3

1.6K 83 0
                                    

Eun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap kakak tirinya, Katy.

Fikirannya menerawang setiap perkataan Katy. Katy, dia benar-benar jahat. Tak salah jika Eun menjulukinya rubah betina karena kelakuannya yang sangat licik.
Sampai saat ini Eun masih bertanya-tanya, apa yang membuat Katy begitu membencinya. Atau Katy sejenis Psikopat? Ah tidak mungkin ...

Eun mengurut dahinya yang tiba-tiba pusing. Ia menurunkan kecepatan laju mobilnya.

Tak lama, mobil Eun berhenti secara tiba-tiba, mogok.
Eun mencoba menghidupkan mesinnya berulang kali, namun mobilnya tetap tidak mau menyala.

Akhirnya ia turun untuk memeriksa mobilnya, apa yang bisa ia periksa? Entahlah, Eun hanya memandangi mesin saja. Ia tidak bisa lebih tepatnya ia tidak mengerti tentang memperbaiki mobil yang mogok.

Eun mencoba mengingat kapan terakhir mobil ini di bawa ke bengkel untuk diperiksa. Rasanya baru 2 minggu yang lalu, ia yakin ini pasti ulah Katy. Sebab mobilnya tidak akan mogok secara tiba-tiba.

Ya, benar. Ini semua akal Katy, sengaja ia menyentil mobil Eun dengan tangannya yang gratil.

Eun kebingungan, apa yang harus ia lakukan. Mendorong mobilnya hingga sampai di sebuh bengkel Atau menunggu seseorang menawarkan bantuan. Hari ini ia merasa menyesal tidak membawa handphone, jarak antara apartemennya dengan tempat ia berdiri sekarang kira-kira 3 km. Eun tidak akan mendorong mobilnya sejauh itu, lagi pula ia tidak akan kuat mendorong mobilnya.

Eun semakin kebingungan, di tambah lagi dengan prasaan panik ketika dilihatnya langit London yang tadinya cerah sekarang telah tertutup awan tebal berwarna hitam keabu-abuan. Sepertinya akan turun hujan.

Eun kembali mencoba menghidupkan mesin mobilnya, tetap saja tidak bisa.
"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Eun dengan prasaan panik, takut, dan khawatir. Tidak mungkin ia berdiam diri di dalam mobil saat hujan turun.

Eun keluar dari mobilnya, mencari bantuan sebelum hujan turun. Tapi ia tidak berani meminta bantuan, padahal ia sudah tersenyum dengan beberapa pejalan kaki. Namun lidahnya keluh untuk berkata.

Hingga Eun merasa ia tak kan berhasil meminta bantuan, seseorang menghampirinya.

"Hey miss, do you need help?" suara tenang dan datar itu membuyarkan fikiran Eun yang sedang bersadar di mobilnya.

Eun menoleh ke sumber suara. Dilihatnya seorang pria yang sedang tersenyum sambil mengunyah permen karet.

Eun mengangguk kaku, tidak percaya ada seseorang yang datang menawarkan bantuan. Bagi Eun pria itu adalah orang yang dikirim oleh malaikat untuk membantu dirinya.

Pria itu langsung saja mengotak-atik mobil Eun.

"Semoga bisa, semoga bisa." bisik Eun pelan, bahkan hanya terdengar olehnya sendiri, sambil mengaitkan jari-jari kecil miliknya.

Gerimis tipis mulai turun.

Eun menperhatikan pria yang kini sedang memperbaiki mobilnya. Eun melihat pakian yang pria itu kenanakan. Baju kaos berwarna hitam berlengan pendek serta celana jeans selutut, sehingga bulu kakinya yang cukup lebat terlihat.

Tak lama.

Hujan lebat mulai mengguyur kota London, Eun berfikir sejenak. Menyuruh pria itu melanjutkan pekerjaannya atau membiarkannya pergi. Belum habis fikiran Eun pria itu mendongak menatap Eun.

"Masuklah kemobilmu Miss." kata pria itu.
Eun baru saja ingin membuka mulut, tapi ia tutup kembali ketika dilihatnya pria itu memasuki mobilnya, Eun menyusul.

Light Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang