13. A Letter to Adi Prasetya

52 1 0
                                    


I always remember you Di.

Tapi seperti yang pernah kamu pesankan ke aku, sebelum kamu meninggalkan aku untuk selamanya, kamu bilang, life must go on event without you beside me. Betul Di! Dan sekarang ini saatnya aku melanjutkan hidup aku.

Kamu kenal Hasriel kan Di? Hasriel Putra Wibawa nama lengkapnya. Lulusan Harvard University. Pernah kerja di GAS juga bareng kamu dan Phil. Dulu kamu kan pernah iseng cerita punya temen ganteng kaya Chris Martin, tajir, shalatnya rajin, tinggal di Amerika tapi ampun nggak pernah punya pacar walau mati-matian bersumpah bukan golongan homosapiens. Inget nggak? Aku juga baru ingetnya sekarang.Kayanya dulu aku pernah angkat telponnya. Iya kan?

Nggak nyangka, akhirnya aku bertemu dengan dia dalam perjalanan ke Bromo. Walau pertama kali nggak pernah terfikir bakal pacaran dan akhirnya menikah. Aku malah sempat jatuh cinta setengah mati sama Pascal sahabat kamu (walau akhirnya nggak tahan juga sama mantan-mantannya hehehe).

Mungkin ini yang namanya destiny ya Di. Aku menikah sama Hasriel. Kamu tahu Di setelah mendapat restu dari keluarga kamu, yang pertama kali Hasriel lakukan adalah mengunjungi makam kamu. Berharap di sana kamu memberi restu dan aku yakin kamu akan merestui. Setelah itu dia terbang ke Finland buat bertemu keluarganya dan menemui Pascal di Oslo.

Iya Pascal, sahabat kamu. Kata Hasriel, bagaimanapun Pascal pernah mendapat amanat dari kamu untuk menjaga aku dan Hasriel merasa wajib untuk meminta restu dari Pascal juga.

Itulah Hasriel Di. Orangnya memang agak pendiam (jauh banget sih dengan kamu yang ceplas ceplos hehehe). Komputer adalah dunianya. Lebih gila dari kamu kalau aku lihat. Kalau sedang iseng dia bikin games atau apalah dan atas saran Mas Bowo semua sudah dipatenkan walau belum booming kaya angry birds, twitter dan lainnya. Pernah nyaris dipenjara di Amerika sana karena kerjaannya membobol beberapa system perusahaan yang canggih. Konon setelah diomelin habis-habisan sama Patrick – Bapak angkatnya, Hasriel baru benar-benar tobat. Gadgetnya macem-macem tapi penggemar berat produk Apple sama kaya kamu. Beberapa laptopnya ada yang dibongkar habis cuma pengen tahu isi dalemnya apa. Kamar kerjanya penuh dengan berbagai macam notebook Apple (dari seri pertama sampai yang terbaru). Tinggal pilih. Kata Mas Bowo kalau masuk kamar kerja Hasriel sudah kaya masuk ke toko laptop. Segala jenis ada.

Dan dengan orang seperti ini, aku jatuh cinta setengah mati! Melting habis deh kalau mau ambil istilah anak muda sekarang.Dan keluarga kamu memberi dukungan dan restu penuh untuk Hasriel.

Bukan cuma aku yang keblinger habis dengan Hasriel, Mas Bowo juga. Kepincut banget Mas Bowo pengen mengajak Hasriel bergabung dengan Digsacom. Akhirnya Hasriel menyerah dan memilih bergabung dengan Digsacom (gimana nggak menyerah kalau tiap hari ditongkrongi di kantor ya hehehe).

Setelah mengalami pasang surut hubungan, akhirnya Hasriel melamar juga. Nikahnya di Jakarta. Aku dan Hasriel pengennya sih nikah secara sederhana sesuai anggaran Hasriel tapi keluarga kamu pengen dirayakan. Ya sudah, kami ikut saja walau budget buat nikah pas banget karena uang Hasriel habis buat bayar hutangku ke papa (karena aku membelot ke Gas, nggak mau kerja di perusahaan milik Papa). Hasriel sempat malu tapi kata papa jangan difikirkan karena Papa dan Mama senang punya menantu kaya Hasriel. Habis akad nikah dan resepsi, gue honeymoon ke Finland di mana orang tua angkat Hasriel tinggal dan ke beberapa negara Eropa (sekalian gitu ceritanya mumpung di Eropa). Mas Bowo ikut bareng gue dan Hasriel. Tapi habis itu dia janjian sama Pascal melancong ke seluruh Eropa.

Setelah nikah, lagi-lagi papa nggak ngasih ijin kami pisah rumah dari keluarga kamu Di. Papa ingin aku dan Hasriel tetap tinggal di rumah beliau. Ah Di. Malu banget rasanya. Habis nikah masak masih tinggal di rumah orang tua? Apalagi aku dan Hasriel sudah bekerja dan secara keuangan masih sangguplah sewa rumah yang sederhana. Tapi Papa minta aku dan Hasriel tetap tinggal di rumah itu. Rumah yang selama ini membuat aku begitu nyaman. Rumah tempat kamu tumbuh. Entah bagaimana, Hasriel setuju. Dan sepertinya Hasriel bener-bener menantu idaman Papa dan Mama selama ini. Sikap diamnya memang kadang bikin kikuk bagi yang baru mengenal Hasriel. Tapi sekarang sudah sering becanda juga walau menurut Mas Bowo, garing habis deh becandaan Hasriel hehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kabut dan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang