Part 1

2.6K 170 8
                                    

Udara dingin menggigit hingga ke tulang rusuk, kenapa hawa bisa begini dingin? Padahal ini bukan winter. Ditariknya lagi selimut yang sesungguhnya sudah membungkus rapat tubuhnya, ditariknya pula kedua lututnya direkatkan ke dada. Sekarang ia seperti seekor tupai.

Suhu ruangan ini sebenarnya berapa derajat celsius? Atau ada jendela yang lupa ditutup semalam sehingga mempersilakan udara dingin menyeruak ke dalam kamar. Kalau bukan, Ji Won lupa menyalakan penghangat ruangan.

Wangi Lavender dari selimut dan sarung bantal membuat matanya malas untuk terbuka, hal ini membuat rileks sekali tidurnya semalam. Rasanya seluruh organ tubuh dapat istirahat dengan sempurna. Ditingkahi aroma Citrus yang sekali-kali melintasi hidungnya. Pewangi ruangan yang berupa tungku supermini dan lilin di bawahnya mempersembahkan wangi surgawi ini. Menenangkan!

Tok! Tok! Tok!
Seperti terdengar ketukan dipintu.
Srekkkk....!! Tak tok... tak tok.
Suara pintu diseret, dilanjutkan dengan langkah kaki wanita yang mengenakan sepatu Pantovel dengan hak 3 cm.

"Selamat pagi, Agashi! Sudah pukul 7 pagi. Nyonya menunggu Anda untuk sarapan."
Suara seorang wanita seperti ditujukan padanya.

Tapi tidak mungkin, masih mimpi barangkali.... tempat tinggalnya adalah Apartemen sederhana yang ditinggali berdua dengan sahabatnya sejak dari Chun Choen. Berbagi tempat untuk menghemat biaya hidup.

"Agashi! Nyonya sudah menunggu. Bangunlah, Agashi!" terdengar lagi suara lembut itu, lebih dekat ke kuping. Mimpi tentang apa sebenarnya ini, jadi tuan puteri? Lalu siapa pangerannya?
"Air hangat sudah dipersiapkan untuk Agashi mandi...." suara lain lagi, bukan yang membangunkan tadi. Film atau Drama apa yang dilihat bersama Ji Won semalam, kenapa bermimpi jadi Chaebol?
"Agashi, jika Anda tidak segera bangun, maka Ibu Presdir akan meninggalkan Anda ke kantor tepat pukul 8 pagi...!" Suara Choi Won Young Kyongri-nim. Lelaki yang semalam menjemputnya... Sekretaris kepercayaan Nenek. Nenek?

Seketika Park Shinhye membuka mata, ya... ada 3 orang yang berdiri di samping tempat tidurnya. Dua orang perempuan berpakaian pelayan lengkap dengan tutup kepala khas, dan seorang lelaki bertubuh tegap dengan stelan jas hitam. Dia tampak berwibawa. Usianya diatas 40 tahun.
"Selamat pagi, Ajhussi! Maaf, aku kesiangan!" Park Shinhye menyingkirkan selimut dari tubuhnya lalu dengan gerakan secepat kilat turun dari tempat tidur.
Lelaki itu membungkuk hormat, begitu pun dengan 2 orang pelayan tadi.
"Ibu Presdir sedang menunggu Anda untuk sarapan, sebaiknya Anda segera temui beliau!" tuturnya takjim.
"Ya, baiklah. Terima kasih, Ajhussi. Aku akan segera mandi."
"Silakan! Kalau begitu saya mohon diri..."
Kemudian dia membungkuk lalu beranjak dari kamar bernuansa peach itu. Shinhye meski masih bingung dengan suasana kamar yang tidak dikenalinya itu, segera saja melangkah ke kamar mandi.

Sambil menikmati air hangat dalam jachusi yang merendam tubuh dan suasana kamar mandinya yang juga tidak ia kenali, ia mulai mengingat semua yang terjadi tadi malam. Bahkan 1 minggu dan 1 bulan sebelumnya.

