Lighten mendarat di depan gerbang bebatuan yang dijaga oleh patung-patung super besar. Marine menerka-nerka akan seperti apa Chanuground sebenarnya. Seseorang berwajah kekanakan dan tampan terlihat sedang sibuk menggulung dan melempar yoyo sambil mengunyah permen karet yang sesekali ia gelembungkan. "Wah sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini" Ucapnya menyambut Kami sambil tersenyum dan menyalami para King. "Kak Raudia!!!" Ia berlari memeluk Raudia yang sedari tadi berjalan di belakang Marine. "Apa kabar kau anak kecil?" Tanya raudia sambil mengacak rambut lelaki itu. "Tunggu... Apa kau Queenie?" Ia menatap Marine bingung. Marine mengangguk sambil menatap mata besarnya. "Ah... Maafkan aku. Aku Chanu, King dari Chanuground" Ia mengulurkan tangannya mengajak Marine berjabat tangan. "Marine" Marine menjabat tangan besar Chanu. "Kenapa kau memeluk mereka dan hanya memberi kami salam seadanya hah?!" Bobby memukul pelan kepala Chanu. "Selalu saja... Tiap ada Raudia ia selalu bersikap seperti itu" Kini King Yun ikut mencibir. "Ahhh.... sudahlah... Ayo kita ke Istanaku saja dan berbincang di sana" Chanu menggiring rombongan memasuki gerbang Istana Chanuground.
Marine berjalan sendirian di belakang rombongan, memperhatikan keadaan sekitar yang terlihat begitu asing untuknya. Bobby yang mengetahuinya langsung menghentikan langkahnya dan menunggu Marine. "Ini asing kan menurutmu Queenie?" Marine terkesiap karena tiba-tiba Bobby sudah ada di hadapannya. "Eh? Em.." Marine mengangguk. "Ini akan menjadi pertempuran terakhir kita" Bobby menggenggam tangan Marine dan tetap berjalan di sampingnya. Marine mengangguk lagi dan sesekali mencuri pandang kearah Bobby. "Aku tahu kau telah jatuh cinta padaku, tapi jangan menatapku diam-diam begitu" Lirik Bobby nakal. "Hah? Jelas-jelas kau yang sudah menyatakan perasaanmu padaku. Berani-beraninya kau meledekku seperti itu" Marine memicingkan matanya. "Tapi itu yang membuatmu kembali ke alam sadar kan?" Bobby tak mau kalah. "Haish! kau itu menyebalkan!" Marine melepas genggaman tangan Bobby dan berlari ke arah King Yun. "Hey! Queenie!!" Bobby berteriak di belakang sambil tertawa.
"King Yun, tunggu aku" Marine langsung bergelayut ke lengan King Yun. "Ada apa? Kenapa lari-lari begitu?" Tanya King Yun polos. "Bobby terus saja meledekku" Marine cemberut menggemaskan. "Tapi kau menyukainya kan? lihat wajahmu memerah begitu" King Yun tertawa setengah meledek. "Kau ini sama saja!" Marine mendorong King Yun pelan dan berjalan lebih cepat. King Yun dan Bobby hanya tertawa melihat kelakuan Marine.
"Kenapa lari-lari terus sih?" Hanbinie mengomel saat Marine tak sengaja menabraknya. "Kau sendiri kenapa berhenti tiba-tiba seperti ini?" Balas Marine galak. "Lihatlah" Marine mengikuti arah tangan Hanbinie. "Woahhhhhhh" Marine ternganga melihat pemandangan di kaki bukit. Kota yang sangat berwarna-warni, segalanya disini dibangun dengan lego. Terlihat banyak permainan-permainan yang menjadi aktifitas utama rakyat Chanuground. "Aku mau naik itu Hanbinie" Marine menunjuk sebuah bianglala besar yang menjulang tinggi. "Kau mau naik roda besar itu?" Tanya Hanbinie memastikan. "Ferris wheels" Ucap chanu membenarkan. "Chanu, jadi itu namanya ferris wheels? Boleh aku menaikinya?" Marine mengekor langkah Chanu dan Raudia. "Chanu... Bolehkan? Ya ya yaaaaa...." Marine mengeluarkan jurus terbaiknya. "Iya... Aku akan membawamu kesana nanti" jawab Chanu terpaksa. "Benarkah?!" Mata Marine berbinar. "Setelah kita mampu mengalahkan Monster Beast" Chanu tertawa menang. "Hahhh... Jinanie... kenapa semua orang sangat menyebalkan hari ini!!!" Marine frustasi.
****
"Queenie..." Suara berat June membuat Marine menoleh cepat dan membiarkan lego-lego itu tetap berada di tangannya. "June..." Marine melempar senyum manisnya dan mengisyaratkan June untuk duduk di sampingnya. "Maafkan atas kebodohanku Queenie dan aku kembalikan semua stone mu ini" June menatap Marine penuh ketulusan dan memberikan satu kantong berbalut bludru hijau milik Marine. "Tidak. Kau tidak perlu meminta maaf padaku June" Marine tersenyum lagi dan mengambil kantong Bludru itu dari tangan June. "Dan ini... Black Stone milik Junwhore" June membuka genggamannya yang berisi sebuah batu hitam kristal. "Apa kau yakin memberikan ini padaku secara cuma-cuma?" Marine memiringkan kepalanya untuk melihat wajah June lebih jelas. "Hanya kau yang mampu menyelamatkan ibuku" June meletakkan Black Stone ke tangan Marine. "Kita bisa menyelamatkannya bersama-sama kan?" Marine menggenggam tangan June lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSION
FantasyAqua Marine, gadis berusia 18 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. ayah nya sudah meninggal sebelum ia terlahir, sementara sang ibu menghilang saat ia berusia 5 tahun. tidak ada foto atau kenangan apa pun yang ditinggalkan untuk gadis itu agar...