Right from the start you were a thief
You stole my heart
And I'm your willing victim
I let you see the parts of me
That were not all that pretty
And with every touch you fixed them
Cervera, Maret 2015
Marc memastikan semua barang sudah ditata rapi di dalam koper. Ia menarik retsleting hingga menutup sempurna kemudian menyeretnya menuju pintu depan. Alex sudah duluan di sana. Ia menaikkan kopernya sendiri ke dalam bagasi, kemudian menawarkan bantuan untuk menaikkan koper Marc.
"Semua siap?" Julia bertanya sambil menutup pintu rumah. Ia mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku celana.
"Sudah, Ayah."
"Cindy?"
"Di sini!" Suara seorang perempuan menyahut dari samping kursi pengemudi. Cindy bahkan sudah masuk duluan ke dalam mobil. Ia mengencangkan sabuk pengamannya. Liontin berbandul lumba-lumba tampak menghiasi lehernya yang jenjang. Julia segera masuk mobil dan duduk di balik kemudi. Setelah memastikan tiga penumpang lainnya—Marc, Alex dan Roser sudah masuk, ia menghidupkan mesin dan menjalankan kendaraan itu menuju bandara.
Hari ini, kedua putranya akan bertolak menuju Losail, Qatar, untuk memulai seri perdana MotoGP musim 2015. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana Marc dan Alex pergi secara terpisah dan Julia sering tidak ikut menonton, kali ini mereka justru berangkat bersama. Menaiki mobil yang sama, menyusuri jalan yang sama, dan akan menonton dari dalam paddock yang sama.
Marc menatap pemandangan dari balik jendela mobil. Rasanya seperti mimpi. Kadang Marc sendiri masih belum percaya kalau akhirnya keluarganya yang tadinya tidak pernah bertegur sapa selama bertahun-tahun, kini bisa duduk bersama dalam mobil dan saling melempar tawa.
Akhir musim lalu, Marc memutuskan menjual apartemennya di Barcelona dan tinggal bersama ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya benar-benar menjual perusahaan meubelnya pada investor asing dan memulai bisnis bengkel mobil kecil-kecilan di Cervera. Rumah mereka berdekatan. Julia dan Cindy sering datang mengunjungi Roser, Marc dan Alex. Begitu pula sebaliknya. Hubungan mereka perlahan mulai membaik dan kini menjadi semakin harmonis. Julia bahkan menepati janjinya untuk bermain bola bersama Marc tiap akhir pekan.
Namun, tiap kali memikirkan hal itu, Marc selalu teringat pada seseorang. Seseorang yang menjadi otak di balik semua ini. Seseorang yang menyatukan keluarganya kembali.
Sekaligus seseorang yang tidak pernah ditemuinya lagi sejak ia memintanya memilihkan hadiah ulang tahun untuk Cindy.
Dan kini, saat Marc akan segera memulai balapan di musim 2015, ingatannya akan orang itu seakan mengalir deras dalam kepalanya. Karena gara-gara balapan MotoGP jugalah, Marc pertama kali bertemu dengannya.
Now you've been talking in your sleep
Things you never say to me
Tell me that you've had enough
Of our love
Aviva Artzy. Satu nama yang akan selalu Marc ingat. Satu nama yang selalu dirindukannya. Dan dicintainya. Kini Marc baru bisa memahami perkataan orang bijak bahwa arti seseorang baru terasa saat dia pergi meninggalkan kita. Marc mencintai Aviva. Entah sejak kapan, dia sendiri tidak tahu. Mungkin sejak ia menyelamatkan Aviva dari dalam gang sempit di tengah malam. Mungkin sejak Aviva nekat membohonginya dan keluarganya supaya mereka bisa ketemuan di kafe dan akhirnya berbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Your Umbrella, I Fall in Love
Fanfiction"Di bawah payung ini, aku menggantungkan harapan akan bisa membayar biaya kuliah dan juga hutang ayahku. Walaupun orang yang kupayungi ini sangat menyebalkan dan membuatku ingin cepat-cepat mengakhiri pekerjaan ini saja." -Aviva "Di bawah payungnya...