Mata Adrian dengan lincah menelusuri wajah-wajah yang terpampang di layar laptopnya. Beberapa saat yang lalu Adrian sudah duduk tenang di meja kerjanya, menyalakan laptop dan mulai mengetikkan sebuah nama.
Vino. Nama itulah yang Adrian tulis, dipencetnya tombol enter lalu muncullah deretan wajah yang bernama Vino. Wajah-wajah yang berada di layar itu adalah kumpulan CEO dari berbagai perusahaan yang ada di seluruh dunia.
Ada sekian ribu wajah yang tertera, ini akan memakan banyak sekali waktu jika Adrian memelototinya satu persatu. Seandainya saja Adrian tahu nama lengkap Vino mungkin hasilnya akan jauh lebih spesifik.
Untunglah Adrian ingat kalau Vino tinggal di Swiss, besar kemungkinan kalau perusahaan laki-laki itu juga ada disana. Setelah kolom country Adrian ganti dengan Switzerland, maka dari ribuan wajah tadi tersortir menjadi ratusan wajah. Dan itu sangat membantu Adrian.
Adrian mulai memperhatikan satu persatu foto yang memiliki nama depan, tengah maupun nama belakang Vino. Dan seketika saja mata Adrian terhenti pada sebuah foto. Seorang lelaki berjas hitam dengan kemeja putih dan dasi merah bergaris putih tipis. Wajah laki-laki di foto itu tersenyum lebar, menampilkan barisan gigi putihnya yang rapi dengan model potongan rambut undercut. Tidak salah lagi, itu gambar Vino yang Adrian cari.
Di kliknya gambar itu dan muncullah informasi lengkap seperti pada laman wikipedia. Nama lengkap Vino adalah Alvino Müller. Lahir di Indonesia, 24 tahun yang lalu. Merupakan anak dari Philippe Müller yang lahir di Zürich, Swiss. Dan ibu bernama Dominique Salma yang lahir di Jakarta, Indonesia.
Vino sempat memiliki dua kewarganegaraan saat usianya belum mencapai 18 tahun, Indonesia dan Swiss. Dan saat ini Vino menjabat sebagai CEO dari anak perusahaan Müller.
Müller sendiri adalah sebuah perusahaan multinasional asal Swiss yang bergerak dalam bidang makanan dan bermarkas di Zürich, Swiss. Perusahaan ini terkenal dengan produk utama coklat, dengan merek dagang Müller Chocolate. Di Indonesia sendiri, Müller Chocolate sudah memiliki cabang perusahaan dengan nama PT. Müller Indonesia.
Adrian menajamkan matanya saat membaca informasi mengenai perusahaan yang dimiliki keluarga Vino. Ia sangat tahu nama perusahaan itu, apalagi dengan produk yang ditawarkan. Müller Chocolate merupakan merek coklat yang populer di Indonesia. Lebih dari puluhan kali merek coklat itu wara wiri di berbagai stasiun televisi saat commercial break.
Adrian menarik napas panjang dan berat saat mengetahui kualitas rivalnya yang diatas rata-rata. Vino ternyata bukan orang sembarangan. PT. Müller Indonesia memiliki banyak sekali saham di Indonesia yang juga menjalin kerjasama dengan perusahaan lain.
Cepat-cepat Adrian meraih hapenya yang tergeletak di meja. Ia harus menghubungi seseorang.
"Hallo..." seseorang di seberang sana bersuara. Suaranya terdengar seperti suara khas orang baru bangun tidur. Adrian melirik jam tangannya, sudah lewat tengah malam. Pantas saja orang yang ditelponnya bersuara demikian.
"Ini aku, Dik," sahut Adrian cepat. Ya, yang Adrian hubungi adalah nomor Dika. "Aku mau minta tolong padamu."
"Oh...Bos Adrian. Ada apa bos?" suara Dika masih seperti tadi. Mungkin saja Dika menjawab telepon sambil merem.
"Ini penting, Dik. Kau bangunlah sekarang!" perintah Adrian tidak sabar. Seketika saja mata Dika terbuka. Ia buru-buru mengatur posisi tubuhnya menjadi separuh duduk.
"Ada apa, bos?" Dika langsung mengusir rasa kantuknya saat menyadari intonasi suara bosnya terdengar mendesak.
"Ambil kertas sekarang, dan catatlah perkataanku baik-baik," perintah Adrian lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Love, Real Love
Romance"Kita menikah bukan atas dasar cinta. Aku tidak mencintaimu dan aku yakin kau juga tidak mencintaiku. Jadi berhentilah bersikap seolah-olah aku menyiksamu. Kau dengar, Rea? Aku bahkan tidak akan tidur di kamar ini, dan akan menjalani kehidupanku sep...