Still Loving You ~Part 8~

424 6 4
                                    

Maya berjalan lunglai...
Ditemani Shiory, ibu muda itu berjalan seperti kehilangan arah. Tangannya gemetar menggenggam jemari Shiory. Shiory berusaha menenangkan perasaan Maya. Pundak mungil itu begitu lemah dan butuh sandaran yang kokoh. Tatapannya kosong...
Lorong rumah sakit menjadi saksi bagaimana hancur dan menyesalnya Maya. Deretan kursi bak bebatuan yang siap menghantam Maya. Pikirannya sedang tidak bisa dimaklumi. Tangan mungil gadis ciliknya berusaha menggapai sang ibu. Namun Maya masih ingin menghindar semuanya. Shiory menyadari hal itu, seorang suster diperintahkan membawa dan menjaga Yuka.

"Mengapa menjadi seperti ini, nona Shiory?" tanya Maya untuk pertama kali sejak dirinya mengetahui bahwa telah terjadi sesuatu yang begitu buruk pada Satomi, suaminya. Shiory menggiring Maya untuk duduk di kursi.
"Duduklah Maya, tenanglah, walau...wawalau aku tahu bahwa ini sangat sulit bagimu, tapi bagi semua wanita ini pasti memang sulit!" jawab Shiory pilu.
Maya terdiam kembali...
Matanya tertuju pada pintu ruang operasi...
Di dalamnya ada sosok Satomi yang tengah berjuang untuk kelangsungan hidupnya. Demi istri dan anak yang sangat dia cintai...
Airmata menetes deras mengingat semua kenangan-kenangannya bersama Satomi. Perjalanan cintanya bersama pria tampan itu. Perjuangan Satomi agar dapat menikahi Maya. Perasaan yang begitu sangat dalam, Maya menyadarinya...
"Aku ingin kau baik-baik saja" gumam Maya seraya menangis tersedu. Shiory pun menjadi terharu dan menitikkan airmatanya tak sadar. Sembari mengusap pundak Maya berulang-ulang.
"Maya..." kata Shiory sedih.
Istri Masumi Hayami itu seakan memahami perasaan Maya. Pikirannya melayang pada sang suami yang sedari tadi sangat ingin datang ke rumah sakit, namun Shiory melarangnya. Shiory tidak ingin Maya dan Masumi bertemu dalam keadaan seperti sekarang ini. Walau dalam hati wanita cantik itu berharap Masumi dapat berada di sisi Maya di saat-saat seperti ini.

Ponsel Shiory bergetar kembali!!!
Masumi menelepon untuk ke sekian kalinya. Shiorypun berdiri dan memberi isyarat pada Maya bahwa ponselnya berbunyi. Maya pun mencoba duduk tegak tanpa sandaran dari Shiory. Matanya sembab dan tampak depresi. Shiory berjalan sedikit menjauh dari Maya. Sambil terus memantau keadaan dan gerak gerik Maya, Shiory menjawab ponselnya.
"Halooo Masumi...apa kau tidak bisa bersabar sebentar?" ujar Shiory berbisik.
"Bagaimana aku bisa tenang, Shiory?!?! Aku sangat paham bagaimana perasaannya, aku akan datang satu jam lagi...daan dan kau jangan coba menahanku lagi" ancam pria itu di suatu tempat.
"Taa...tapi Masumii...."

Tuuuuuuuuttttt!!!
Ponsel terputus!!!

Shiory menarik nafas panjangnya dan bersandar di dinding. Matanya kembali memandangi Maya. Sendu...

Bukan seperti ini yang aku inginkan Tuhan...
Bukaaaannn....bukaaannn....bukaaaaannnn...
Mayaaaa....maafkan aku...
Sepertinya kau terus bernasib buruk karena aku...
Maafkan aku...Maya Kitajima...

Shiory menghapus airmatanya dan melangkah mendekati Maya kembali. Maya menoleh dengan tatapan sendu dengan kehadiran Shiory. Ibu muda itu kembali mendekap Shiory erat. Kepalanya menggeleng beberapa kali, sementara airmata terus membasahi pipinya.
"Tenanglah Maya, aku mohon...percayalah Satomi akan baik-baik saja" ungkap Shiory menenangkan Maya.
Bibir Maya bergetar mendengar ucapan Shiory dan semakin mengeratkan dekapannya pada Shiory.

Sementara lampu ruang operasi masih menyala...
Satu jam telah berlalu...
Tangan Maya menjadi dingin tak sabar menanti operasi yang sedang dilakukan para dokter terhadap suaminya.

Satomi...aku mohon kuatlah...
Aku mohooonnn jangan menyerah...
Tuhaaannn beri kekuatan pada suamiku...
Tuhaaaannn tolong diaaaaa...

Maya menangis tersedu...
Shiory masih berusaha menenangkan Maya...
Tak...Tak....Tak!!!
Langkah sepatu seseorang mendekati keduanya. Semakin dekat dan semakin dekat. Shiory menoleh dan melihat Masumi, suaminya telah tiba tepat di sampingnya duduk. Pria itu berdiri dan menatap Maya lirih...
Namun Maya tidak menoleh sedikitpun. Dia terus menunduk dan bersandar di bahu Shiory. Masumi memberi isyarat agar diijinkan untuk duduk di sebelah Maya pada Shiory. Namun Shiory menunjuk dan memberi isyarat dengan bibirnya agar Masumi duduk di depan mereka. Masumipun mengerti dan mengikuti anjuran istrinya.
Kini pria itu berdiri dan melangkah ke depan tempat Maya dan Shiory duduk. Tatapannya terus tertuju pada Maya. Dan saat ini Masumi telah duduk tepat di depan deretan kursi tunggu tempat Maya duduk. Kursi-kursi itu hanya berjarak sekitar dua meter. Dengan leluasa Masumi memandangi Maya yang sedang bersedih. Melihat keadaan seperti itu Shiory tak tega melihat suaminya yang sedih dan bingung harus bagaimana. Wanita cantik itu meminta ijin pada Maya untuk ke toilet sebentar. Maya pun mengangguk pelan...

STILL LOVING YOUWhere stories live. Discover now