian pegunungan menuju ke barat

"jinanie hati-hati di depan ada pengahalang"

Marine berteriak memperingatkan saat di lihat nya ada selaput cahaya bening yang menghadang mereka, seakan memalangi jalan mereka untuk maju

"jangan takut" Jinanie berbisik lembut pada Marine "ini adalah pintu gerbang menuju tempat yang akan kita tuju"

"pin..pintu gerbang? Di langit seperti ini ada pintu gerbang?"

"setiap dimensi memang di batasi oleh selaput cahaya Queenie, yang mana juga bertugas sebagai pintu gerbang untuk masuk, dari langit sampai jauh ke dalam tanah"

Ketika mereka semakin mendekati selaput cahaya, jantung Marine berdetak sangat cepat. Ia sampai memejamkan matanya, takut apa bila proses masuk itu akan menimbulkan sesuatu yang menyakitkan. Ketika merasakan udara berhembus jauh di belakang, Marine baru bisa membuka matanya. Tidak ada yang terjadi, mereka hanya terbang meninggalkan selaput itu menjauh.

"kita berhasil masuk?" tanya marine

Jinanie mengangguk "tentu saja kita bisa masuk"

"tidak ada penjaga? Tidak ada yang menghalangi?"

Kali ini Jinanie menggelengkan kepala nya

"tidak semua orang bisa masuk ke setiap dimensi dengan gampang queenie, hanya orang-orang yang memiliki darah penguasa yang bisa masuk melalui jalur mana pun. Dan aku punya darah penguasa dalam darah ku, begitupun juga kau."

"aku?" Marine masih tidak bisa mengenyahkan kebingungan nya, sampai tepukan lembut di bahunya dari Jinanie membuat gadis itu tersentak kaget

"dari pada bingung, bagaimana kalu kau memperhatikan pemandangan di sekitar mu?"

Sontak Marine langsung memandang berkeliling, di bawah kaki nya terhampar begitu banyak pepohonan lebat berwarna hijau yang tumbuh dengan sangat rapat. Tidak jauh ada aliran sungai yang dengan warna air yang begitu jernih, dari atas Marine bahkan bisa melihat banyak nya ikan yang melompat keluar seakan sedang bercanda dengan sesama nya. agak jauh ke utara sudah mulai banyak rumah penduduk yang terbuat dari kayu, dengan binatang peliharaan dan ladang yang sedang memasuki masa panen.

Dimensi yang subur, pikir Marine dengan hasil alam yang melimpah ruah juga pemandangan alam yang sangat indah.

"dimana kita sekarang Jinanie?" Marine berteriak agar suara nya tidak terkalahkan oleh angin yang berhembus kencang

DIMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang