Part 9

1.1K 145 4
                                    

Terjadi perubahan atmosfir yang signifikan di rumah besar itu sejak duel sparring Jonghyun dan Shinhye. Ke-4 pemuda itu tidak lagi menolak kehadiran Shinhye secara sporadis seperti sebelumnya. Jungshin dan Minhyuk sudah bertekuk lutut, sedang Jonghyun dan Yonghwa baru memberi lampu hijau. Namun keduanya mulai banyak memperhatikan secara diam-diam.

Pagi itu kantor dikacaukan oleh kehadiran Baek Seungjun yang tiba-tiba duduk di kursi Wakil Direktur sebelum Shinhye tiba di kantor. Ketika diminta pergi, ia malah menceracau tak karuan.
"Kata siapa jalang itu boleh duduk disini, tempat ini lebih tepat untukku. Bukan begitu, Sungmi-ah?" tanyanya pada asisten Shinhye yang tidak berdaya mengusirnya pergi.
"Maafkan, Tuan. Tapi sebentar lagi Ibu Wakil Direktur akan segera datang. Sebaiknya Tuan lekas pergi!" Kwon Sungmi sekali lagi mencoba mengusir dengan halus.
"Kau mengusirku, Sungmi-ah? Berani sekali kau! Kau orang pertama yang akan kupecat jika aku menduduki jabatan ini."
"Maafkan saya! Bukan maksud saya untuk kurang ajar terhadap Anda, Tuan.!" Sungmi ketakutan.
"Kau memang telah kurang ajar, padahal kau tahu aku adalah anak Baek Yongjun. Pemegang saham kedua terbesar. Seharusnya posisi ini setidaknya untukku, andai wanita tua itu tidak serakah." ocehnya makin geram.
"Kau tahu siapa itu Park Shinhye? Majikanmu itu? Dia adalah anak dari anak haram Jung Jaeha. Dia cucu yang tidak sah. Seharusnya tidak boleh menduduki posisi sepenting ini di CN Group."
Bersamaan dengan itu pintu terbuka, Park Shinhye dengan ditemani beberapa security memasuki ruangan kerjanya.
"Ommo.... inikah Park Shinhye si cucu tidak sah itu? Wah...! Cantik sekali! Pantas sebagai wanita penggoda..." sambut pria berwajah licik itu.
Ke-3 petugas keamanan yang datang bersama Shinhye hendak menangkapnya, tapi buru-buru lelaki bermata jelalatan itu bicara lagi.
"Aku datang ke kantormu ini dengan baik-baik, Park Shinhye-ssi. Apa kau serius ingin mengusirku? Sungguh kau tidak ingin tahu siapa dirimu sehingga tidak pantas menduduki kursimu itu?"
Park Shinhye mengangkat sebelah tangannya meminta para security menghentikan aksinya.
"Kalian tunggulah di luar! Jika ada apa-apa aku akan memanggilmu!" ucapnya berwibawa. "Kau juga Sungmi-ssi, tunggulah di luar!"
"Baik, Pujang-nim!" koor mereka berempat, lalu membungkuk dan mohon diri.