Bulan lalu Kim Min Soek Ajhussi mengunjungi apartemennya, bukan kunjungan biasa tapi lelaki yang telah ia anggap ayah itu membawa kabar yang tidak ia mengerti. Tiba-tiba menyuruhnya mengundurkan diri dari tempat kerja yang membuat dirinya bangga, karena perusahaan tempat bekerjanya itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan paling besar di Seoul atau salah satu yang terbesar di Korea. Betapa tidak membanggakan, untuk masuknya saja sulit minta ampun. Beruntung saja tidak cukup, karena harus memiliki kualifikasi tertentu. Kemudian pelamarnya bukan hanya 10-20 orang tetapi ratusan, bayangkan dapat lulus dari ratusan peserta... dengan saringan masuk yang sangat ketat. Lantas seleksinya tidak selesai sampai seseorang dinyatakan diterima, seleksi berikutnya dilaksanakan setelah karyawan magang diberi kontrak 1 tahun, dimana selama masa magang atau uji coba itu grafiknya harus terus naik. Rajin masuk kerja saja tidak cukup, tapi harus punya inovasi untuk memberi keuntungan pada perusahaan. Dan bila itu lulus maka dipertimbangkan untuk menjadi karyawan tetap. Dipertimbangkan! Bukan telah.
Dan bila tahapan-tahapan tadi lolos maka jadilah karyawan tetap.

Shinhye sudah 3 tahun jadi karyawan tetap, jadi bila diakumulasikan masa kerjanya sudah 4 tahun. Dan sekarang ia dipromosikan untuk jadi Kepala Bagian, itu artinya prestasi kerjanya memuaskan.

Tapi tidak ada angin tidak ada hujan, Kim Min Soek Adjussi menyuruhnya berhenti bekerja, karena sekarang katanya sudah saatnya ia tahu jati diri yang sesungguhnya.

Ia bingung amat sangat, sampai orang tua itu menunjukan sebuah surat dari dalam amplop yang dibawanya. Yang menyatakan jika dirinya adalah pewaris sebuah perusahaan bonavide yang sangat terkenal. Mula-mula siapa yang akan percaya? Dirinya seorang gadis yatim piatu dari keluarga biasa yang bernasib baik karena teman ayahnya ini yang dulu bekerja di perusahaan tersebut, mau mengongkosinya kuliah hingga ke luar negeri. Tiba-tiba sekarang ia mengatakan jika dirinya sesungguhnya adalah pewaris dari CN Group yang sangat kokoh itu.

Bermimpi saja Shinhye tidak berani untuk bekerja di sana, sekarang malah dikatakan ia pewaris. Persis cerita dalam drama. Jangankan ingin menanggapi, Kim Ajhussi ia anggap pikun. Tapi seminggu kemudian ada seorang wanita elegan dan mewah yang menemuinya dan mengatakan bahwa ia adalah neneknya. Lagi-lagi dengan membawa bukti, yakni beberapa lembar foto. Yang membuatnya tersentak, di dalam foto itu ada ayah dan ibunya yang tampak masih muda, juga foto dirinya ketika masih kecil bersama wanita agung itu dan banyak lagi wajah-wajah aristokrat berfose di foto itu. Mulai terpengaruh karena Nenek elegan ini menjelaskannya sambil berurai air mata, hingga akhirnya ia percaya dan bersedia memenuhi permintaannya.

Melalui pemikiran matang dan dalam, tadi malam akhirnya ia pindah ke rumah besar nan dingin ini. Dan kamar seukuran 2 x luas apartemennya ini kemudian menjadi kamar tidurnya.
🌷

Foto ukuran raksasa yang menampilkan 4 wajah rupawan bak pangeran di abad modern, yang di tempel pada dinding ruang tengah itu segera menyita perhatian setiap yang memasuki rumah megah dan luas tersebut. Siapa mereka? Modelkah? Mengapa Nenek memajang itu seakan mereka adalah tuan rumah.

"Itu adalah foto cucu-cucuku, Shinhye-ah. Merekalah sekarang yang memimpin CN Group." terang Nenek melihatnya memandang lekat foto jumbo itu.
Park Shinhye terkejut. "Benarkah? Wajah-wajah muda dan tampan ini? Mereka bisa bekerja memang, Haelmoni?" tanyanya spontan.
Wanita 3/4 abad itu mengurai senyum.
"Tentu saja mereka bisa, dan kamu pun pasti bisa. Makanya sekarang kamu istirahat, besok kita akan berkenalan dengan kantor barumu."
"Deh!" dia mengangguk santun, lalu membungkuk hormat kala Nenek meninggalkannya menuju kamarnya.

TBC....

A Rose Among The 4 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang