Episode 4

388 44 11
                                    


#np: Taylor Swift – The Moment I Knew

You should've been here

And I would've been so happy...


Marc harus menelan semua rasa gengsinya saat ia mengulurkan tangan ke arah Aviva dan memasang wajah semenyesal mungkin.

"Maafkan aku," ujarnya lirih namun mantap. Matanya menatap Aviva salah tingkah.

Aviva, yang tidak menyangka Marc akan minta maaf, menyambut uluran tangan itu sambil memasang senyum tipis. Kekesalannya pada pemuda ini mulai luntur saat ia mendengar cerita Dani tentang riwayat keluarganya. Sejujurnya, Aviva merasa kasihan pada Marc.

"Tidak apa-apa, kok," tukas Aviva pelan.

"Aku benar-benar membutuhkanmu," sahut Marc setelah ia melepaskan jabatan tangannya. "Bilang saja berapa jumlah yang kau butuhkan dan aku akan—"

"Ini bukan cuma soal uangnya, Marc," desah Aviva bosan. "Kau cukup menjelaskan padaku apa maksudmu ingin melakukan semua ini. Itu sudah cukup."

"Baiklah." Marc berdehem pelan, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, masih salah tingkah. "Jadi...sekarang kita bisa menjadi sepasang kekasih lagi, kan?"

Aviva menggamit lengan Marc dan menggandengnya keluar garasi. "Bisa. Asal kau jangan banyak tanya."

Kena kau, batin Aviva.

***

MotoGP minggu ini dihelat di Sirkuit Silverstone, Inggris. Marc akan memulai balapan dari posisi kedua. Ia menggenggam erat tangan Aviva di samping badannya dan membiarkan kamera-kamera wartawan di sekelilingnya mengabadikan momen itu. Aviva sendiri memasang senyum manis pada mereka dan sesekali ia menyentuh pundak Marc dengan mesra.

Namun, senyum tulus tanpa sandiwara gadis itu terbang jauh ke belakang, ke arah seorang pembalap lain yang hari ini akan mengawali balapan dari urutan kelima. Seorang pembalap yang menghangatkan hatinya beberapa minggu lalu di bandara.

Aviva menatapnya sambil mengingat-ingat bagaimana cara pria itu tersenyum padanya dan menceritakan novel-novel yang pernah dibacanya. Aviva sudah berniat akan memberikan novel Catching Fire dan Mockingjay sebagai hadiah jika hari ini ia berhasil naik podium. Supaya dia bisa tahu apakah nantinya Katniss lebih memilih Peeta atau Gale, Aviva beralasan.

Digenggamnya payung Repsol di tangan kanan dengan erat. Ia kembali mengumbar senyum di depan Marc, dan pemuda itu pun membalasnya.

Walau sebenarnya, Aviva tersenyum membayangkan bagaimana reaksi pembalap satunya ketika ia menghadiahinya buku.

***

Carmen Saloma menatap pantulan bayangannya di cermin dengan mata sembab. Ia berusaha mengusap pipinya untuk menghilangkan garis air mata, namun bulir-bulir selanjutnya kembali menggenang di pelupuk matanya dan meluncur turun.

Perwakilan agensinya menelepon hari ini. Mengabarkan berita yang sangat buruk sampai-sampai dunia terasa runtuh di atas kepalanya.

Ia didepak. Harus keluar. Skandal kencannya dengan Marc Marquez terbukti pernah terjadi. Percuma mereka menutup-nutupinya selama ini. Percuma juga Marc membayar seseorang untuk berpura-pura kencan dengannya. Semua tidak ada gunanya.

Under Your Umbrella, I Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang