The End

1.3K 30 0
                                    

Eun mengutuk dalam hati, berkali-kali beseru kesal saat nomor telepon Bram tidak aktif, barusan ia sudah menemui Mrs. Milios, dan mengatakan Bram tidak ada dirumah.

Eun mendesah kesal, kenapa di saat situasi genting dan mendesak seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk bertemu Bram. Selalu saja ada hambatan. Entah kemana Eun harus mencari Bram.

Setelah beberapa jam hanya berkeliaran di jalanan Bloomsury, Eun memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah kafe yang berberangan dengan gedung pengurusan paspor ke luar negeri.

Hari hampir menjelang malam, dan ia belum juga bertemu dengan Bram.

Eun merongoh saku celananya dan mencoba menghubungi nomor telepon Bram. Sial, lagi-lagi tidak aktif. Berulangkali Eun mendengus kesal kadang di dominasi rasa takut saat ia berasumsi tidak akan bertemu Bram.

Eun telah menghabiskan segelas jus lemon dan beberap potong pizza. Ia akan pulang. Entahlah, mungkin ia sudah menyerah untuk mencari Bram.

Baru saja Eun hendak beridir dari duduknya Bram datang.

"Eun. Sedang apa kau disini?" tanya Bram.

Eun terpaku menatap Bram, setengah tidak percaya melihat Bram berdiri di hadapannya. Eun melirik sekeseluruhan tubuh Bram, pria itu hanya mengenakan kaos pendek berwarna hitam ketat hingga menjiplak v-linenya.

"Aku, aku mencarimu." ucap Eun cepat, matanya masih menatap Bram lekat-lekat.

"Ayo kita pulang."

Eun menganguk.

"Mobilku? Tanya Eun saat Bram mengajak Eun masuk ke dalam mobilnya.

"Kalau begitu pakai mobilmu saja, sebentar aku panggilkan seseorang untuk mengantarkan mobilku."

Setelah Bram menyuruh seseorang penjaga kafe untuk menghantarkan mobil ke alamat rumahnya, mereka bergegas pergi dari sana.

Selama perjalanan hanya hening, tak ada satu pun di antara Eun maupun Bram yang mengelurkan suara hingga Eun harus mengeluarkan suaranya saat Bram membawa mobil Eun ke sebuah taman.

"Bram kita kemana?" tanya Eun dengan alis bertaut.

"Greenwich Park." jawabnya dengan senyum mengembang.

"Kenapa kita tidak pulang saja?" dalam hati Eun enggan menanyakan ini, jujur ia berharap Bram membawanya lebih jauh ke taman GP ini.

"Ini malam terakhir Eun, aku ingin menginginkan malam yang indah sebelum kita berpisah." ucap Bram dengan antusias, sedetik kemudian wajahnya tampak sedih.

Eun menelan ludah dengan susah payah, malam terakhir? Tenggorokan Eun tercekat. Ia tak mau Bram pergi. Sungguh!

Bram mengajak Eun masuk ke dalam lokasi Greenwich Park, meski malam telah membungkus kota, angin berhembus kencang tapi pengunjungnya bisa di katakan ramai.

Eun tertegun, saat ini mereka berdiri di tengah-tengah taman, lampu-lampu tampak indah, pohon dengan dau berwarna oranye mengelilingi taman itu, beberapa helai daun berguguran dan menumpuk di jalanan sehingga menambah kesan musim semi yang sangat kental.

Eun tertegun, saat ini mereka berdiri di tengah-tengah taman, lampu-lampu tampak indah, pohon dengan dau berwarna oranye mengelilingi taman itu, beberapa helai daun berguguran dan menumpuk di jalanan sehingga menambah kesan musim semi yang sangat ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Light Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang