Terlihat secercah harapan disini, dimana aku bisa melihatnya dari senyum itu. Bisakah Tuhan menitipkan senyum itu untukku, janji kan kujaga ya Tuhan. Aku mulai sering melihat Thea di sekolah dan tebak ? Ternyata sekarang ia pindah tepat di sebelah kelas, dimana aku biasa menimba ilmu. Sekarang cintaku hanya terhalang oleh dinding kelas, semoga saja seperti itu dan tak ada yang lain. Tapi aku yakin dan percaya bukan hanya aku yang menyukainya, pasti ada banyak lelaki yang memperebutkannya di luar sana, sial aku harus bergerak cepat sebelum semua terlambat. Aku harus memberanikan diri datang ke kelas langsung menemuinya. Tak peduli, aku tak peduli dengan rasa malu, akan kutahan demi bertemu Thea. Okay, kukumpulkan semua tekad yang ada, besok mau tak mau harus ketemu, tak bisa jika hanya terus berdiam melihat senyumnya dari jauh dan tetap terpaku karena rasa takut dan malu, aku harus mulai melihatnya dari dekat. Harus. Hari begitu cepat berganti, semoga saja berjalan sesuai rencana. Bel tanda istirahat berbunyi tengtengteng.
" eemm h..hh..hhh hai Thea, aku yang biasa chatting sama kamu, Alby. boleh kita bicara sebentar ? "
" Oh, Hai Alby. Iya boleh " jawabnya dengan senyum.
Asik berbincang, serasa ku telah mengenal dekat dirinya walau baru beberapa hari mengenalnya. Rasa canggung pun tak ada di antara aku dan Thea, bagai air yang mengalir selalu saja ada pembahasan di setiap topik yang di bicarakan. Kita layaknya saling terkoneksi, awal yang baik untuk langkahku menata kembali kisah yang telah lama terkubur dalam. Aku mengajaknya ke suatu tempat, ini pertama kalinya aku mengajak dia kencan. Dan yes, dia mau. Aku mengajaknya ketempat biasa aku mengadu, mengeluarkan segala keluh kesah dan melempar jauh hingga terbawa ombak, ya tepi pantai yang sejuk, pepohonan rindang yang seperti mengajak menari, riuh ombak menjadi saksi aku bersimpuh di hadapannya mengucap kata cinta yang sudah lama aku simpan dan sekarang aku keluarkan tepat didepan seorang perempuan berhati malaikat berparas bidadari. Sontak ia terkejut.
" Tapi By, apa ini tak terlalu cepat ? Mengingat kamu baru mengenalku belum sampai hitungan bulan "
Aku tak peduli, aku hanya ingin kamu mengisi ruang kosong dalam keseharianku menatap senja dan saling berbagi cerita pada terang benderang rembulan. Kita bisa mulai itu dari sekarang, aku tak ingin orang lain yang terlebih dahulu mengucapkan cinta kepadamu. Percayalah padaku, aku takkan meninggalkanmu dan terus berada disisimu walau harus melawan dunia. Aku takkan banyak buat janji, aku akan beri banyak bukti atas kesungguhan ini.
" aku tak bisa berkata lagi, iya aku mau By " terpaku dengan keyakinan.
Aku berjanji, akan kujaga titipan-Mu ini Tuhan. Kertas putihku semakin berwarna karena hadirnya, tak lagi hitam putih. Aku tak takut lagi menghadapi dunia karena kesendirian yang terus mempecundangi, aku tahu akan ada dia yang menopang sepak terjalku kedepan nanti. Di saat dunia mulai menyudutkanku akan masalah yang datang, Thea serta merta mengusirnya, merubah jalan pikiranku dan terus berada di pelukku. Aku banyak belajar darinya, dia sempurna luar dalam. Hatinya selembut sutra, parasnya hanya bonus semata, pikirannya dewasa. Dia menyempurnakan setiap jalan yang aku pijak, ketika aku memandang kedua bola matanya, aku melihat rumah tempat dimana aku selalu ingin pulang. Hingga pada suatu hari ia ingin menemuiku karena rindu yang tak menentu tanpa sepengetahuanku. Di tengah perjalanan, tak sengaja mobil dari arah berlawanan lepas kendali menabrak Thea yang sedang menyebrang. Ia dilarikan ke rumah sakit dibantu warga sekitar, lukanya parah, aku tahu setelah dihubungi oleh orang tuanya sejam setelah insiden itu terjadi. Dia terbaring lemah dalam selimut, tabung oksigen mengelilinginya, kini dia koma. Dokter mengatakan hanya ada dua kemungkinan. Jika ia selamat, dia harus hidup dengan bantuan kursi roda dan seluruh ingatannya akan hilang atau amnesia, akibat benturan keras di belakang kepalanya yang membuat syaraf-syaraf tubuhnya terputus dan aliran darah ke otaknya terhambat. Dan kemungkinan lainnya, ia tidak bisa bertahan karena rasa sakit yang amat luar biasa. Orang tuanya shock mendengar kabar itu, aku berusaha menenangkan mereka, meminta do'a pada Tuhan agar ia tetap diberi keselamatan ditengah perjuangannya dalam melawan rasa sakit itu. Tak ada yang menguatkanku, semua berantakan, do'a telah aku panjatkan setiap malamnya, hanya ketentuan dari Tuhan yang bisa membantunya.
Berat sekali melihat orang yang begitu berarti dalam sisa hidupku terbaring tak berdaya melawan sakaratul maut sendirian, di tengah sepi kegelapan. Aku tahu kamu mati-matian disana, berada dalam ketakutan yang amat sangat menyiksa. Aku tak bisa berbuat lebih, hanya do'a yang bisa aku kirimkan tiap malam menyapa, tiap detik aku selalu memikirkan tentangmu, aku seperti tak ada guna, terpaku, menunggumu tanpa berbuat apa-apa. Tapi aku janji akan selalu menemanimu Thea walau pada ujungnya maut yang memisahkan. Setahun berlalu, terasa begitu cepat setelah kepergianmu. Canda dan tawamu masih terbayang jelas seakan tak mau meninggalkan apa yang telah berlalu. Hanya tetes air mata yang bisa mengerti ketika mulut tak sanggup mengucap kata, hati tertegun diam membungkam seolah tak terjadi apa-apa, hancur berderai kesedihan berantai. Dunia takkan berseri lagi seperti sedia kala mengetahui sang putri telah tiada. Kosong mahkota ditinggalnya, ikut hilang terkubur debu. Aku menyayangimu, tapi Tuhan panggil pulang, Beliau lebih sayang, rindu akan sosok putri dari kayangan yang di tarik kembali ke atas awan. Aku bahagia pernah mengenalmu, Tuhan telah mempercayaiku untuk menjagamu walau tak sempat aku menghalalkanmu sepenuhnya sebagai teman hidupku. Aku banyak belajar darimu, engkau mengajarkanku arti dari sebuah kesabaran yang tiada batas, lebih memahami arti dari sehelai nafas yang berarti dalam menentukan nasib dan masa depan. Maut telah memisahkan kita, disini aku masih bersamamu, jiwamu ada dalam diri dan sanubari. Jangan khawatir, aku akan menyusulmu kelak, tunggu aku disana, di alam yang abadi Thea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another chance
Short StoryMega mendung kian menemani, tak dapat lagi ku melihat birunya langit yang selalu ada sebelumnya. Tidak, aku salah. Sepertiku melihat sekejap cahaya melintas dalam gelap, aku harus mendapatkannya dan keluar dari titik suram ini sekarang juga. Ternyat...