Episode 9

362 39 8
                                    

#np Demi Lovato – For The Love of a Daughter

Oh father, please father

I'd love to leave you alone

But I can't let you go


"Mr. Marquez?"

Julia Marquez menghentikan langkahnya tepat di depan sekretarisnya. Wanita berambut sebahu itu baru saja menutup telepon ketika ia berjalan melewatinya. Ia menaikkan alisnya tanda penasaran.

"Ada apa, Marcia?"

"Seorang mahasiswi ekonomi dari Universitas McGill baru saja menelepon dan meminta Anda menjadi narasumber untuk bahan thesisnya."

"McGill? Kanada?" Alis Julia semakin naik. "Tapi hari ini aku akan naik penerbangan ke Australia."

"Kebetulan dia juga sedang berada di Australia. Saya mengecek jadwal Anda dan tidak ada kegiatan selama minggu ini, karena pertemuan dengan distributor dari Kalimantan diundur bulan depan. Tapi saya harus tetap menanyakannya pada Anda untuk memastikan."

"Iyakan saja," jawab Julia cepat. "Tentukan tanggal 20 Oktober, sehari setelah GP Australia. Kau yang pilih tempatnya. Kalau bisa di dekat bandara. Aku mau segera pulang setelah wawancara."

"Baiklah, Mr."

Julia berlalu dengan santai. Bukan pertama kalinya dia diminta menjadi narasumber untuk berbagai keperluan wawancara, entah itu untuk siaran TV, dari instansi-instansi maupun perseorangan. Mereka tentu saja mengejar informasi mengenai bagaimana Julia membangun bisnis meubel sejak lima belas tahun lalu. Sejak masih bermodal hutang sana-sini hingga akhirnya produksi meubelnya bisa diekspor ke luar negeri. Kisah perjuangan seorang wiraswasta yang menginspirasi banyak orang, begitu media biasa mengatakannya. Untungnya, Julia bukan tipe pengusaha yang pelit informasi. Dia bisa dengan mudah mengatur janji temu, bahkan dengan orang yang belum pernah dikenalnya, sekadar untuk mengobrol ringan.

Hari itu, sepulang dari kantor, Julia bergegas menuju bandara. Ia menggandeng tangan Cindy Ortiza, istrinya, di samping kanannya. Mereka akan menuju Australia, tepatnya negara bagian Victoria, tempat dimana MotoGP Phillip Island akan berlangsung. Julia termasuk jarang menonton balapan secara langsung di sirkuit, walau kedua putranya adalah pembalap, dikarenakan jadwalnya yang padat sebagai pemilik perusahaan. Namun kini, berhubung pertemuan bisnisnya dengan seorang distributor kayu asal Kalimantan diundur, ia memutuskan akan datang menonton.

Jauh di dalam hati, Julia memendam rindu untuk bertemu dengan kedua putranya. Ia bahkan berharap bisa memeluk erat putra sulungnya, sesuatu yang sudah lama tidak dilakukannya.

Walau ia tahu, hubungan mereka masih mendingin sejak bertahun-tahun yang lalu.

Dan mungkin tidak akan pernah bisa membaik lagi.

***

H+1 GP Phillip Island, Australia

Balapan berlangsung seru dan menegangkan. Julia bersyukur di dalam hati kedua putranya berhasil menapaki podium tertinggi Moto3 dan MotoGP. Ia memeluk erat Alex di parc ferme dan menepuk bahunya dengan penuh rasa bangga. Mantan istrinya, Roser Alenta, juga ada di sana. Mereka saling melempar senyum tanpa mengucapkan apa-apa. Itu sudah cukup bagi keduanya.

Namun sayang, Julia tidak mendapatkan pelukan serupa di parc ferme dari putra sulungnya. Ia ngeloyor pergi begitu saja dan lebih memilih melayani wawancara dengan wartawan daripada menemui sang ayah. Sambil menahan sesak di dada, Julia memilih mundur dan kembali menuju hotel tempatnya menginap. Besok dia juga ada janji wawancara dengan mahasiswi McGill itu.

Under Your Umbrella, I Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang