Chapter 9

7K 555 51
                                    

"Kak, aku tahu kau mencintai Nara. Aku tahu hubungan kalian tak hanya sekedar hubungan berdasarkan kontrak. Hubungan kalian lebih jauh dari yang ku perkirakan," Joshua tampak rapuh. "Tapi tetap saja aku tak bisa mencegah diriku untuk tak jatuh cinta pada perempuan itu," lanjutnya.
"Ia datang ke kehidupanku dengan cara yang tak biasa. Aku yang tadinya sudah menyerah, aku yang tadinya bersiap mati jikalau tak mendapat jantung pengganti, entah kenapa berubah pikiran. Aku ingin hidup, kak. Aku tak ingin mati," suaranya parau.

Seungcheol buru-buru membuang tatapan matanya ke tempat lain, sekedar menyembunyikan kristal bening di pelupuk matanya.
Bukannya Joshua tak tahu. Ia tahu bahwa lelaki itu menangis.
Tapi ia tak berniat mundur, sedikitpun.

"Selama ini aku tak pernah meminta apapun padamu. Tapi untuk kali saja, kak. Tolong berikan Nara padaku. Hitung-hitung sebagai imbalan karena aku telah memberikan jantungku padamu," suara Joshua tercekat.
Sungguh ia tak tega mengungkit kembali peristiwa itu, tapi entah kenapa, untuk kali ini saja, ia ingin melakukannya.

"Yang ada di tubuhmu adalah jantungku. Tidakkah kau berpikir bahwa yang mencintai Nara sebenarnya adalah aku?"
"Cukup Josh," Suara Seungcheol tak lebih seperti rintihan. "Cukup, jangan dilanjutkan lagi," ia berbalik.
"Kau akan sembuh. Kau akan mendapatkan jantung pengganti, aku janji," lelaki itu beranjak, membuka pintu, lalu menutupnya dari luar.

Joshua menatap bayangan kakaknya yang menghilang di balik pintu. Pemuda pucat itu menutup wajah dengan tangan, dan ia terguncang.

Menangis.

***

Nara sedang bermalas-malasan di sofa di depan televisi ketika uncle John datang ke apartemennya dengan tergopoh-gopoh.
"What? Ada gempa?" tanya Nara santai.
"Kau sudah mengecek internet?" tanya lelaki itu.
Nara menegakkan tubuhnya, lalu menggeleng. "Ada sesuatu?"
"Ada rumor tentang dirimu lagi,"

Bibir Nara mengerut mendengar kata 'rumor'. Perempuan itu bangkit, melangkah menuju meja komputer dan menyalakannya.
Sekian menit setelah mengetikkan namanya sendiri di mesin pencarian, ia menemukan artikel-artikel tentang dirinya di sana. Dan jumlahnya banyak.
Beberapa headline bahkan ditulis dengan huruf kapital.

:: Aktris kelas C, Kim Nara terlihat mengunjungi Rumah Sakit secara sembunyi-sembunyi. Apa ia hamil? Ataukah ia datang ke sana untuk aborsi? ::

:: Apakah itu bayi Seungcheol? Ataukah itu bayi lelaki lain. Kim Nara terkenal sering gonta ganti pacar. ::

Dan artikel itu tak pelak mengundang berbagai komentar negatif yang ditujukan padanya.
Seriously? Dia bahkan datang ke sana dengan Seungcheol. Tapi kenapa hanya ia yang dibicarakan.
"Jadi apa benar kau ke Rumah Sakit?" tanya uncle John.
Nara mengangguk.
"Kau ... hamil?"
Pertanyaan uncle John tak pelak membuat Nara terkikik.
"Tidak, uncle. Aku tidak hamil, sungguh."
"Lalu untuk apa kau mengendap-endap datang ke rumah sakit?"
"Mengunjungi teman yang sakit." Jawabnya cepat.
"Bersama Seungcheol?"
Nara kembali mengangguk.
"Kalau begitu, sepertinya kita harus segera menyusun jadwal untuk melakukan klarifikasi. Rumor soal kehamilan dan aborsi termasuk fatal, Nara. Jadi kita harus meluruskannya. Aku takut hal ini berimbas pada beberapa kontrak iklan yang kau tanda tangani. Kau sudah banyak kemajuan sekarang. Aku tak mau karir yang akhir-akhir ini susah payah kau bangun harus berantakan lagi," uncle John terdengar cemas.

Nara terdiam sejenak. Sempat terpikir untuk menyetujui rencana uncle John agar rumor ini diklarifikasi. Tapi kemudian ia teringat Joshua.
Jika dia bilang bahwa ia mengunjungi rekan yang sakit, media pasti berusaha mencari tahu tentang sosok itu. Dan usaha Seungcheol untuk 'menyembunyikan' pemuda itu akan terasa sia-sia.
"Tidak, paman. Biarkan saja seperti ini,"
"Maksudmu?"
"Maksudku, biarkan dulu rumor ini tersebar. Abaikan saja. Aku takkan memberikan klarifikasi apapun,"
"Tapi Nara ...,"
"Tenanglah, uncle. Semua pasti baik-baik saja. Percayalah padaku,"
"Nara,"
"Seungcheol akan menyelesaikannya," dan ia terpaksa menyebutkan nama lelaki itu, demi untuk membuat kepanikan manajernya reda. Dan benarlah, lelaki itu tampak tenang sekarang.
"Baiklah. Kalau kau bilang Seungcheol akan menyelesaikannya, aku percaya," ucapnya. Ia manggut-manggut.

Backstage || NC || SVT Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang