BOBHELL

154 11 20
                                    

"Kalian pergilah, aku yang akan merawat Hanbinie" King Yun mengantar Jinanie dan Marine ke halaman kastil Binzoo. "My Queenie, segalanya akan semakin berat tapi kau pasti bisa melaluinya" King Yun menggenggam erat kedua tangan Marine. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran tapi ia memaksakan diri untuk tersenyum. "Jangan khawatir King Yun" Marine memeluk King Yun. "Hati-hatilah entah kenapa aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi antara kau dan Bobby" King Yun menyelingi ucapannya dengan senyum. "Maksudmu?" Marine bingung. "Yun please!" Jinanie mendorong tubuh Yun agar menjauh dari Marine. Jinanie memanggil Glowie dan menyuruh Marine untuk naik ke punggung Glowie. Jinanie kembali menghampiri King Yun dan terlihat seperti membicarakan sesuatu.

********

"Apa ini Bobhell? Kenapa begitu indah?" Marine turun dari punggung Glowie dan melihat dengan kagum keindahan Bobhell dari atas bukit. "Jinanie, tempat apa ini?" Marine membalikkan badan kearah Jinanie. "Queenie aku mengerti, yang kau pikirkan Bobhell akan gelap dan menakutkan bukan? Kemarilah... Lihat istana di sana" Jinanie menunjuk ke suatu tempat. Pemandangan ini sungguh berbeda bagi Marine, sebuah pohon diatas danau terlihat begitu berkilauan dengan cahaya ungu yang mendominasi. Ada jembatan meliuk yang mengitari pohon tersebut, setiap sisi jembatan ada bunga teratai yang bercahaya. Segalanya begitu indah. "Apa itu istana?" Marine menunjuk pohon besar bercahaya tersebut. "Iya Queenie... Itu istana yang berada di dalam pohon. King Bobby tinggal di dalam sana" Jinanie meraih tangan Marine dan membawanya kembali ke punggung Glowie. Mereka kembali terbang menuju tempat indah yang Marine kagumi sedari tadi. Sepanjang jalan pemandangan ajaib nan indah terpapar menyilaukan mata. Bunga disini memang tak seperti yang ia lihat biasanya. Semua bunga disini bercahaya dan saling menerangi. Warna yang bergradasi indah membuat Bobhell tak layak dipanggil sebagai "Hell". Bobhell seperti surga cahaya. Meskipun mayoritas warna ungu mendominasi tapi tetap membuatnya terlihat amat indah.

"Berhati-hatilah" Jinanie mengingatkan. Marine bingung mengapa King Yun dan Jinanie selalu mengingatkannya untuk berhati-hati di Bobhell. Menurut Marine tempat ini terlalu jahat bila disebut sebagai "Hell". Marine hanya menyimpan kata-kata Jinanie. Ia tahu Jinanie dan King Yun takkan berkata demikian bila tanpa maksud. Marine akan mencari tahu sendiri apa maksud kata "hati-hati" tersebut.

"Hey Man!" Seorang lelaki dengan smiling eyes menyapa mereka di pintu kastil. Caranya menyapa sangat berbeda dengan tiga dimensi yang sudah Marine datangi. Lelaki itu memeluk Jinanie sesaat dan senyum tak pernah hilang dari bibirnya. "Oh... Hai Queenie!" Lelaki itu melambaikan tangan pada Marine. "Queenie kemarilah" Jinanie memanggil Marine yang sedari tadi terpaku di samping Glowie. Marine melangkahkan kakinya perlahan. "Ini King Bobby" Jinanie memperkenalkan. "Hai King Bobby" Marine menyilangkan kakinya ke belakang dan menunduk tanda penghormatan. " Eyy... Jangan kaku seperti itu Queenie. Panggil saja aku Bobby" Bobby mengerling kearah Marine dan mengulurkan tangan kanannya. Marine menyambut tangan Bobby dan mereka bergandengan. Tiba-tiba Jinanie muncul di tengah mereka dan membuat mereka terpisah. Sepanjang jalan masuk ke istana, Jinanie tetap berjalan diantara Marine dan Bobby.

Setelah melewati penjaga pintu utama, Marine kembali dibuat takjub dengan pemandangan di dalam istana. Ruang tamu besar dengan interior kelas atas yang memadukan kekuatan cahaya sebagai konten utama. Sebuah tangga melingkar yang sisi pegangannya bercahaya ungu neon dan pijakan yang akan mengeluarkan cahaya putih terang bila terinjak. Marine mendongakkan kepalanya dan terlihat langit-langit istana dihiasi lampu kristal besar dengan rangkaian bunga yang melingkarinya. Bunga-bunga itu bercahaya dan memberikan kesan mewah juga indah. Marine semakin penasaran kenapa tempat ini disebut Bobhell.

"Queenie beristirahatlah dulu" salah seorang pelayan menghampiri Marine

"Aku tidak lelah. Apa boleh aku melihat-lihat?" Marine memasang wajah penuh harap

DIMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang