Still Loving You ~Part 4~

610 8 5
                                    

Maya terbangun dengan wajah pucat...
Sambil menepuk-nepuk dadanya, wanita mungil tersebut tampak sedikit bingung...

Aahhh syukurlah hanya mimpi...
Bagaimana bila itu benar-benar terjadi...
Tidak mungkin, tidak mungkin...
Aku tidak akan jatuh lagi...
Tidak akan kubiarkan...

Maya bergumam sendiri, dia tidak menyadari bahwa suaminya sedari tadi memperhatikan tingkah lakunya. Pria itu tersenyum melihat istrinya sedari tadi.
"Apa kau bermimpi aneh, sayang?!" tanya Satomi menyapa.
Sontak Maya kaget setengah mati mendengar suara Satomi dari sebelahnya. Maya menoleh dan menjadi kikuk sendiri dengan pertanyaan suaminya.
"Aahh kau, apa sedari tadi kau di sana?!?!" tanya Maya kesal.
Satomi mengangguk mengiyakan pertanyaan istrinya. Pria itu pun membelai rambut Maya dan mencium jemari Maya lembut.
"Kau pasti bermimpi hebat sayang, ayo ceritakan padaku" kata Satomi memelas.
Maya pun menjadi salah tingkah harus berkata apa, bagaimana mungkin dia menceritakan mimpi yang memalukannya tersebut.

Oh my God...
Mana mungkin aku menceritakan itu Satomi...
Apa aku sudah gila!?!?!?
Mengkhianatimu?!?!
Tidak...tidak...tidak boleh!!!

Maya menggeleng dan hendak beranjak dari tempat tidur, namun Satomi dengan sigap menarik pelan tangan Maya dan memeluknya.
"Ayolah Maya Kitajima, ceritakan padaku!" ajak Satomi meledek.
Maya menjadi semakin serba salah dan bingung. Dia pun mendekap balik pelukan Satomi.
"Itu hanya mimpi Satomi, aku tidak menginginkannya!" aku Maya kelepasan.
Satomi mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan pengakuan Maya. Walau masih belum tahu apa-apa...
"Apa yang tidak kau inginkan, sayang?! Aku harus tahu kan!?!" tanya Satomi lagi.
Maya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat dan mengeratkan dekapannya pada Satomi.
"Aaku...aku takuuutt, Satomi" aku Maya lagi.
Satomi semakin penasaran dengan ucapan Maya. Dengan lembut dia menarik wajah Maya dan menatapnya penuh tanya.
"Ada apa?!" tanyanya kemudian.
Maya tertunduk...
"Ceritakan padaku apapun itu sayang, aku dan kau adalah satu sekarang, apa kau lupa itu sayang?" terang Satomi meyakinkan Maya.
Maya tampak berpikir serius, rasa ragu mulai menggelayut dalam benaknya. Entah mengapa ucapan Satomi membuatnya ingin menceritakan apa yang impikan malam itu.
Mimpi yang panjang pikirnya...
Keduanya pun berbaring bersama...
Keduanya sama-sama terlentang menatap langit-langit kamar mereka...
Perlahan Maya menceritakan mimpinya malam tadi...
Semuanya...

Setelah semuanya didengar oleh Satomi, keduanya sama-sama terdiam membisu. Baik Maya maupun Satomi menatap langit-langit kamar tak berkedip.
Perlahan tangan Satomi meraih tangan Maya dan memegangnya erat. Pandangannya masih ke atas...

"Itu hanya mimpi, sayang, biarkan itu tetap menjadi mimpi!" ucap Satomi sendu.
Maya menjadi sedih mendengar perkataan suaminya. Ada rasa perih di dalam ucapan itu. Maya bisa merasakannya...

Maafkan aku Satomi...
Seharusnya aku tidak menceritakan mimpi itu...
Mimpi bercumbu dengan pak Masumi...
Benar-benar memalukan...
Maafkan aku suamiku...

Maya pun membalas erat genggaman jemari suaminya. Dia menoleh memandangi Satomi. Begitupun Satomi, keduanya saling berhadapan dan menatap dalam.
Satomi tersenyum manis pada Maya...
"Tetaplah di sampingku, sayang" kata Satomi kemudian.
Maya membalas senyuman Satomi dan mendekat memeluk suaminya erat.
"Aku akan tetap di sampingmu, Satomi!" balas Maya.

~~~~~

Sore itu Maya dan Satomi pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan Maya. Keduanya tampak sangat serasi. Satomi menggenggam erat jemari Maya. Berjalan dengan bangga dan bahagia. Pria tampan itu begitu sangat menikmati perannya sebagai seorang suami. Sesekali Maya menoleh dan menatap suaminya, ada perasaan haru dan senang saat memperhatikan tingkah laku Satomi. Ada kepuasan terse Diri yang Maya Dapatkan. Entah mengapa...
"Apa kau lelah sayang?" tanya Satomi mesra.
Maya tersenyum dan menggeleng...
Mereka cukup berjalan kaki untuk sampai ke tempat dokter tersebut praktek. Tempatnya berada tidak terlalu jauh dari apartemen. Sekitar 200 meter kurang lebih...
Keduanya melanjutkan perjalanan sampai ke tempat dokter tersebut. Tampak beberapa ibu muda dan para suaminya sedang menunggu giliran. Satomi pun mendekati meja Suster untuk mengambil nomor antrian dan mendaftar.
"Apa dokter sudah datang?" Tanya Satomi pada suster tersebut.
Dengan ramah suster itu menjawab "sudah" Kepada Satomi.
Setelah mendaftar Satomi pun duduk di kursi sebelah dengan Maya.
Secara bergantian satu persatu akhirnya selesai, kini giliran Maya yang masuk ke dalam ruangan dokter.
"Ibu Maya, silahkan masuk!" kata suster itu ramah.
Satomi pun dengan semangat menuntun Maya masuk ke dalam.
"Selamat sore, dok" sapa Satomi pada sang dokter saat Mereka berdua membuka pintu.
Sang dokterpun tersenyum dan membalas sapaan Satomi...
"Aahh selamat sore, Tuan Satomi dan ibu Maya, Mari silahkan masuk!"
Keduanya pun duduk di kursi depan meja sang dokter.
"Bagaimana ibu Maya, apa ada keluhan?" dokter bertanya memulai pemeriksaannya.
"Tidak dokter, hanya rasanya sedikit mual saja di waktu pagi" balas Maya.
Dokter mengangguk-anggukkan kepalanya...
"Ya...ya...ya...itu memang sering dialami ibu2 hamil di awal2 kehamilan, tapi itu tidak mengapa selama ibu tidak merasakan Sakit yang hebat pada janin" terang dokter menjelaskan agar Maya dan Satomi nyaman.
Satomi tampak menikmati, sesekali dia mengusap perut Maya lembut...
Dokterpun meminta Maya untuk di USG...
"Silahkan naik dan berbaring nyonya!" pinta dokter.
Maya pun segera mengikuti perintah dokter, ditemani Satomi...
Ada rasa bahagia dalam diri Maya kala sang dokter mulai menunjukkan bentuk dari janin yang Maya kandung. Maya tersenyum dan rasanya ingin menangis haru. Tangan Satomi menggenggam erat jemarinya. Keduanya saling memandang dengan penuh kebahagiaan.

STILL LOVING YOUWhere stories live. Discover now