Park Shinhye menatap lagi tamu tak diundangnya yang terlihat menyunggingkan seringai licik, bahagia karena dengan mudah dapat memperdayai wanita muda nan cantik ini.
"Bicaralah, Tuan! Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan ocehanmu... yang mungkin tidak berguna untukku." Shinhye menantang mata playboy itu.
"Untuk seseorang dengan latar belakang sepertimu, kau punya style juga, Shinhye-ssi. Apa kau datang ke sini untuk menggulingkan Jung Yonghwa atau Nenekmu sekalian?" mata lelaki buaya darat itu menilik tubuh Shinhye dari ubun-ubun hingga kaki.
"Jika pemikiranmu seperti itu, kau salah besar, Tuan. Aku datang ke sini bukan untuk merebut posisi siapapun, tetapi untuk bekerja."
"Kau munafik... tapi aku sungguh suka gayamu. Baiklah, kupersingkat saja, aku datang padamu untuk menawarkan kerjasama, karena seharusnya yang menempati posisimu itu adalah aku. Putra dari pemegang saham kedua terbesar CN, aku tidak akan mengusikmu di posisimu ini jika kau bisa kerjasama denganku. Bagaimana, Park Shinhye-ssi?"
Gadis itu tersenyum kecil. "Kerjasama apa yang kau maksudkan?" tanyanya setengah mengejek.
"Kita bisa menguasai CN Group berdua, kau tetap diposisimu sekarang, aku diposisi Jung Yonghwa dan ayahku di posisi nenekmu. Tugasmu sangat mudah, hanya membocorkan semua transaksi yang dilakukan Yonghwa padaku. Sisanya tugasku dan ayahku, bagaimana?"
Park Shinhye terkekeh mendengar hal itu.
"Jika untuk tujuan itu kau salah alamat datang padaku, Tuan Baek. Karena aku tidak punya keinginan untuk terus diposisiku ini. Aku hanya punya waktu 3 bulan, setelah itu aku akan pergi dari sini kembali menjadi pegawai rendahan lagi. Anda paham, Tuan Baek?"
"Kau sungguh tidak tahu diuntung, perempuan jalang! Aku datang untuk mengangkat drajatmu sebagai cucu tidak sah keluarga Jung. Apa kau tahu seberapa hinanya ibumu? Ibumu adalah anak hasil hubungan gelap antara Kakekmu dengan seorang pelayan di rumah besar itu. Dari wanita sekotor itulah kau lahir, dan sekarang kau menolak niat baikku?"
Tubuh Shinhye mengejang mendengar penuturan yang tanpa tedeng aling-aling itu. Seperti disambar geledek berkekuatan milyaran voltase, tubuhnya bergetar. Sesaat sekelilingnya menghitam pekat, ia seperti berada dalam lorong sempit, gelap dan panjang tak bertepi. Dadanya menyesak, seperti ada ribuan kunang-kunang berputar mengitarinya. Ia hampir roboh, tapi pintu seketika terbuka. Sosok yang sangat ia kenal tergesa menghampirinya.
"Shinhye-ssi, kau tidak apa-apa? Kau baik-baik?" suara buluh perindu, Jung Yonghwa memegang tangannya dan menatapnya sangat khawatir. Ya, aku baik-baik saja, Jung Yonghwa Sajang-nim! Tapi rupanya kalimat itu hanya ia ucapkan di dalam hatinya, karena yang terjadi Shinhye membisu. Wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Yonghwa langsung curiga pada lelaki di depannya yang tampak cuwek tetap terduduk di atas meja, tidak merasa bersalah.
"Aku tahu ini ulahmu, Baek Seungjun! Pergilah sekarang sebelum pengacaraku yang menyeretmu ke penjara!" geram Yonghwa dengan rahang mengeras menahan amarah. Tapi dia malah tersenyum lebar, dengan santai turun dari atas meja sambil ujarnya :
"Wakilmu itu benar-benar cantik, Yonghwa-ssi! Tak heran kau akan menahannya. Tapi hati-hati! Jangan sampai kau khilaf seperti kakekmu."
"Pergi kau, brengsek!" teriak Yonghwa.
"Ya, baiklah. Anyong, Park Shinhye-ssi! Sampai jumpa lagi, Sayang!"

Park Shinhye sudah roboh ke lantai, ia tak sadarkan diri. Ucapan Baek Seungjun membuat pertahannya bobol. Tubuh dan otaknya tak sejalan. Setiap kata yang dilontarkan Seungjun mengenai ibunya membuat otaknya ingin menolak namun hatinya tidak bisa menghindar, tarik menarik yang amat kuat di dalam dirinya membuat pertahanannnya tumbang. Ia pingsan.
Yonghwa segera membopongnya ke sofa, ia panik teramat sangat. Yang ada di benaknya adalah sesegera mungkin membawa Shinhye ke Rumah Sakit.
"Tenanglah, Tuan! Dokter perusahaan sedang menuju kemari." lapor sekretarisnya.
"Tapi kenapa lama sekali, Junho?"
"Itu dia datang..."
Dokter dan 2 orang perawat yang datang ke ruangan itu segera melakukan pemeriksaan dengan seksama pada tubuh Shinhye.
Hasil sementara Park Shinhye shock, tapi mereka menyarankan untuk segera membawa gadis itu ke ruang perawatan guna pemeriksaan lebih lanjut. Yonghwa setuju, dan ikut menemani ke klinik perawatan tersebut.
"Namun jika tidak ada perkembangan, Tuan! Ibu Wakil Direktur harus segera di bawa ke Rumah Sakit." ucap dokter.
"Lakukan yang terbaik, Dokter!"
"Deh, aguesmidha!" angguk dokter takjim.

Suhu tubuh yang drastis turun, tekanan darahpun sama, begitu pula dengan kadar gula dalam darahnya drop. Park Shinhye mengalami shock yang hebat. Dokter perusahaan menyarankan untuk segera membawanya ke Rumah Sakit, Jung Yonghwa kembali menemaninya.
🌷

TBC...

A Rose Among The 4 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang