Sebetulnya yang menolak pengangkatan Park Shinhye menjadi Wakil Direktur bukan saja ke-4 orang cucu Nenek dan keluarga Baek sebagai pemegang saham kedua terbesar, tetapi Shinhye sendiri. Ia menolak dengan jabatan tinggi yang tiba-tiba diberikan padanya. Ia merasa tidak akan mampu, ditambah dengan wajah sinis ke-4 pemuda pemimpin CN Group dan keluarga Baek. Namun Halmeoni, Han Halabeoji dan Min Soek Ajhussi meyakinkannya bahwa ia pasti bisa. Dan tidak perlu khawatir katanya karena jika memang dirinya tidak mampu, dalam waktu 3 bulan ia bisa mundur. Yang harus ia lakukan 3 bulan kedepan adalah bekerja dengan sebaik mungkin, tanpa cacat untuk betul-betul memenangkan posisi tersebut tanpa diragukan orang.
Mendengar suport seperti itu membuat dirinya menjadi tertantang untuk menaklukan keraguan ke-4 pangeran Nenek pada dirinya, hanya sebatas itu. Sama sekali bukan untuk betul-betul menjadi Wakil Direkrut CN Group. Sedikitpun ia tidak tertarik dengan jabatan tinggi bukan karena usahanya sendiri, lebih-lebih untuk berusaha merebut kekuasaan. Sejak kecil ia tidak dididik untuk itu.
Suasana rumah yang sudah dingin menjadi semakin beku sejak penunjukan dirinya menjadi Wakil Jung Yonghwa. Bahkan ke-4 pangeran itu dengan kentara menolak sarapan bersama. Park Shinhye merasa sangat sedih tiba-tiba mengacaukan kehidupan keluarga Nenek. Tapi lagi-lagi Nenek meyakinkan dia bahwa semuanya akan segera membaik.
"Mereka anak-anak yang baik, Shinhye-ah. Saat ini mereka hanya kesal saja, tapi nanti juga mereka akan menerimamu sebagai mana Halmeoni." Nenek sekali lagi meyakinkannya. Ia hanya diam.
🌷Hari pertama masuk kerja dengan jabatan setinggi itu membuatnya mendapat penjelasan mengenai job description dari banyak unit terkait, tapi dengan seksama dan sepenuh hati ia menerima setiap masukan. Ia betul-betul hanya ingin bekerja dengan baik. Ia pun tanpa segan bertanya jika ada hal yang tidak dipahaminya kepada karyawan level paling bawah sekalipun. Ia terus belajar mengejar ketinggalan.
Dan dihari pertamanya menjadi Wakil Direktur itu juga, ia mendapat komplain dari relasi sehubungan dengan tidak kredibelnya bagian Marketing. Dengan sangat bingung ia akhirnya menyampaikan kemarahan relasinya tersebut kepada atasannya. Dua hal sekaligus ia dapat, kemarahan Clint dan kemarahan sang Direktur yang menganggapnya tidak becus kerja.
Ia hanya diam ketika Yonghwa mencercanya dengan kalimat-kalimat pedas menusuk. Halo! Ini kan hari pertama, Oppa! Ia masih dalam tahap beradaftasi dan menpelajari banyak hal pada jabatannya itu... tapi mengunci mulut lebih baik baginya. Menerima seluruh kesalahan itu. Hari itu Yonghwa betul-betul bad mood.
"Panggil Lee Jungshin kesini!" perintahnya kepada asisten pribadinya. Dengan wajah sangat marah.
Pria berjas hitam yang selalu ada di sisinya itu segera mengangkat telepon, beberapa jenak berbicara lewat sambungan teleponnya, lalu ia melapor lagi.
"Tn Shin sedang tidak ada di tempat katanya, Sajang-nim!"
"Kemana dia pergi?"
"Sekretarisnya tidak mengetahui, namun ia pergi sudah dari siang tadi katanya."
"Telepon asisten pribadinya!"
"Baiklah."
Yonghwa tidak sabar menunggu sambungan telepon itu terhubung. Ia kesal sekali pada sepupunya itu.
"Saat ini Tn Shin sedang di Gallery katanya, Sajang-nim!" lapor pria bertubuh ceking itu.
"Suruh dia kesini, sekarang!" perintahnya semakin marah. "Damn!" pekiknya memukul meja sangat keras, memuntahkan amarahnya.Lee Jungshin santai saja menanggapi kemarahan sepupunya itu, ketika asisten pribadinya menyampaikan hal itu padanya ia malah asik berbicara dengan pengunjung Gallery. Tidak hirau sedikitpun.
"Isa-nim, ayolah! Sajang-nim marah dan sekarang sangat menunggu Anda! Cepatlah Anda menemuinya, Tuan!" lelaki sedikit kemayu yang menjadi kepercayaannya itu kalut melihat tingkah majikannya yang demikian tenang.
"Sudahlah, Shinbi-ssi tenang. Ini urusanku dengan hyung. Nanti akan aku selesaikan di rumah."
"Jangan di rumah, Tuan. Itu terlalu lama. Sajang-nim meminta Anda menghadap sekarang juga."
"Dia hanya ingin memarahiku, tapi aku sedang bekerja sekarang. Menghasilkan jutaan dollar untuk CN Group, arra?"
"Tapi Tuan..." Kim Shinbi bingung sendiri... antara mengikuti perintah majikannya dan perintah big bos. Keduanya sama penting untuk keberlangsungan karir dan hidupnya.
Lee Jungshin betul-betul tidak hirau dengan panggilan Jung Yonghwa, dia tetap pada pendiriannya. Hal ini membuat Yonghwa membekal kemarahannya ke rumah. Park Shinhye tahu, saat makan malam nanti atau sebelum itu bahkan, perang saudara akan terjadi. Ia mengurut kepalanya yang pening.Benar saja, belum lagi Jungshin memasuki kamarnya Yonghwa langsung menghadangnya di tangga.
"Yak... keparat! Apa yang sudah kamu lakukan?" todongnya langsung. Seketika Jonghyun yang sedang minum air putih di meja makan dan Minhyuk yang baru keluar dari kamarnya, sama-sama menghampiri mereka.
"Ada apa, hyung?" Jonghyun menatap keduanya bergantian dengan dahi berkerut.
"Anak ini, bajingan ini telah membuatku berlutut di hadapan manager menengah relasi kita, gara-gara dia tidak becus bekerja!" dengan wajah merah menahan amarah Jung Yonghwa menunjuk murka pemuda jangkung itu.
"Apa memang yang sudah terjadi?" Kang Minhyuk ikut bersuara.
"Kita hampir kehilangan kontrak karena anak bodoh ini." teriak Yonghwa lagi geram.
"Tunggu, hyung! Bukan aku yang salah, tapi orang dari JK Company itu yang telah mempermainkan kita dan.... dan wakilmu itu yang juga tidak becus. Harusnya masalah ini tidak perlu sampai padamu jika saja dia tahu tugasnya." Lee Jungshin membela diri sambil menuding Shinhye yang kebetulan lewat.
"Tapi semua ini tidak akan terjadi jika kamu tidak memulai..." Yonghwa makin meraung.
"Orang itu asal hyung tahu, aku sengaja meninggalkannya. Dia dengan sengaja mengulur-ulur waktu supaya pengiriman barang kita tertunda, dia memandang kita sebelah mata, hyung. Itulah sebabnya aku memutus kerjasama dengan dia. Aku dengan sengaja meninggalkannya."
"Apa katamu?" Yonghwa seketika menyambar krah baju Jungshin.
"Seharusnya kau yang melakukan itu, hyung. Mereka itu brengsek!"
"Jangan asal bicara jika kamu tidak tahu apa-apa! JK Company sudah lebih dari 10 tahun bekerja sama dengan kita.."
"Tapi kau tidak tahu apapun tentang mereka." Lee Jungshin dengan kasar menepis cengkraman tangan Yonghwa yang kuat di krah bajunya. "Sebaiknya segera kau cari tahu kredibilitas mereka! Mereka mempermainkan kita, mereka selalu menunda setiap pengiriman barang kita dengan alasan sibuk, yang benar mereka sengaja mengulur karena kita tidak pernah protes. Kita ini seperti anak anjing bagi mereka, makanya mereka seenaknya terhadap kita."
Mendengar penjelasan itu Yonghwa terdiam, apa benar seperti itu? Selintas di benak Yonghwa teringat bahwa Se Jin pun pernah mengeluhkan tentang relasi bisnis mereka yang satu itu. Dan Jungshin bagaimana pun tidak akan bertindak gegabah jika menyangkut masalah kontrak perusahaan.
"Tidak ada salahnya kita menengok ulang setiap kontrak yang kita buat, hyung." Itu suara Jonghyun melihatnya terdiam.
"Ok. Itu akan kulakukan. Tapi tadi aku sudah berlutut meminta pada mereka supaya mempertimbangkan kembali kontrak yang telah disepakati. Tugasmu besok menyelesaikan semuanya, Lee Jungshin Isa-nim!" perintah Yonghwa penuh penekanan pada saat menyebut Lee Jungshin Isa-nim.
"Kau besok bisa sekalian menyampaikan unek-unekmu itu, Jungshin-ah." tambah Jonghyun lagi.
"Lain kali, seharusnya kau melaporkan dulu kepada Hyung jika ada masalah seperti ini, Shin-ah." peringat Minhyuk pula.
"Jika hal seperti ini terjadi lagi, aku tidak segan membuatmu kembali ke London. Ingat itu!" Ancam Yonghwa sungguh-sungguh, sambil kemudian beranjak meninggalkan pemuda bohemian itu.
🌷TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rose Among The 4 Prince
RomanceRumah itu besar dan indah, tapi sama sekali tidak ada kehangatan di dalamnya. Dihuni oleh seorang wanita tua berpenampilan aristokrat, khas penguasa sebuah perusahaan elit. Bersamanya tinggal 4 orang pemuda rupawan, bak pangeran-pangeran di dalam is...