BINZOO

194 16 13
                                    

"Shae... Shae... Shae...." Marine mengigau dalam tidurnya. Wajah Marine pucat dan keringat dingin membasahi dahinya. "Queenie..." Jinanie memeriksa keadaan Marine. Jinanie meletakkan bahu telapak tangannya ke dahi dan leher Marine. Marine ternyata demam tinggi. "Jinanie.. Beristirahatlah. Kau sudah menjaganya dari semalam hingga pagi ini" King Yun memegang bahu Jinanie pelan. "Aku yang akan menjaganya" Tambah King Yun. Senyum khas King Yun memang sangat ampuh untuk menenangkan. Jinanie mengangguk dan meninggalkan Marine dan King Yun dengan langkah gontai namun tetap terarah.

Setelah Jinanie keluar, King Yun meletakkan telapak tangannya ke kepala Marine. Ia melihat segala mimpi buruk yang sedang Marine alami. King Yun memang mempunyai kekuatan untuk mendeteksi emosi alam bawah sadar seseorang bahkan ia pun mampu menarik orang tersebut ke alam sadar. Seperti yang saat ini sedang ia lakukan pada Marine. Kejadian kemarin masih sangat menghantui Marine. Terlebih rasa penasaran Marine sangat amat kuat tentang masa lalu hidup kedua orang tuanya. King Yun meneteskan air mata di pipi halusnya. Ia sangat amat prihatin dengan keadaan Marine. Marine yang sangat ceria beberapa hari lalu memiliki sisi suram seperti ini. Sisi gelap dalam dirinya yang selalu ia sembunyikan dari siapapun. Meskipun Jinanie adalah orang terdekatnya tapi King Yun yakin sisi gelap hati Marine ini tak di ketahui olehnya. "Queenie... keluarlah dari sisi gelapmu. Fokuslah pada suaraku Marine!" Peluh mulai bercucuran di dahi King Yun. Liontin Biru Marine bersinar, ini suatu pertanda baik Marine mulai melawan mimpi buruknya. Perlahan sinar biru dari Liontin tersebut meredup dan kesadaran Marine mulai kembali. Mata Marine mengerjap beberapa kali dan mulai terbuka. Hal pertama yang Marine lihat adalah senyum manis King Yun. "Kau kembali... Terima kasih Queenie telah berjuang bersamaku" King Yun membelai lembut rambut Marine.

******

"Kau siap untuk petualangan selanjutnya Queenie?" King Yun mengantar Marine dan Jinanie ke halaman Yun Castle. Glowie sudah menunggu mereka di sana. Marine terus saja melingkarkan tangannya di lengan kanan King Yun. "Queenie... berhentilah bertingkah seperti koala" Jinanie menarik Marine dari sisi King Yun. Tapi gagal Marine kembali menempel lagi ke King Yun. Hal tersebut membuat King Yun terkekeh. "King Jinanie yang terhormat, tidak bisakah aku bermanja-manja dengan King Yun sebentar saja? Aku akan mengarungi seluruh dimensi denganmu kan? King Yun adalah seorang kakak yang selama ini selalu aku impikan" Marine cemberut. "Hey adik kecil, pergilah dulu nanti aku akan menyusulmu. Atau Jinanie akan membunuhku" King Yun meledek sambil menyematkan Redstone ke saku Marine. "Baiklah..." Nada suara Marine terdengar malas. "Berhati-hatilah adik perempuan kesayanganku" King yun menyentuh hidung Marine dengan telujuknya lalu memeluknya. Jinanie hanya melirik sinis dua kakak beradik itu.

"Apa aku bukan kakakmu hah?" Tanya Jinanie di atas udara. Glowie telah membawa mereka mengudara menuju Binzoo. "Tentu saja kau kakakku" Marine menjawab serius. "Lalu kenapa kau tadi bersikap seperti itu?" Wajah Jinanie masih terlihat sinis. "Eyy... Berhentilah marah" Marine mencubit pipi Jinanie gemas. "Beritahu aku bagaimana Binzoo?" Marine mengalihkan pembicaraan. "Sebentar lagi kau akan melihatnya" Jawab Jinanie dingin. Lalu di balik awan tebal muncul hutan hijau yang penuh dengan binatang yang sudah punah di bumi. Mata Marine terbelalak saat ia melihat Brachiosaurus alias Dinosaurus berleher panjang sedang minum di pinggir danau. "Wahhhh...." Marine tak mampu menutup mulutnya saat ia melihat kawanan kuda poni berwarna-warni sedang berlarian kesana kemari. Ada jembatan pelangi diantara dua air terjun yang terlihat seperti Niagara waterfall. Setelah melewati air terjun maha besar, mata Marine kembali dipertunjukkan dengan sisi lain Binzoo. Sebuah pegunungan berapi yang menjulang tinggi dan terlihat mengerikan tersebut di tempati oleh para naga api. Naga panjang dengan mata merah menyala dan kobaran api sebagai mahkotanya. "Apa tidak ada manusia disini?" Marine bertanya ke Jinanie yang sedari tadi terdiam. "Kau akan melihat pemukiman warga di sekitar kastil" Jawab Jinanie singkat. "Kau masih marah?" Marine memastikan. "Tidak. Perlu kau ingat ini! Jangan pernah pergi sendirian lagi atau aku akan mengembalikanmu ke bumi" Ancam Jinanie serius. "Baik King Jinanie Pyunggg" Jawab Marine sambil menirukan gaya para peri di Jinantale. Hal tersebut membuat Jinanie terkekeh pelan dan tersenyum sambil membelai pucuk kepala Marine.

DIMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang