44

394 18 0
                                    

"Aku tidak apa-apa." kata Eun ketika seseorang polisi hendak mengobati luka di sudut bibir Eun.

Polisi itu menganguk, "Saya permisi."

"Tunggu." Eun mencegat.

"Ya, ada apa?"

"Kenapa Katy akan di eksekusi mati?" tanya Eun dengan tatapan sayu.

"Karena dia dan ibunya adalah pengedar Narkoba, juga seorang pria itu yang satu sel dengannya. Siapa namanya, ah Dale. Dia juga mantan pacarmu bukan? Dia yang beberpa waktu lalu menyebar fotomu, kau tenang saja polisi intelejen telah  mengurusnya, foto-fotomu akan di bolkir dan di apus di media beberapa hari ini." jelasnya.

Dalam hati Eun mencebik, setelah hampir dua bulan dan fotonya baru akan di hapuskan sekarang? Pecuma, tidak ada gunanya menghapus ketika semua orang telah melihat foto telanjang nya.

"Terimakasih atas informansinya." Eun berkata pelan.

Eun berjalan dan meninggalkan kantor itu, berjalan tak tentu arah, sekali lagi ia membiarkan kakinya menuntun tubuhnya ke sembarang tempat, sama seperti malam saat ayahnya meninggal, kala malam itu tanpa sadar ia berada jauh dari rumah, tepatnya di sebuah taman di ujung perbatasan distrik bloomsury.

Eun berjalan dengan tatapan kosong, fikirannya di liputi kejadian barusan. Hatinya penuh sesak dan membuatnya sulit bernafas.

Setitik air matanya jatuh, ia pembunuh? Benarkah? Eun menolak fakta itu. Eun sama sekali tak percaya dengan ucapan Katy, ekspresi kebencian dan pilu di wajah Katy saat wanita itu berbicara membuat hati Eun tersayat. Katy benar, seharusnya ia memakan saja roti itu, mungkin ia tak akan membuat hidup Katy susah yang terpenting keluarganya pasti lengkap sekarang meski ia akan mati saat memakan roti itu. Prasaan bersalah dan menyesal menguasi diri Eun, membuatnya membenci dirinya sendiri.

Perlahan-lahan hari semakin gelap, desau angin yang lembut membelai berubah cepat, dinginnya terasa betul di kulit. Dan rintik hujan mulai turun, tidak biasanya di awal musim semi ini turun hujan.

Hujan akhirnya mengguyur kota, membuat Eun basah kuyup. Eun menunduk, jelas ia merasakan dingin namun ia butuh air hujan untuk memnyembunyikan air matanya yang terus mengalir.

Semua kejadian setahun terakhir  berkelebat di ingatan Eun, saat pertama kali ia bertemu Dale Bram, masih segar di ingatan Eun bagaimana cara Dale menguyah permen karetnya, senyum menawan dan mata frost membuat Eun memuji dalam hati berapa tampanya Bram. Dan satu hal lagi  ia bertemu Dale dan Bram pada suatu hari yang sama.

Eun menangis lagi, kali ini ia terisak bebas membiarkan suaranya mengalahkan derasnya bunyi hujan yang berjatuhan menghantam aspal.

Sifat pering Eun mungkin tidak akan pernah menjadi cerminan dirinya lagi, tapi Eun sadar akan sesuatu semenjak Eun mengenal Bram dan Dale hidupnya jauh lebih ringan semenjak Dean meninggal.

Dan sekarang, Eun tahu siapa yang benar-benar menyayangi dan mengihianatinya.

Eun merasa hidupnya tak beruntung, kenapa semua kesakitan ini di tujukan padanya? Apa Karena ia tak sengaja bahkan ia tidak tahu bahwa dia membunuh ayah Katy. Sehingga takdir menghukumnya dengan cara seperti sekarang?

Eun terisak panjang, bersedekap karena rasa dingin yang begitu mengigit, Eun tahu pasti tubuhnya pucat, luka di wajahnya membiru dan akan sulit untuk di obati nanti.

"Eun apa yang kau lakukan?" suara teriakan membuat Eun menoleh.

Itu Bram, pria itu sedang berlari kecil menghampiri Eun. Ia sama dengan Eun, basah kuyup. Bedanya Bram tidak sedang merasa sakit seperti Eun sekarang.

Eun mengambil langkah lebar, menjauh dari Bram. Setelah semua kehianaan milik Eun dan fakta bahwa dirinya pernah membunuh membuat Eun malu menampakkan sosoknya. Ia terlalu naif, bahkan hanya untuk memandang Bram.

Eun berlari tapi belum jauh ia melangkah, tubuhnya terhuyung lalu jatuh berdebuk ia terlalu lemah. Eun sakit, ia belum makan seharian ini, hatinya yang sakit semakin terasa menyakitkan, dan sekarang hujan lebat menguyurnya dengan beberapa luka di wajah dan luka baru di hati.  Jadi sejauh mana jarak lari yang bisa di harapkan dari kondisi Eun sekarang, masih dapat berdiri dan bernafas pun sudah menjadi keajaiban.

~ooOoo~

Light Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang